4

38 4 1
                                    


"Halo, Suna?"

"..."

Osamu tidak mendengar suara disebrang panggilan telponnya.
Ia memutus panggilan telponnya dan membaca ulang surat itu kembali.

Dilain sisi Haru berusaha untuk tidur. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Ia memikirkan apa kemungkinan buruk yang terjadi saat ia kembali mengunjungi kedai Osamu.
Haru memutuskan untuk menelpon Yeji. Membutuhkan beberapa waktu sampai sahabatnya mengangkat panggilannya
"Haru-ya, ini masih malam ada apa?"

"Ano Yechin. Aku tidak bisa tidur"

"Lagi? Tidurlah Haru-ya. Kau tidak lupa kan kalau nanti kita berangkat jam 4?"

"Yechin..."

"Aku tidak tau apa masalahmu tapi kumohon Haru, kau setidaknya tidur"

"Ne Yechin. Maaf mengganggu tidurmu"

Pukul 4, Yeji menuju apartemen Miu dan mendapati sahabatnya duduk meringkuk didepan tv dengan secangkir teh yang mulai dingin didepannya.

"ASTAGA HARU-YA, KAU TIDAK TIDUR?!?"

"Ne, Yechin. Aku takut"

Yeji mendudukkan dirinya disamping Haru. "Ada masalah apa? Biasanya kau selalu cerita padaku"

"Kemarin aku menyatakan perasaanku kepada Miya-san"

Yeji membelakkan matanya. Terkejut dengan pernyataan Haru
"Apa kau ditolak?"

Haru menggelengkan kepalanya lemas.
"Ntahlah, aku menyatakannya menggunakan surat. Aku tidak berani bicara langsung. Dan aku langsung lari setelah memberikan suratnya"

"..."

"Ne, Yechin. Mau ditaro mana muka aku ini. Aku takut bertemunya kembali"

"Haru-ya, kau belum mendapatkan penolakan darinya. Kau tak perlu setakut itu"

Haru terdiam mendengar perkataan sahabatnya yang menurutnya ada benarnya.

"Sudah, sana siap siap. Kita harus kekantor dulu sebelum ke bandara"

•♡•

Sudah berhari hari semenjak Osamu mendapat surat dari gadis bernama Takamaki Haru. Ia sangat menantikan kehadiran gadis tersebut dikedainya.
Saat ini ia bersama Atsumu karena hari ini kembaranya libur latihan.
Atsumu menyadari perilaku Osamu yang tidak seperti biasanya

"Oi, Samu. Kau kenapa?"

"Beberapa hari lalu aku mendapat pertanyataan perasaan dari seseorang"

"Bukannya itu hal biasa"

"Aku mendapat peryataan dari orang yang aku suka"

Atsumu terkejut dan menggebrak meja didepannya
"Serius? Anak club musik yang kau intip"

"Bagaimana kau tau kalau dia anak itu"

"Hehehe, kau kira aku ini siapa"

Osamu tidak menanggapi Atsumu dan melanjutkan kerjaanya.
"Ne, Samu. Bukannya itu bagus"

Miya Osamu: CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang