"𝙺𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚔𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚛𝚐𝚎𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚕 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛, 𝚔𝚊𝚞 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚜𝚒𝚊𝚙 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚘𝚛𝚋𝚊𝚗𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚕 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛 𝚙𝚞𝚕𝚊."
Just a random book, everything about Kim Valda as an Author.
Part of "𝐂𝐀𝐍'𝐓 𝐖𝐄...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dapat inspirasi darimana ide cerita itu?"
Mengapa warna putih? Karena pada tahap ini (Awal), biasanya para penulis akan membayangkan masa depan nasib kepenulisannya secara buram di awal. Belum terlalu jelas karena pengalaman yang minim namun itu tetap putih—rasanya seperti kita bermimpi, berharap, dan berusahan. Rasanya seperti ada panggilan magis yang memberikan dorongan bagi kita untuk menulis. Bagaimana datangnya? Tentu saja beragam. Ada yang ingin menulis karena bosan, ada yang memang tertarik untuk menjadikan hobi, ada yang terinspirasi dari penulis idola, ada yang tertarik menatang diri buat bergabung kompetisi dan banyak lagi. Putih. Sungguh random.
Menulis itu untukku pribadi adalah self-healing di mana aku bisa menemukan ketenangan, kesembuhan, kelepasan di dalamnya. Melalui itu kita bisa mencurahkan harapan, menyampaikan perasaan dan menjadikan ajang curhat curian yang secara tak langsung memberikan kelegaan.
Setelah melewati zona pembukaan itu, tibalah si calon penulis pada pertanyaan umum; "Dimana aku bisa menemukan inspirasi sebagai ide cerita?"
Ah, aku tahu beberapa dari kalian pasti penasaran untuk mendengar jawaban dariku langsung. Kendati aku sudah menerbitkan 50 karya dalam duniaku, aku masih sering merasa tak layak menyandang sebutan Author pada namaku. Bagaimana bisa aku menemukan inspirasi yang sedemikian banyak, saat yang lain mungkin telah berusaha melancarkan berbagai cara demi mendapatnya?
Bagaiamana caraku menjelaskannya? Ini cukup rumit. Dalam kasusku, aku terinspirasi dari buku Author hebat yang kusukai. Aku bukan memplagiat, ini dalam artian yang berbeda. Plagiat atau menjiplak artinya kita menyalin habis hak cipta orang lain (narasi, rangkaian kata, konflik serta ending) mungkin beberapa hanya mengganti nama tokoh, lalu setelahnya mengaku bahwa itu adalah karyanya. Uh, itu busuk sekali, menyakitkan. Itu jelas bukan terinspirasi namanya.
Lantas, bagaimana terinspirasi itu? Terinspirasi untukku adalah ketika kita tergerak untuk mengembangkan suatu kisah yang baru dari sebagian kecil yang sudah kita baca. Contohnya seperti genre. Buku kesukaan kita bergenre fantasi dengan konflik family life yang berakhir sad. Nah, mendadak kita jadi tertarik untuk menuliskan genre fantasi juga. Namun dengan konflik romansa yang berakhir happy-ending. Lalu, kita membuat garis besar, klimaks cerita dan endingsesuai selera kita. Bukankah itu sangat berbeda? Kalau begini jelas bukan plagiat namanya.
Ada yang ingin contoh lain? Atau yang lebih spesifik. Saat kita menyukai cerita thriller bergenre romansa dengan latar school life, kita jadi tertarik untuk menulis kisah thriller juga, tapi dengan konsep brothership hangat dengan latar dunia hiburan/peridolan. Itu pasti jauh berbeda. Percayalah, karyamu mungkin bisa kau jadikan lebih baik saat kau sudah belajar banyak dari bacaanmu. Langkah selanjutnya adalah konsisten dengan out-line yang telah kau susun untuk kau kembangkan gaya menulismu sendiri. Lihat? Kau sudah berkarya dari sini. Selamat! Namamu pasti telah terdaftar dalam buku deretan nama para Author hebat.
Dan lagi, percayalah. Biasanya saat seorang penulis telah menyelesaikan satu saja mahakarya tulisannya, otaknya tak akan bisa berhenti dan bersantai dari ide-ide lain yang bermunculan. Malah tak jarang, beberapa Author nekat dan berani meluncurkan ceritanya yang lain sebelum satu cerita pertamanya beres.
Ah, ini sih, pengalamanku sendiri.
Aku mengawali karir menulisku di suatu platform menulis online, Wattpoo. Nah, aku adalah salah satu penulis yang kelewat gigih menyelesaikan tulisan-tulisan yang sudah kumulai (Kendati jumlah reads pada keterangan buku saat itu terus melulu 0), aku melanjutkan semua tanpa beban. Meski tak jarang aku sedikit terpuruk saat di pertengahan.
Intinya, dari mana pun dan apa pun inspirasi menulismu, jangan ragu dan malas buat mengembangkan! Mereka semua (Ide-idemu itu) memerlukan seseorang untuk menumpahkan itu ke dalam sesuatu yang abadi dan bisa dikenang banyak orang. Bahkan namamu bisa menjadi sejarah! Itulah tulisan.
Yang terpenting adalah yang sudah kujelaskan sejak awal. Hindari plagiarisme. Karena itu adalah tindakan kejam yang bisa menyakiti perasaan orang lain.
Who knows? Aku sendiri sempat berpengalaman menjadi salah satu korban akan hal itu.