author's note :
Please welcome (again), Ino, Sakura, Kakashi, and... Konohamaru & Shiho!
-----
"Aku belum pernah melihat petunjuk seperti itu sebelumnya," kata Shikamaru, keningnya mengerut. Tangannya mengusap dagunya seiring kedua mata coklatnya menerka-nerka sejumlah foto mencurigakan di atas meja Kakashi.
Dua mayat misterius yang ditemukan tewas di perbatasan Negara Api dengan luka-luka tak masuk akal pada sekujur tubuhnya. Hasil autopsi mengatakan keduanya mati karena racun, akan tetapi Shikamaru melihat postur aneh dari mayat-mayat itu.
"Keduanya tidak memiliki identitas," ujar Kakashi, melipat kedua tangannya di bawah dagu, "Namun kematiannya mencurigakan. Ada bintik-bintik gigitan yang tampaknya sengaja dibuat di sekitar dadanya."
"Aku berpikir demikian pula, Hokage-sama," Shikamaru masih memicingkan mata. Matanya terus berfokus pada pola yang berbeda di dada mereka. Ia mengangkat wajahnya, "Apakah ini adalah sebuah pesan?"
Kakashi mengangguk, "Aku mencurigainya seperti itu. Apa kau punya asumsi, Shikamaru?"
Shikamaru menatap dua mayat pria yang pucat. Tubuhnya abu-abu tanpa luka mencurigakan, kecuali bintik-bintik itu. Seorang pembunuh tiada mungkin memahat pola seperti itu begitu rapi dan teliti. Pasti ada yang ingin disampaikan kedua orang itu ke Konoha.
Atau luar Konoha.
Shikamaru menilik foto itu lagi, kemudian mengambil fail coklat itu dan mengambil banyak barang bukti yang diserahkan oleh tim forensik.
Shikamaru meraih plastik yang berisikan sebuah pulpen, lalu bergantian meraih plastik lainnya yang mencakup sebuah kotak permen, korek api, lensa kontak, dan tusuk gigi.
"Sepertinya keduanya adalah penduduk biasa. Pertanyaannya, dari mana dan kenapa bisa mati mengenaskan?" Kakashi berpendapat, melirik Shikamaru yang masih berpikir keras.
Shikamaru tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan, sampai ia meneliti kotak permen itu sekali lagi.
Ia teringat sesuatu.
"Kakashi-sama," wajah Shikamaru menjadi serius, "Saya pernah melihat simbol ini. Saya benar-benar ingat."
Kakashi memajukan tubuhnya, "Dari mana asalnya, Shikamaru?"
Shikamaru mengenakan sarung tangan sebelum membuka plastik itu dan mengambil barang bukti, "Desa kecil di dekat Sunagakure. Pasti keduanya dari sana. Aku melihat sepintas kedai-kedai di sana, dan aku ingat betul simbol ini sama persis dengan kedai yang kulihat bersama Temari."
Kakashi menatap Shikamaru serius saat Shikamaru mulai membuka kotak itu, mengeluarkan beberapa permen berbentuk kacang berwarna-warni, tepat di atas meja Kakashi.
Kakashi mengamatinya dengan seksama. Tampaknya hanya permen biasa. Sang Hokage meraih sebutir permen itu dengan tangannya yang terbalut sarung tangan, lalu menelitinya dari dekat, mencium dengan indranya yang tajam.
"Tidak. Tidak beracun."
Shikamaru mengangguk, "Sepertinya tidak. Tapi permen ini menunjukkan asal muasal kedua pria itu."
Kakashi menggeleng, "Mereka hanya anak-anak."
Shikamaru mengangkat alis, "Anak-anak?"
"Ya. Usianya begitu muda."
"Tapi... anatomi tubuhnya...."
"Aku tahu, tapi itu yang dikatakan tim forensik. Mereka juga menganggap ini janggal, tapi mereka bilang, seluruh fungsi tubuhnya menandakan bahwa mereka adalah anak-anak usia tiga belas tahun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Survival
FanfictionKehidupan pernikahan harus disiasati dengan strategi brilian dan bijaksana agar kau tidak mati di tengah-tengah perjuanganmu. Apalagi kalau istrimu adalah Sabaku no Temari yang hobi sekali melayangkan pukulan dari kipas raksasanya. Aturan pertama :...