***
Mereka hening. Sunyi, tak ada suara.
Jaehyun hanya menatap kosong ke luaran melalui jendela mobil yang dikendarai oleh Hanbin. Lelaki itu duduk di jok belakang, dengan Taeyong yang berada di sampingnya.
Taeyong tak tau, harusnya saat ia mengatakan yang sejujurnya, Jaehyun akan merasa senang. Namun, ini di luar ekspetasi Taeyong.
Jaehyun mendadak diam. Tak membuka obrolan sama sekali, dan terkesan lebih dingin.
Taeyong tak tahu, tapi ia merasa takut dengan sifat Jaehyun yang sekarang.
Keheningan, membuat mereka tak merasa, kalau mobil yang dikendarai Hanbin sudah berhenti. Mengantarkan sang penumpang, untuk turun dari sana.
Jaehyun membuka pintu mobil, tak lupa ia memberi tundukan terima kasih pada Hanbin yang sudah mengantarnya.
Taeyong semakin bingung. Jaehyun sama sekali tak menatapnya, berpamitan padanya, atau apa pun itu.
"Jaehyun tunggu!"
Taeyong ikut turun dari mobil, mengejar Jaehyun yang berniat untuk naik ke gedung flat kecilnya.
"Jaehyun, kau kenapa?" Taeyong menghadang jalannya Jaehyun, membuat si lelaki yang sedari tadi mendiaminya menatap matanya.
"Aku lelah." Jawab Jaehyun, berusaha menghindari tatapan Taeyong.
"Tidak. Jaehyun jika lelah tidak akan bersikap dingin lebih dari ini padaku. Katakan Jaehyun, ada apa?"
Jaehyun masih enggan menjawab.
"Jaehyun.. apa kau marah karena aku adalah anak kecil yang waktu itu kau temui di gereja tua?"
Lagi, Jaehyun masih tak mau membuka suara. Ia menatap ke arah lain, apapun itu, asal jangan menatap Taeyong yang ada di hadapannya.
"Jaehyun, apa kau marah karena aku tidak sesuai dengan harapan ekspetasimu dalam 10 tahun ini? Apa aku masih sama seperti ketika kita terakhir bertemu? Atau, apakah kau membenci sifatku yang sekarang? Katakan padaku Jaehyun-"
"Ya."
Kedua adam itu berdiri hanya berjarak sekisar setengah meter. Dan Taeyong, ia dapat merasakan betapa dirinya bergetar lemah saat Jaehyun baru membuka suara.
"A-apa? A-apa maksud Jaehyun?"
"Ya Lee, aku membencimu. Aku menyesal karena aku sudah membuat janji bodoh itu. Aku menyayangkan, karena kau masih sama seperti yang dulu. Kau masih sama! Bahkan setelah 10 tahun berlalu! Tak ada yang perlu kau jelaskan lagi!"
Si mungil membuka mulutnya, kelopaknya terlihat bergetar menahan air mata, memandang Jaehyun yang baru saja berbicara sambil menaikkan nada.
"Tak ada wajah baru, kita sama! Kau, aku, kita sama! Aku menyesali ucapanku sendiri waktu itu, sampai-sampai membuatmu terobsesi untuk berubah, tapi nyatanya..."
Jaehyun menggeleng lemah, "... aku pun masih sama."
Manik serupa boneka itu mengeluarkan tetes air mata, Taeyong merasa kosong seketika.
"Jaehyun, apa ada yang mengganggumu? Aku bisa membantumu, tapi setidaknya-"
"Aku tanya padamu, apa kau bisa menyingkirkan bayang-bayang ayahku bahkan ketika aku sudah mengikuti saranmu untuk kabur darinya. Kau tau Lee? Justru aku semakin teringat padanya! Dia seperti mimpi buruk bagiku, datang setiap saat di dalam hidupku bahkan saat wujud nyatanya tak pernah nampak di hadapanku! Dia.."
Jaehyun menurunkan tangan yang sempat ia gunakan untuk menunjuk angin, "... dia tak membiarkan aku bahagia, sedikit pun."
"Jaehyun-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apart to come | Jaeyong [✓]
Fanfic[ DIBUKUKAN - PART LENGKAP ] "Si apatis Jaehyun, yang bertemu dengan bocah lelaki menggemaskan yang ia tak tahu, darimana asalnya." ©shnaxxya, 2020