Hari ini Rasya tidak bisa tidur sama sekali. Dia terus mengelus perutnya yang sering mengencang itu.
"Nakk, kalian harus tunggu papa ya lahirny- aduduhh huhh huhh" bayi-bayinya menendang tak karuan. Dia memutuskan untuk duduk saja di kasurnya sembari mengobrol dengan anak-anaknya.
Kintan masih di rumah Rasya dan lebih sibuk mengurus 3 anaknya, jadilah Rasya selalu memanggil salah satu pembantunya untuk membantu melakukan aktivitas yang sudah sangat sulit dilakukan Rasya karna perut besarnya.
Beberapa hari lagi, Jac, suaminya akan pulang ke Indonesia, dan kemungkinan juga beberapa hari lagi Rasya akan melahirkan. Rasya sangat takut akan melahirkan sendiri tanpa suaminya. Di sisi lain dia mungkin akan minta bantuan Kintan untuk melahirkan, tapi dia juga takut akan disiksa seperti sebagaimana Kintan melahirkan kemarin.
Dari hasil pemeriksaan terakhir, kandungan Rasya seharusnya sudah memasuki waktu untuk melahirkan. Karna perutnya sudah terlalu turun dan terlalu besar.
—————
(Rasya POV)
Sudah beberapa hari ini perutku terus kram dan kencang. Perut bawahku sudah sangat nyeri seiring berjalannya waktu.
Aku sedikit terisak ketika rasa kencang di perutku datang. Sepertinya apa kutakuti beberapa waktu lalu akan menjadi kenyataan. Aku sepertinya benar2 akan melahirkan tanpa suamiku.
Aku mencoba menahan isakanku dan terus mengelus perutku yang besar dan kencang itu.
"Huhh huhhh" aku meringkuk dan memeluk sembari mengelus perut besarku arah memutar berharap rasa sakit di perutku menghilang.
Tokkk tokk tokk
Terdengar suara ketukan di pintu kamarku
"Siapaahh?"
"Ini Kintan"
"Masuk sajaah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Birth Stories
RandomJust a story with birth and pregnant scene 17+ be wise ya, readers💖 dont forget to follow and give vote and some comment! thx🙏