"Halo kantor polisi"
"Ada yang bisa kami bantu?"
"Mm.. saya melihat seseorang tergantung..."suara helaan nafas berat, membuat jeda beberapa detik.
"Tergantung di dalam rumah kosong di..." helaan nafas kembali membuat jeda, diikuti isak kecil.
"Sekarang mbak tolong tenang dulu. Bisa tolong beritahu sekarang anda ada di mana?"ujar operator berusaha menenangkan.
"Saya sekarang berada di Artemisia di jalan Annual rumah nomor 23, sebelum jalan tanjakan"
"Baik kami terima laporan anda. Dengan siapa?"
"Zoe- Zoenora Yonda"
"Baik terimakasih. Petugas kami akan sampai di sana sekitar 10 menit. Ada seseorang yang bisa dihubungi mbak?"
"Ada" suaranya terdengar bergetar.
"Baik tolong hubungi seseorang yang bisa menemani selagi kami menuju ke sana. Tolong tetap terhubung dengan kami hingga petugas sampai"👻👻👻
24 Desember 20xx
Pukul 21.00
(Satu tahun sebelum masa kini)Malam itu tiba-tiba kantor polisi kami mendapatkan panggilan yang melaporkan sebuah tubuh tergantung di warung yang terbelangkai. Lokasinya berada di dekat kosan yang kutempati. Kebetulan malam ini aku sedang berjaga dan ditugaskan untuk melihat lokasi. Di temani Komar-juniorku- kami langsung meluncur ke lokasi.
Perjalanan ke lokasi kurang lebih memakan waktu 10 menit. Jalanan lenggang dan sepi. Udara juga terasa lembab dan mengeluarkan aroma khas setelah hujan. Beberapa jalan juga berlumpur dan beberapa genangan air di sana-sini yang juga tidak hati-hati bisa membuat suatu hal buruk terjadi.
Setelah sampai di lokasi aku segera memarkirkan mobil patroli di tempat yang agak jauh dari rumah itu. Kami segera keluar dari mobil dan mengeluarkan peralatan dari dalam bagasi.
Keadaan jalan gelap dan hanya ada bebrapa lampu penerang jalan di sepanjang jalan yang kami lalui.
Aku melihat seorang gadis muda, kira-kira anak seumuran anak SMA sedang meringkuk di bawah lampu jalan ditemani seorang gadis yang terlihat sedikit lebih tua. Aku segera berlari keluar menghampiri mereka.
"Zoenora?"tanyaku pada mereka.
"Benar" jawab gadis yang lebih tua.
Sementara yang satu lagi badanya bergetar dan menangis dalam diam. Hanya terdengar isakan kecil dan nafas tersenggal dari gadis itu. Ia terlihat kacau."Saya Ryan dari kepolisian. Kalian tolong ikuti rekan saya dan mengisi beberapa laporan" aku menunjukkan tanda pengenalku dan mengarahkan mereka untuk mengikuti Komar. Kedua gadis itu mengangguk pelan.
"Komar tolong tanyai mereka dan panggilakan tim forensik segera"
"Baik detektif" segera setelah itu Komar pergi bersama gadis-gadis itu ke mobil patroli.Aku segera memakai sarung tanganku, penutup kepala, serta masker. Hatiku berdebar kuat.
Saat aku membuka pintu. Jenazah itu tergantung di tengah ruangan. Wajahnya tertutup rambut panjangnya. Dibawah jenazah itu terdapat kursi yang jatuh kesamping.Aku berjalan mendekat dan kusingkapkan rambutnya.
"Hah!"aku terkesiap.Wajah yang tak asing. Aku sering melihat wajah gadis ini. Wajah yang selalu kulihat setiap hari. Anak bungsu pemilik kosanku. Rev.
KAMU SEDANG MEMBACA
Au Revoir [Hiatus]
Mystery / ThrillerSatu, dua, tiga, empat entah sudah berapa banyak mereka yang aku 'tolong'. Aku juga tak lagi ingat berapa banyak. Setiap kali 'kutolong' kenapa wajah mereka menjadi takut? Ah, mungkin karena bajuku berwarna merah?