10 MENYENTUHMU

163 4 2
                                    

'Hadeeehh kapan badanku bisa tinggi kek mbak-mbak sunosidi! Kaki jenjang mulus gitu ya! Kakiku kek gebuk maling kalo diliat-liat. Aku rasa makin hari makin turun ini tinggi badan, kalo dari dulu barang bawaanku berat mulu ya ya... Gak SD-SMP-SMA-Kuliah- Kerja sama aja barang bawaan kok makin banyak'

Aku mengerutu gak jelas sendiri dalam batin ketika berjalan menuju kelas Animasi.

Aku masih menenteng lighbox tipis nan slim dan ransel laptop yang cukup berat. Argh gak! Ini sangat berat! Aku mengeluh bertubi-tubi pagi ini.

Mungkin disini sudah nikmat komputer disediakan tapi aku sembari pelatihan masih pegang kerjaan freelance dan ngurus kelas online. Jujur memang aku sangat senang dunia seni ini makanya aku menikmati meski selelah itu. Ngeluh pasti. Tapi kalo nambah pundi-pundi rupiah tentu happy. Sejak sebelum aku berprofesi menjadi guru pun begitulah hidupku.  Ya sebagai desain grafis, masih ambil freelance, masih nerima orderan lukis atau digital illustration terkadang jualan bingkai. Kerja Ekstra!!! Yang penting happy!!!

Aku dan Kiki memasuki ruang kelas. Nyatanya masih sepi. Hanya Ada Mbak Disa, Tara dan Icha. Para pria animasi sepertinya masih sarapan di kantin asrama dan belum menuju kemari.

"Lee lee sini buru!" Pagi-pagi di kelas Mbak Disa uda heboh. Mataku masih sedikit ngantuk. Tanganku sesekali mengucek mata kanan dan kiri.

Lalu segera mendekat ke layar handphone miliknya.

"Opo'o sih mbak? Esuk esuk rame men." Ujarku.

"Iga mau bengi rupane lucu banget seh turu. Mau bengi dewe bertiga gawe surprise mergo deknen ulang tahun. Tak gugahi arek ee. Kene delok videone. Lucu ya." Mbak Disa mulai rame sambil nunjuk-nunjuk videonya.

"Moso aa mbak kalian rame ngono iku awak dewe ra ono sek krungu tekan nggone dewe." Kiki mulai bertanya-tanya.

"Cen dewe nek turu kek kebo ki ki" aku mulai ceplas ceplos.

"Ya Allah rupane Mas Agan nek turu lucu yoan kee.. kee delok en aaa rek!" Obrolan makin aja rame dah kayak pasar padahal cuma lima cewek di kelas ini.

Aku mulai menyalakan komputer meja barisan pertama. Mengelap meja dengan tisu seadanya. Lalu berjalan keluar ke tempat sampah membuang tisu. Lanjut ke toilet hanya cuci tangan saja. Keluar dari toilet di sudut pojok tangga selalu ada saja si kampret tukang sebat.

"LORO AAAA?"  Sapaku setiap melihat dia sebat. Suaraku memang nyaring jadi dia sedikit kaget karena tak mengetahui keberadaanku. Dia yang sedang ingin jongkok. Jadi sedikit mendongak ingin berdiri tapi kembali jongkok lagi.

"Astaga arek iki meneh... Pinter! iyo loro" Belum menyalakan korek gas. Dia sudah menarik lagi puntung rokok favoritnya. Mulutnya uda komat kamit gak terima aku sapa. Sepertinya memang dia baru saja sampai di gedung ini.

"Hahahahaha.. gaa.. gaa.." aku menggeleng-geleng dan berdecak.

"Opo seh lee.."

"Kamu ki sedino piro seh paling banter" tanyaku penasaran masih sambil mengeringkan tangan yang masih basah dengan kibas-kibas gitu aja.

"14" jawabnya singkat.

"Kurang-kurangi aaa ga mesakno awakmu"

"Perhatiane arek iki" ejeknya.

"HAAAIIIIISSSHHH MBOOOH." Jawabku cuek.

"Muthung rek". Matanya mulai melirik. Lalu menyalakan lagi rokoknya yang tadi belum sempat dia nyalakan.

 Lalu menyalakan lagi rokoknya yang tadi belum sempat dia nyalakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FIX YOU "Misi Menyebalkan 7 Hari" (NOVEL BERGAMBAR) | •revisi•Where stories live. Discover now