BLUE : THE POWER OF PRECIOUS PEOPLE'S SUPPORT
Rasa suka itu tidak bisa dipaksa. Kalau suka ya suka. Kalau tidak ya tidak. Itu sama seperti membaca cerita. Kalau kau menyukainya, kau pasti akan bertahan dengan kisahnya mau sepanjang apapun bahkan jika harus merogoh kocek sekalipun. Kau tidak akan ragu.
Tapi, kalau kau tidak suka. Menoleh dan mengintip saja kau tidak selera.
Percayalah. Karyamu yang kau sendiri anggap tidak bagus, tidak layak, dan tidak ada apa-apanya itu pasti ada yang menyukainya jika kau mau dan lebih niat memperkenalkannya. Mungkin ini seperti sebuah cerita menggantung yang sempat aku tulis di buku harianku jaman SD dahulu. Ibuku tidak sengaja membaca saat aku sedang tidur pulas karena demam, dan mengaku penasaran dengan cerita yang selalu kusebut abal-abal hingga sekarang itu. Ibu memintaku melanjutkan menulis ending cerita itu ketika aku bangun, dan apa yang terjadi setelahnya? Aku kembali jatuh tertidur dengan suhu badan meninggi. Demamku malah jadi parah karna syok. Ah, kenangan lama. Dasar ibuku.
Namun apa yang terjadi bertahun-tahun kemudian? Hatiku tergerak untuk menyentuh tulisan menyedihkan itu lagi, merevisinya ke dalam teknologi lebih modern yakni ke dalam laptop saksi perjuanganku. Memublikasikannya ke dalam media menulis online, dibaca lebih banyak orang hingga sampai ke titik di mana penerbit melamar karya itu untuk terbit dalam bentuk fisik yang bisa digenggam penggemarku. Menjadikan mimpi memandangi buku itu terpajang dalam rak toko buku seberang sekolahku menjadi kenyataan. Dan membuat bara api semangat kian tumbuh seiring berjalannya waktu.
Jangan salah. Setiap penulis pasti akan menemukan para pembaca yang kemudian akan kau sebut sebagai "penggemar". Ada banyak kategorinya. Beberapa penggemar terkadang hanya mengagumi tulisan dan kekhasan cerita, beberapa ada sampai bucin berat dengan Author-nya-ah, ini sih pengalamanku. Punya sasaeng yang sampai rela memanjat jendela kamarku yang terletak di lantai dua bangunan rumahku. Psst, jangan sebut namanya. Kasihan nanti dia tersedak.
Oh? Apa kita lupa? Dia kan punya panggilan kesayangan dari kita semua; "Manusia es keramat". Xixixi!
Nah, seperti manusia yang satu itu.
Mungkin sejujurnya penggemarku tidak banyak. Hanya satu-dia. Dan aku terus berjuang demi memuaskan dan menghargai dukungan yang dia berikan.
Blue Stage biasanya berupa tahapan di mana kau akan mendapat setitik cahaya yang menyemangatimu luar dalam, secara jasmani dan rohani. Sehingga membuatmu seperti melangkah lebih ringan. Menulis lebih bebas. Dan mendapat hasil yang membuatmu sukses mengulum senyum.
Biru; warna sejuk yang memberikan rasa aman.
Mereka. Para pembaca dan penggemarmu, yang akan memberikan rasa aman yang dimaksud.
Hanya mereka obat dan kekuatan untukmu berkarya.
Jadikan mereka salah satu alasanmu.
And fighting for those your reasons!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] VALDA THE AUTHOR
Aléatoire"𝙺𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚔𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚛𝚐𝚎𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚕 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛, 𝚔𝚊𝚞 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚜𝚒𝚊𝚙 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚘𝚛𝚋𝚊𝚗𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚕 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛 𝚙𝚞𝚕𝚊." Just a random book, everything about Kim Valda as an Author. Part of "𝐂𝐀𝐍'𝐓 𝐖𝐄...