01

228 41 6
                                    

Debaran jantung yang bersahut-sahut itu nyata. Tsukishima bisa merasakannya sendiri ketika keduanya berpelukan, saling melepas rindu yang tidak bisa diungkapkan.

Lev memeluknya, tak peduli banyaknya orang yang ada ditempat mereka sekarang. Mereka saling memberi kehangatan, tak peduli ada tuan rumah yang bahkan mereka abaikan.

"Tsukki, aku benar-benar merindukanmu," kalimat itu kembali terulang, kali ini lebih jelas.

Tsukishima membalasnya, membisikkan sesuatu yang membuat semu merah diwajah Lev terlihat jelas.

______

Acara penyambutan kepulangan Hinata sudah selesai, Tsukishima menyusuri jalan bersama Lev yang terus memaksa. Jika bukan karena si rambut abu-abu itu, mungkin ia sudah merebahkan diri di apartemen yang beberapa bulan lalu baru ia beli.

Yamaguchi juga meninggalkannya dan memilih mengantar Yachi pulang dengan selamat, wajar karena keduannya sedang dalam proses sebuah hubungan.

"Tsukki, bagaimana keadaanmu selama 8 tahun ini?"

Hening sejenak, Tsukishima hanya melirik Lev dari ekor matanya. Si rambut abu-abu tersenyum lebar, bagi Tsukishima itu terlihat kekanak-kanakan melihat usia mereka yang sudah menginjak dewasa.

"Menurutmu?" bukannya menjawab, Tsukishima malah balik bertanya.

"Menurutku? Hm ...," mimik wajah Lev berubah serius, kemudian berganti lagi menjadi lebih ceria. "Kau terlihat lebih menarik dari sebelumnya, apa kau menggunakan produk perawatan kulit?"

Sejak kapan Lev belajar memuji orang?

Tangan Lev menggapai helai sewarna emas milik Tsukishima yang terpaku beberapa saat. "Rambutmu juga lebih halus, jujur dari tadi aku memang berniat memegangnya." Lev menyesap wangi rambut Tsukishima, kembali menghirupnya bau yang sering ia rindukan.

Rona merah menjalar dipermukaan kulit Tsukishima, ia segera menepis tangan Lev. Kemudian berbicara dengan nada terbata, "j-jangan sentuh rambutku!"

Lev tertawa.

"Apa pekerjaanmu?" kali ini Tsukishima lah yang bertanya.

Lev terharu, ia bahkan tak menyangka Tsukishima akan menanyakan hal itu. "Aku bekerja sebagai model salah satu Agensi di Rusia, kau tidak pernah melihatku dimajalah?"

Tsukishima menggeleng. Namun sebenarnya itu kebohongan besar, Tsukishima selalu melihat wajah Lev yang terpampang di majalah popular. Ia menemukan hal itu ketika tidak sengaja melihat salah satu rekan gadis sewaktu Kuliah memerkan hal itu, berkoar-koar bahwa Lev adalah tipenya dan calon suami masa depannya.

Waktu itu Tsukishima langsung menghadiahi gadis itu dengan sindiran tajam. Walaupun hanya sebuah omong kosong, tapi atas dasar apa gadis itu berfikir bahwa Lev akan menjadi pendamping hidup si gadis. Dan karena hal itu pulalah Tsukishima di cap orang paling menyebalkan se angkatan.

"Tapi masa kontrakku sudah habis," Lev kembali angkat suara. "Aku meminta Kuro-san untuk mencari apartemen yang bisa ku tinggali, dan kemarin aku baru saja pindah kesini."

"Kau tidak tinggal di Tokyo?"

Lev menggeleng, "aku punya satu apartemen di Tokyo dan juga disini, tapi aku meminta temanku untuk menempatinya."

Alis Tsukishima mengkerut, ia heran akan suatu hal. "Kenapa?"

"Kenapa apanya?"

Tsukishima berdecak malas, "kenapa kau lebih memilih tinggal disini?"

"Karena aku suka," jawaban dari Lev seperti biasa selalu mengganggunya. "Nah kita sudah sampai di apartemenmu!"

Ya mereka sudah sampai di apartemen Tsukishima, bahkan tepat didepan pintu.

"Kau tidak pergi?" tanya Tsukishima.

Lev menggeleng, "aku ingin melihatmu benar-benar pulang dengan selamat."

"Aku sudah didepan pintu!"

"Iya, nah silahkan masuk."

Tsukishima mendengus, tidak bertemu selama bertahun-tahun ia tak menduga Lev akan semenyebalkan ini. Jadi ia lebih memilih melambaikan tangan pada Lev kemudian masuk ke dalam apartemennya.

Lev sendiri masih berdiri didepan pintu, kemudian tersenyum dan beralih ke pintu disamping milik Tsukishima. Ia mengeluarkan kunci dan membukanya.

Tapi sebelum itu. "Kei ...."

-TBC-

Uwow, emang agak ooc tapi biarlah.

Tinggalkan jejak bagi penumpang kapal.

See you~

TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang