author's note: hi guys!
Maaf atas keterlambatannya (yg akan dijelasin abis kalian baca ini ya, langsung sajaa)
Please welcome... Rock Lee & Aburame Shino!
-------
"Tadaima."
Shikamaru melepaskan alas kaki tatkala dirinya melangkah ke atas parket yang begitu hangat di tengah-tengah musim hujan ini.
"Okaeri," jawaban wanita yang terdengar sedang repot-repot memasak di dapur membuat Shikamaru mendekat ke sumber suara.
Pria itu mengutas sebuah senyuman simpul saat matanya menangkap Si Nyonya sedang mencicipi sup dari panci dipenuhi asap, mengeluarkan aroma semerbak yang menggugah selera.
Perut Temari kini mulai menunjukkan tonjolan kecil yang sungguh manis bagi matanya. Usia kandungannya sudah empat bulan, dan Shikamaru merasa tak sabar tiap harinya menanti sang buah hati.
"Masak apa, Temari?" Shikamaru memeluk Temari dari belakang, mencium pipinya lembut.
Temari tersenyum, "Sup ikan kesukaanmu. Kau belum makan, 'kan?"
Shikamaru menggeleng, tersenyum. Temari menyuguhkan satu suap untuk dicicipi, dan Shikamaru langsung menangkapnya dengan mulutnya, mengangguk-angguk setuju dengan rasa nikmat yang selalu bisa diciptakan oleh Temari melalui masakannya.
Shikamaru kembali menyandarkan dagunya di atas pundak Temari, dan membelai lembut perutnya yang selalu mencuri perhatiannya tiap hari.
Temari selalu menjaga postur tubuhnya tetap sempurna. Selalu ideal meski tengah mengandung. Walaupun Temari selalu tak percaya diri.
Entah bagaimana lagi Shikamaru harus mengatakan bahwa Temari terlihat jauh lebih sempurna.
"Minggir," Temari bergurau sembari menyikut ringan perut suaminya. Tangannya sudah menggenggam panci panas yang siap dihidangkan.
Shikamaru menyingkir dan menyelipkan dua tangannya ke dalam saku, tersenyum melihat Temari yang berlalu ke arah ruang makan dengan sehat dan bugar.
Di bulan keempat kehamilan Temari, Shikamaru merasa begitu lega karena istrinya tak lagi mengalami gejala mual.
Ini semua tak lepas dari bantuan Yoshino, ibunya, yang kerap kali menyabarkan hati dan meluangkan tenaga untuk mampir ke rumahnya untuk memeriksa keadaan Temari, tak jarang pula memasak untuk mereka.
Ada nilai plus dan minus untuk Shikamaru sejak Temari berhenti mual-mual.
Nilai minus-nya, Shikamaru tidak bisa dapat makan gratis lagi dari ibunya.
Hanya itu.
Nilai plus-nya mungkin dapat begitu banyak disebutkan. Nilai-nilai yang menguntungkan Shikamaru sebagai suami yang sangat patuh pada istrinya.
Pertama, tidak ada lagi Temari yang tiba-tiba muntah saat berbicara dengannya dan mengeluarkan isi perutnya tepat pada tangannya.
Atau wajahnya.
Shikamaru tidak bisa marah. Hanya terdiam dan meratap pada Tuhan, mengapa dari semua sudut di ruangan rumah, harus wajahnya yang kena.
Kedua, Temari tidak lagi cemburuan. Tidak hanya Shiho yang menjadi kambing hitam kesalahpahaman berkat ulah Kakashi-sensei yang macam-macam, tapi juga Temari pernah mencurigainya dengan Kurenai-sensei. Entah apa yang ada di pikiran Temari sampai-sampai menuduhnya menikung almarhum sensei-nya sendiri.
Keposesifan Temari benar-benar di luar batas waras.
Tidak hanya wanita, Temari bahkan mencemburuinya saat Shikamaru pergi misi dua hari--dua hari saja--dengan Kiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Survival
FanfictionKehidupan pernikahan harus disiasati dengan strategi brilian dan bijaksana agar kau tidak mati di tengah-tengah perjuanganmu. Apalagi kalau istrimu adalah Sabaku no Temari yang hobi sekali melayangkan pukulan dari kipas raksasanya. Aturan pertama :...