02 : Brotherhood

23.3K 4.2K 673
                                    

Ruangan kepala sekolah, disitulah Jennie dan Hanbin berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan kepala sekolah, disitulah Jennie dan Hanbin berada.

Mereka duduk berdampingan, menaikkan dagu dengan angkuh, menatap pemilik jabatan tertinggi di sekolah dengan tatapan datar.

Kedatangan keduanya sempat membuat gempar. Pasalnya, dandanan mereka terbilang sangat, wow. Seluruh murid yang melihatnya bergunjing yang tidak-tidak.

"Jadi... kau kepala sekolahnya?"

Kepala sekolah itu mengangguk. "Y-ya, sebenarnya saya baru disini, menggantikan kepala sekolah yang dimutasi ke luar kota."

Jennie dapat melihat tampang mudah dibodohi dari wajah kepala sekolah itu.

"I dont care man," Jennie berbicara lirih, ia kemudian mengambil map cokelat berisi seluruh data diri Lee Taeyong, meletakkannya di atas meja kemudian. "Ini, data diri siswa yang akan pindah disini."

Kepala sekolah bername tag, Moon Taeil itu segera mengambil berkas yang diberikan oleh Jennie.

"Nyonya, saya paham kalau mungkin anak-"

"Aku walinya, dan jangan menyebutnya anak, karena aku masih perawan." Jawab Jennie ketus.

Membuat si marga Moon meneguk saliva lambat.

"B-baiklah, saya paham kalau," Moon Taeil melirik sekilas nama yang tertera di dokumen itu, "Lee Taeyong ingin pindah ke sekolah ini, tapi-"

"Berapa yang kau inginkan?" Tanya Hanbin, membuka suara, membuat Jennie menyunggingkan seringai tipis.

"Ya?"

"Aku tanya, berapa yang kau inginkan?"

"Maaf, saya tidak mengerti apa yang anda bicarakan Tuan." Moon Taeil tersenyum masam.

Suasana di ruangan itu nampak tegang.

Jennie sudah muak dengan semua ini, segera ia ambil dompet, mengeluarkan amplop hitam-warna kesukaannya, berisi sejumlah uang dengan nominal tinggi, meletakkannya di atas meja.

"Apa ini cukup?" Tanya Jennie.

Moon Taeil masih menyesuaikan keadaan. Ia juga harus memikirkan jabatan barunya.

"Nyonya, tapi saya-"

"Masih kurang?" Jennie mengeluarkan amplop hitam lagi dari dompetnya, kali ini isi di dalamnya lebih banyak, Jennie enggan menyebut nominalnya.

"Nyonya..."

"Masih kurang? Astaga, kau ini benar-benar." Jennie kemudian mengambil bulpoin dengan warna emas dipinggirannya, bersamaan dengan Hanbin yang meletakan kertas cek di atas meja.

"Tulis, berapa nominal yang kau inginkan. Ini penawaran yang terakhir, sebelum kau kehilangan segalanya, Tuan Moon."

Moon Taeil, hilang pertahanan. Setan bekerja dengan baik di sisi kanan kirinya. Ia segera merampas kertas cek itu dan mengambil bolpoin milik Jennie- menuliskan nominal yang diinginkannya.

Apart to come | Jaeyong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang