Tak apa bila aku hanya menjadi pelampiasanmu, setidaknya aku pernah merasakan dekap pelukmu.
-Alinka Adisti Amanda-
🌻🌻🌻
"Rey berhenti." ucap Alin seraya memukul pundak Rey.
Refleks Rey pun berhenti secara mendadak.
Tinnnnn
"Woi, kalo bawa motor yang bener. Nyelakain orang tau ga." maki pengendara mobil yang berada tepat dibelakang Rey.
"Bacot, pergi lo." jawab Rey sinis.
Pengendara mobil tersebut langsung pergi, walaupun masih menggerutu.
"Maaf Rey, ini salah Alin." sesalnya seraya menunduk.
"Iya, kali ini lo emang salah." pertegas Rey.
Alin pun semakin menundukkan kepalanya, ia tidak berani untuk menatap sang lawan bicara.
"Gue bakal marah, kalo lo terus nunduk kaya gini." ucap Rey dengan datar.
"Gue tadi udah bilang, harga diri lo itu tinggi, jadi jangan pernah nunduk lagi." lanjut Rey.
Alin pun langsung mengangkat kepalanya, menatap ke arah Rey.
"Bagus" gumam Rey yang masih bisa didengar oleh Alin.
"Kenapa?" tanya Rey.
"Apanya yang kenapa Rey?" jawab Alin kebingungan.
"Bodoh."
"Alin ga bodoh tau!" balas Alin kesal.
Hening, Rey hanya diam mendengar jawaban Alinka yang sedikit meninggikan volume suaranya. Seperkian detik selanjutnya, mata Alin melotot, sepertinya ia baru menyadari ucapannya tadi. Mampus lo Alin haha.
"Rey maaf, Alin ga bermaksud ngebentak Rey. Alin itu ga sadar cuma refleks aja, suer." jawab Alin seraya tangannya membentuk huruf V.
Rey hanya memutar bola matanya malas.
Sudah jelas-jelas tadi Alin membentaknya, tapi bilangnya ga sadar, aneh pikir Rey."Rey jangan diam aja, Alin minta maaf." sesal Alinka.
"Lo, kenapa nyuruh gue berhenti." potong Rey.
"Oh iya lupa hehe, bentar ya Rey, Alin telfon mama dulu." cengirnya. Rey hanya menganggukkan kepalanya.
Kemudian alin sedikit bergeser dari samping Rey untuk menelfon mamanya, tetapi Rey masih bisa mendengar apa yang Alin ucapkan.
"Assalamualaikum ma."
"......"
"Iya ma, ini Alin lagi di jalan kok."
"......"
"Iya ma, Alin cepat pulang, mama jagain oma dulu ya." setelah itu panggilanya terputus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alinka
Teen FictionLuka, satu kata memiliki berjuta arti bagiku. Dia yang menjadikan ku asing di dunia ku sendiri. Ia yang membahagiakan ku dan menjatuhkan ku di hari yang sama, tetapi hanya dia yang setia bersama ku. - - Aku tak marah jika kamu terus memperhatikannya...