5.0

32 5 4
                                    

7 Januari 20xx
(11 bulan sebelum masa kini)

30 menit sebelum pelajaran pertama dimulai...

"Selamat pagi semuanya!"seru El ketika baru saja sampai di kelas.

"Morning!"balas teman-temannya.

El tersenyum lalu berjalan menuju bangkunya di dekat jendela, tepat bersebelahan dengan Dan.

"Pagi cantik!"sapa Julie sambil membalik kursi di depan bangku El.

"Kebiasaan nih. Tugas math kan?"
"Hehe... bagi dong kurang nomer lima"
"Bukan kurang nomer lima tapi, kurang lima"sewot El.
"Ya ampun cantikku. Nanti aku beliin es krim dikantin deh"bujuk Julie
"Deal yang oreo"
"Oke"
El pun segera mengeluarkan buku tugas matematikanya yang bersampul pink dan menyerahkannya ke Julie.

"Adek! Aku juga pinjam ya"seru Sera sambil mendekat ke bangku El.
"Aku juga ya dek"ujar Kenzo sambil mengelus kepala El sekali dan lansung menarik kursi ke meja El.
"Adek aku nanti pinjem ya kalo udah pada selesai!"seru temannya satu lagi.
"Aku juga!"
"Aku juga!"

"Ngapain panggil adek si? Risih dengernya"protes El
"Kamukan masih bayi. Siapa suruh ikut akselerasi jadi yang paling kecil deh"ujar Sera sambil mencubit pipi El gemas.
"Ish!"decih El.
"Ya sana pinjem aja. Bayarannya jangan lupa!"seru El kepada semuanya.

"El!"seru Dan sambil melambaikan tangannya. Menyuruh El pindah ke bangkunya. El pun beranjak dan membalik kursi di depan bangku Dan.

"Udah sarapan?"
"Udah dong"ujar El sambil menunjukkan kedua jempolnya.
"Aku bawa bakpao, masih anget. Mau?"
"Mauuuu"seru El dengan mata berbinar.
"Ada gyouza juga"
El mengangguk penuh antusias.

Dan mengeluarkan kotak bekal dua tingkatnya dan membukanya, lalu menaruhnya di depan El. Ia menyerahkan satu sumpit kepada El dan lanjut membuka tempat yang lebih kecil berisi saus cocolan gyouza.

"Wah!"ujar El sambil terus menatap bakpao dan gyouza itu.
"Selamat makan"ujar Dan mempersilakan El untuk mengambil.
"Yang punya harus makan dulu dong"ujar El lalu menyumpit gyouza dan menyuapkannya ke Dan. Setelah melihat Dan makan, El baru mengambil untuk dirinya.
"Selamat makan!"

Mereka makan dan membicarakan hal-hal acak yang tak memiliki arah. Lebih tepatnya El yang bercerita dan Dan mendengarkan, sesekali membalas tapi, lebih sering diam mendengarkan El bercerita.

Drt... drt... drt...

Satu panggilan masuk ke ponsel El. Tertera nama 'Pak Juan' di sana. Dengan cepat El mengelap tangannya dan menyeka mulutnya. Segera ia mengangkat panggilan itu.

"Halo pak, selamat pagi"
"..."
"Ya, saya sudah di sekolah. Ada apa ya pak?"
"..."
"Apa?!"wajah El berubah menjadi panik.
"..."
"Angga? Maksud bapak Angga Mahendra anak MIPA 5?"
"..."
"Baik pak saya segera ke sana" panggilan berakhir.

"Kenapa?"tanya Dan sambil memegang pundak El. Wajah El tiba-tiba pucat, nafasnya berat, tubuhnya bergetar, dan terasa dingin sekali.
"Angga... Angga..."ujar El dengan suara bergetar.
"Iya?"tanya Dan hati-hati.
"Meninggal"helaan nafas berat membuat jeda"gantung diri"ujar El lirih melanjutkan ucapannya

Setelah mengatakan hal itu. El mulai menangis dan menjadi histeris. Dan yang berada disitu dengan sigap bangkit dari kursinya dan memeluk El. Teman-teman sekelas yang melihat itu hanya bisa terdiam dan ikut menenangkan El, tanpa tahu apa yang terjadi.

Au Revoir [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang