YELLOW : THE MOST CONFUSING TIME
Kuning selalu berarti carefull (hati-hati). Kuning berarti waspada. Warna yang membuatmu harus memiliki banyak pertimbangan sebelum melakukan, memulai atau memutuskan sesuatu.
Nah, dalam konteks sebagai seorang penulis, Yellow Stage mungkin adalah suatu tahapan confusing di mana si penulis mesti berhati-hati dalam memutskan sesuatu sebab semua ada resikonya. Mulai dari yang sederhana, keputusan untuk memulai suatu kisah baru, pertimbangannya; karakter tokoh baru yang kita bawakan, konsep, latar dan konflik—akankah kita sanggup membawakan dengan baik? Akankah pesan dari kisah yang kita tuliskan akan tersampaikan? Ataukah hanya bagai angin lalu bagi yang menikmatinya?
Itu yang sederhana.
How about more serious thing?
Ah, daripada menyebutnya lebih serius, aku lebih setuju menyebutnya "paling serius". Mengapa? Karena contoh yang akan kuberikan berikutnya sudah bagaikan penentu nasib akhir si penulis.
"Apa aku berhenti menulis saja, ya?"
Ada banyak pemicunya, beberapa terkadang kelewat sepele; ah, tidak ada yang mau membaca karyaku. Ah, terlalu banyak komentar kebencian. Ah, aku punya kesibukan dunia nyata. Ah, aku tidak punya waktu.
"Apa aku berhenti menulis saja, ya?"
"Capek ah, nulis terus."
Toh, tidak ada yang menghargai.
Hey, teman. Oke. Aku tak akan menyalahkanmu jika pikiran demikian pernah menghampiri hati kecilmu, atau kau nyaris mengalaminya? Atau kau sedang mengalaminya? Jangan takut. Itu adalah hal yang wajar terjadi. Manusiawi. Manusia normal akan mengalami masa-masa di mana ia akan bosan, jenuh, lelah, dan hampa dengan yang sedang ia jalani. Sekalipun yang ia perjuangkan itu merupakan hal yang ia cintai. Menulis contohnya.
Kau tidak bisa terus melulu bahagia dan senang saja dengan itu. Kau akan sampai pada momen di mana kau butuh istirahat, penyegaran pikiran, dan relaksasi diri. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Ambillah waktu untuk itu semua. Sebentar atau lama, just take your time, and comeback with the best version of yourself.
Hiatus.
Kamu memerlukannya untuk memulihkan kembali kerjamu, untuk meluruskan apa yang salah, untuk mengintropeksi diri dan pencarian ketenangan hakiki.
Bagaiman cara Kim Valda mengisi kesempatan Hiatusnya dari menulis? Ah, aku hanya melakukan hobiku yang lain. Biasanya aku menulis di sela kesibukan sebagai pelajar (setelah mengerjakan tugas sekolah atau setelah tidur siang). Maka aku mengganti kegiatan menulis itu dengan hobi lainku; menggambar dan menyanyi karaoke sampai suaraku serak dan hilang.
Yellow Stage biasanya berupa masa penentuan dan perenungan, apakah penulis berani untuk mengambil sebuah pilihan besar dengan karya yang lebih memuaskan, atau ia berhenti dalam keterpurukan dan memilih tenggelam dalam hal lain (?)
Bukan. Bukan salahmu jadi memutuskan berhenti dari menulis setelah Hiatusmu. Itu keputusanmu. Aku punya seorang kenalan yang dulunya seorang Author juga. Dia berhenti karena suatu kendala dan alasan tertentu—paling dasar; keterpurukan. Ia memutuskan untuk meninggalkan dunia tulis dan beralih ke dunia terjemahan, menerjemahkan novel dari bahasa ke bahasa. Ouh, itu tidak mudah. Dia bilang dia punya kesenangan tersendiri daripada membuat sebuah kisah dan skenario sendiri seperti menulis. Dia merasa seperti menemukan dunianya dalam menerjemahkan kisah yang sudah ada. Menikmati, sekalian menyusun ukang dalam bahasa tertentu sehingga dapat dibaca lebih banyak orang.
Bukankah itu hal yang tidak kalah bagus?
"Tapi kan menerjemahkan juga tidak jauh berbeda dari menulis."
Salah satu kenalanku yang lain ada juga yang beralih dari menulis ke dunia desain, fotografi, ataupun editing. Itu kenalanku. Mungkin lebih banyak orang ada yang mengganti hobi menulis dengan hal-hal dalam bidang lain lebih banyak lagi.
Biasanya Hiatus akan membantumu menemukan jawaban. Gunakan masa Yellow Stage mu dengan hati-hati. Jangan sampai salah-salah mengambil keputusan.
Jika kau memutuskan bertahan. Please comeback with the best of you.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] VALDA THE AUTHOR
De Todo"𝙺𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚔𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚛𝚐𝚎𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚕 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛, 𝚔𝚊𝚞 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚜𝚒𝚊𝚙 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚘𝚛𝚋𝚊𝚗𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚕 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛 𝚙𝚞𝚕𝚊." Just a random book, everything about Kim Valda as an Author. Part of "𝐂𝐀𝐍'𝐓 𝐖𝐄...