Dalam tidurnya seulgi merasa terombang-ambing. Merasa sedikit aneh iapun membuka matanya. Seulgi terdiam sesaat,terakhir kali ia tidur bersama sana di kamar hotel dan sekarang ia melihat hamparan langit yang masih gelap dan juga suara laut yang merdu. Seulgi tetap diam karena bingung antara nyata atau mimpi.
"Kau tidak mimpi,bangunlah" seulgi menengok ke sumber suara. Benar itu suara jimin,ia tersenyum tipis
"Kenapa aku disini?'
"Aku membawamu kesini"
"Kenapa aku tidak sadar?"
"Mungkin kau kelelahan" seulgi mengangguk pelan
Tapi selelah apa dia sampai-sampai tidak sadar saat di bawa dari kamar hotel,naik perahu,sampai tiba di tengah laut? Benar-benar tidur setengah mati. Entah ide darimana jimin membawanya ke tengah laut dengan perahu mesin kecil dan bahkan seulgi-pun tak mendengar suara mesim perahu kecil itu.
"Jimin,kenapa kau membawaku kesini?"
"Suara laut yang tenang dapat membantu melepas penat dan lagi kita bisa melihat matahari terbit secara lebih nyata"
"Itu yang selalu kita lakukan di pulau bukan?"
"Ya" seulgi dan jimin terkekah pelan. Saat terdampar di pulau,kebiasaan melihat sunrise dan sunset adalah kegiatan wajib mereka setiap hari.
Jimin mengambil selimut yang jatuh dibawah kaki seulgi. Ia membuka lebar selimut itu dan membalut seulgi dengan selimutnya."Maaf membawamu tiba-tiba. Kau pasti kedinginan"
"Tak apa" seulgi tersenyum tipis. Ia memandang langsung ke mata jimin,mereka saling bertatapan untuk beberapa detik.
"Kenapa?" Jimin mengelus rambut seulgi pelan
"Terima kasih" seulgi bergerak perlahan mendekat pada jimin. Ia bersandar pada dada bidang jimin dan dengan senang hati jimin mendekap seulgi. Menaruh dagunya di kepala seulgi.
"Sekarang jam berapa?"
"Jam 5,sebentar lagi matahari akan terbit" seulgi mengagguk pelan dan setelah itu ia kembali tertidur,
Jimin tersenyum tipis saat mendengar dengkuran halus seulgi.Jimin menatap seulgi sekilas yang tertidur dengan pulas,ia mengecup kening seulgi sesaat dan memeluknya lebih erat lagi. Mereka terus dalam posisi tersebut hingga mata hari terbit. Pancaran cahaya yang terang jatuh di hadapan seulgi,iapun terbangun masih di dalam pelukan jimin.
Tampaknya seulgi tak berniat melepaskan pelukan itu,ia merasa cukup nyaman dan aman disana. Jimin dan seulgi tak melakukan percakapan apapun,hanya 2 tubuh yang saling mendekap satu sama lain. Sinar matahari itu semakin meninggi dan hari mulai terlihat cerah.
Hamparan lautan luas dan sinar matahari yang baru terbit tampak seperti lukisan alam yang indah. Burung-burung tampak berterbangan membuat laut tampak hidup. Seulgi tersenyum tipis melihat pemandangan yang luar biasa itu.
Tapi tiba-tiba kepalanya memutar kata-kata yang pernah di ucapkan pembaca tarot'Mungkin kau akan menemukan cinta sejatimu di laut'
Hati seulgi bagai di sambar petir. Sontak ia melepaskan diri dari pelukan jimin dengan sekali hentakan dan hal tersebut membuat perahu kecil itu bergoyang cukup hebat.
"Seulgi-ah,ada apa denganmu?" Jimin tak bisa mengontrol wajah keterkejutanya
"Ah hehe tidak,aku sepertinya tertidur lagi dan mimpi buruk"
"Kau tertidur lagi? Bukankah sedari tadi matamu terbuka lebar?"
"Maaf terkadang aku tertidur dengan mata terbuka. Itu terjadi begitu saja saat aku sedang stress" ucap seulgi bohong dan jiminpun tampak percaya-percaya saja.
Seulgi mengutuk dirinya dalam hati,sangat tidak lucu jika mereka tercebur di pagi buta seperti ini. Mengingat kata-kata pembaca tarotpun terus terngiang dan seulgi tak tahu bagaimana harus bersikap pada 'cinta sejatinya' itu.
"Aku akan bakar ikan untuk sarapan"
"Y-y-ya,baiklah" seulgi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia benar-benar salah tingkah sekarang.
Jimin mengambil box di sampingnya. Ia membawa beberapa ikan setengah matang yang sudah di bumbui. Jimin mengambil salah satu ikan dan membakarnya dengan flame gun. Ikan tersebut terpanggang dengan sempurna dan wangi semerbaknya melayang di langit.
"Makanlah" jimin memberikan ikan bakar yang sudah ditusuk
"Terima kasih" seulgi meniup-niup pelan ikan tersebut dan memakannya dengan lahap
"Hmm ini enak sekali,cobalah" seulgi menyuapkan sepotong pada jimin
"Ya,sangat enak"
Merekapun tapak lahap memakan ikan bakar sampai benar-benar habis. Tak hanya makanan,jiminpun membawa air. Ia tampak benar-benar niat.
"Jimin,aku kagum padamu"
"Mengapa?"
"Walaupun terlihat mendadak kau menyiapkan seglanya dengan baik. Perahu kecil,ikan bakar yang lezat,bahkan minuman. Tak heran saat keadaan gentingpun kau menyiapkan segalanya dengan baik. Membawa koper penuh dengan makanan,setidaknya kita lumayan tertolong dengan perbekalan yang super mendadak itu. Siapa yang bisa lebih baik darimu dalam hal ini?"
"Aku hanya terlatih. Kau tahu sendiri seberapa kerasnya appa padaku. Ia selalu menuntutku untuk cepat tanggap"
"Di masa lalu itu tampak menyedihkan. Tapi sekarang sangat berguna,kau lebih dari bisa di andalkan"
Pipi jimin terasa hangat,menerima pujian seperti itu dari seulgi membuat darahnya naik ke pipi dengan cepat.
"Kalau aku terdampar dengan yoongi mungkin aku sudah mati" seulgi tertawa lepas,ia tahu betul bagaimana teledor dan emosi yang tidak stabil dari mantan suaminya itu.
"Suamimu memang yang terbaik" jawab jimin sarkas
"Sudah tidak!"
"Benarkah?"
"Yakk!! Tutup mulutmu!!"
"Bagaimana jika aku tidak mau?"
Seulgi sangat kesal ia hendak berdiri untuk menjambak rambut jimin namum kapal itu bergoyang,dengan sigap jimin menarik seulgi kembali duduk namun entah bagaimana tangan jimin tergelincir yang membuat posisi mereka saling tumpang tindih.
Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat. Wajah keduanya tampak memanas,dengan mata yang seolah tersihir pesona seulgi di bawah matahari pagi yang hangat iapun mendekatkan wajahnya. Jarak diantara mereka semakin menipis dan setelahnya bibir mereka saling bersentuhan.
Seulgi terkejut ia membuka matanya lebar,tapi di atasya jimin memejamkan matanya. Melihat itu mata seulgi perlahan-lahan terpejam. Bibir mereka saling bertautan untuk beberapa saat sebelum jimin melepasnya. Mereka saling bertatapan lagi.
Entah sejak kapan tangan seulgi sudah melingkari tengkuk jimin. Jimin menyadari itu dan tersenyum tipis. Ia menggosokan hidungnya pada hidung seulgi dengan lembut.
"Apa kau lebih baik sekarang?"
"Tentu saja" seulgi menangkup kedua pipi jimin dan mengelusnya lembut.
"Wajahmu tidak pernah berubah" seulgi tampak asik bermain dengan pipi jimin yang lembut dan putih
"Bahkan aku semakin tampan setiap harinya" mendengar itu seulgi terkekah
"Ck percaya diri sekali"
Waktu seakaan berhenti disini. Di bawah langit yang luas dan di atas lautan biru,mereka saling memandang dalam posisi tumpang tindih. Seulgi yang mengelus pelan pipi jimin dan jimin yang mengelus rambut seulgi dengan lembut.
Kapal laut yang baru saja memasuki perairan itu berbunyi secara tiba-tiba.
Mereka terkejut,jimin bangun dan iapun ikut menarik seulgi. Mereka bertatapan kembali dan terkekah malu. Jiminpun memutuskan untuk kembali ke pantai dan ia segera menyalakan mesin perahunya.Haii aku balik lg nih. Setelah sekian lama akhirnya ada uwu2nya jga🤭 menurut kalian ini udh sweet blm? Klo kurang nanti ditambahin lg dosisnya😂 aku kdng terlalu fokus ke alur cerita smpe lupa nyelipin ke uwuan yg hqq,besok2 diperbanyak deh. Ok jgn lupa votement ya gengs. See u on the next part🥰
-XOXO-
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear The Sea
FanfictionJimin terdampar di pulau terpencil dengan mantan kekasihnya,hanya berdua. Bagaimana jimin menangani hal itu? . . . . . Cast : - Park Jimin - Kang Seulgi - Min Yoongi (Suga) - Son Seungwan (Wendy) - Jung Hoseok (J-Hope)