38

3.6K 226 9
                                    

🪓Typo manusiawi 🪓


















Dorr...

Suara tembakan yang di keluarkan dari senjata api kecil itu cukup membuat namjoon tersadar. Bahwa mereka akan kalah, namun tidak sepenuhnya menyerah.

"Ssshh...."

Namjoon mendesis lirih dengan kondisi terduduk di lantai dengan kedua tangan yang terus menekan luka yang berada di kakinya akibat tembakan kecil itu.

Pelurunya meleset tapi, peluru itu berhasil menggores dalam kaki namjoon sebelah kiri. Namjoon geram ini semua tidak berjalan sesuai rencananya padahal dua sudah merencanakan ini dengan sangat matang.

"Dasar bodoh! Kau pikir bisa mengalahkan ku namjoon? Kkk~~berpikirlah beribu-ribu kali sebelum menyerang ku!"

Namjoon menetap nyalang ke pada Shiro yang sedang berdiri angkuh di dihadapannya.  Dengan perawakan yang gagah dan pongah nya Shiro menyuruh para bawahannya untuk menyeret namjoon entah kemana.

.

.

.

.

Malam ini begitu indah dengan bulan yang bulat sempurna layaknya bulan purnama dengan warna nya yang bersinar terang. Sangat indah, di tambah dengan beberapa bintang yang bertebaran absurd mengelilingi bulan.

Jungkook menatap sendu ke arah bulan yang saat ini sedang menunjukkan keindahan dari pesona yang dia miliki. Jungkook merasa gelisah entah karena apa, seketika pikirannya kacau dan perasaan nya menjadi tidak enak.

"Kenapa? Apa yang terjadi, kenapa aku jadi segelisah ini?"

Jungkook berujar sendu ke arah angin malam yang menyejukkan, seolah meminta angin tersebut menyampaikan kegelisahan nya pada bulan yang saat ini sedang bersinar terang. Malam ini sungguh cantik dengan langit hitam namun terang dikarenakan cahaya bulan yang menemani, dan juga angin malam yang dingin tetapi menyejukkan.

Jungkook hanya dapat melihat keindahan itu semua dari dalam kamar ini. Di ruangan yang mewah namun pengap, terlihat nyaman namun terkekang, terlihat indah namun menyeramkan.

Jungkook selaku berujar dengan angin yang berhembus, meminta entah kepada siapa saja yang dapat mendengar suara hatinya. Jungkook hanya menginginkan taehyung datang menjemputnya, dan semua akan berakhir.

Namun nyatanya ekspetasi tak seindah reality yang terjadi. Semua berjalan dengan kehendak sang kuasa, dan kita sebagai pemeran atau boneka hanya bisa pasrah mengikuti alur sampai akhir.

Jungkook membawa tubuh lemasnya berjalan ke arah meja rias yang berada di kamar itu. Mengambil sebuah diary note dan sebuah pulpen yang dia simpan di dalam wadah make up yang entah ada apa saja.

"Mungkin sedikit menulis akan meringankan semuanya"

Malam terang dengan bulan yang cantik....
Bintang kecil yang menari di sekitar bulan yang menawan...
Angin dingin yang membawa sebuah ketengan...
Dengan bunyi berisik daun yang beradu karena angin yang mengguncang.....

Baby I Miss You [END] (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang