2 hari setelahnya, di pagi hari, Yeonjun menemukan satu pesan masuk dari Kino, teman pada saat dia masih duduk di bangku SMA.
Kinoy✈️
|| Adek lo gimana, bang?
Lo tau adek gue kenapa-napa? Darimana? ||
|| Lo suka lupa apa ya? Adek lo kan satu sekolah ama gue. Ini lagi rame dibicarain sama anak sekokah.
Oiya wkwkwkwk, adek gue ada ini. Udah baikan juga. Bisa diajak ngobrol. Kenapa lo tanya? Tumben ||
|| Ya gapapa, khawatir aja sama Taehyun.
"Kak Yeonjunnnnnnnnnnnnnn. Hp nya simpen dulu! Kebiasaan banget sih!"
Yeonjun mendongak dengan mata terbelalak "E-eh, kebangun?"
"Ini udah siang tau. Kak Yeonjun aja bolos ngampus kan!"
Yeonjun terkekeh mendengar keluhan dari adik yang berada tidak jauh darinya. Ia beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah Taehyun, mengambil tempat duduk di samping Taehyun.
"Adek, udah enakan?" Yeonjun menatap Taehyun lekat, tangannya sibuk memperbaiki anak rambut Taehyun yang cukup menganggu matanya.
Taehyun yang mendengar panggilan itu tersipu malu. Ini bukan yang pertama kalinya Taehyun mendengar—Tapi rasanya masih belum terbiasa. Ia memalingkan wajahnya ke arah yang berlawanan dengan Yeonjun.
"Cieeeee maluuuuu" Yeonjun meledeknya sambil terkekeh geli.
Sebelum terciptanya situasi HARMONIS yang baru saja terjadi. Malam sekitar jam 10 hari kecelakaan itu terjadi, Taehyun tiba-tiba tersadar. Hal pertama yang keluar dari mulutnya tentu saja ringisan.
Yeonjun saat itu kalut bukan main, ia segera memanggil dokter yang bersangkutan dan Taehyun dengan cepat diperiksa.
Setelah selesai pemeriksaan. Yeonjun kambali memasuki kamar Taehyun. Bundanya entah kemana, pergi ke bagian admisnistrasi tapi rasanya lama sekali. Yeonjun mencoba berpikir, mungkin antriannya memang sedang panjang.
Yeonjun dengan perlahan mendekat ke arah Taehyun, mendudukkan diri di samping ranjang Taehyun.
Mata lentik Taehyun kembali terbuka kala merasa ada orang yang mendekatinya. Taehyun menoleh dan tersenyum dibalik dekapan alat bantu pernapasan—pun sekaligus sedih melihat keadaan kacau Yeonjun. Mata merah, rambut acak-acakan, baju yang masih ada sisa bercak darah.
Tangan Taehyun terangkat, menepuk pelan pucuk kepala Yeonjun yang lagi-lagi sedang terisak—parahnya ini langsung— di depan Taehyun.
Satu kalimat yang benar-benar tidak Taehyun sangka keluar—dan itu adalah—Awal. Awal dari semua— yang baru saja terjadi—Hari ini.
"Adekkkkkkk—Maafin Kakak"
"Kapan adek mau bilang siapa orang yang udah bikin adek kaya gini? Dia bikin kamu luka parah, dek. Gak bisa ditoleransi lagi"
Yeonjun sibuk merapikan—lagi-lagi rambut. Entahlah akhir-akhir ini, rambut Taehyun menjadi objek favorit Yeonjun.
"Takutttt" Rengek Taehyun.
Yeonjun menatap Taehyun murung "Lebih takut bilang siapa orangnya, apa lebih takut liat Kakak sedih?"
"Yang kedua" Jawab Taehyun memelas.
"Makanya, cerita sama kakak"
"Tapi dianya gak bakal diapa-apain kan? Gak bakal dipenjara?"
Yeonjun terkekeh gemas "kamu tuh terlalu baik apa gimana sihhhhhhhhhh? ihhhh geregetan kakak. Dia udah bikin kamu luka sampe masuk ruang operasi loh. Gak bisa dibiarinnnn aja, Taehyun."
"T-tapi......"
"Kenapa?"
"Gak deh—eh iya deh Taehyun kasih tau aja... Gak mau Kak Yeonjun sedih....."
"Yaudah, siapa?" Tanya Yeonjun penasaran
"Kak Kino Kelas 12 IPS1. Nama panjangnya Kang Kino"
Raut wajah Yeonjun menegang. Ia tidak salah dengar kan? Kang Kino? Yang barusan bertukar pesan dengannya.
"H-hah?" Yeonjun masih tidak percaya.
Taehyun menghela napas sebal, melihat kebolotan kakaknya "Jadi kemarin kelas udah sepi. Taehyun mau pulang keluar, eh ketemu dia. Trus dia bawa-bawa marga Taehyun yang dulu, bilang Taehyun anak pungut blablabla. Trus tiba-tiba ya pokoknya dia pengen Taehyun mati. Pertama dia cekik Taehyun dulu sampe rasanya kaya mau pingsan. B-baru pisau nya berhasil nancap di perut" Ucapan di kalimat terakhir berhasil melemas.
Yeonjun seakan tidak percaya mendengar cerita Taehyun. "Yakin gak salah orang?", Yeonjun bertanya ragu.
"Coba cek CCTV sekolah aja kalo gak percaya. Ish" Ya begitulah, Taehyun ngambekkkkkk.
"Iya iya, kakak percaya"
Matanya kemudian beralih menelusuri leher Taehyun, ada jejak merah-merah memang. Yeonjun menatapnya sedih.
"Sakit?", sambil mengelus-ngelus pelan bagian merah di leher Taehyun.
Taehyun menggeleng, menatap raut wajah khawatir Yeonjun. Sekarang jika Yeonjun khawatir tidak perlu ditutup-tutupi lagi.
"Kak Yeonjun, jangan berantem sama Kak Kino......"
Kepala Yeonjun tertoleh, menatap tepat manik mata Taehyun. Ada kekhawatiran juga disana. Yeonjun menggeleng, toh dia juga tidak mau menghabiskan waktu untuk main fisik.
"Enggak bakalan. Gak mau bikin adek nangis~" Diakhiri dengan ledekan khas Yeonjun.
Taehyun berdecak mendengarnya "Ish"
"Ayah, aku udah tau pelaku yang bikin Taehyun luka"
Kini Ayah dan Yeonjun tengah berada di ruang tunggu koridor rumah sakit. Pandangan keduanya terlihat serius.
"Kino kan? Temen kamu?"
Yeonjun mengangguk "Iya, Yah. Kino. Sekarang bukan temen aku lagi"
"Kamu tau alasan Kino ngelakuin itu?"
Gelengan yang disertai dengan tatapan polos Yeonjun lontarkan ke Ayahnya.
"Kino itu Kakak kandungnya Taehyun"
Mata yeonjun sukses membola mendengar pelafalan barusan "T-terus kenapa dia—"
Ayah Yeonjun menyela "Kino mau Taehyun "gak ada"—Karena dia takut, Ibu kandungnya bakal nemuin Taehyun lagi dan bawa Taehyun kembali ke rumahnya. Mungkin alasan yang sama kaya kamu dulu, kak—pas awal Taehyun dateng. Gak mau kasih sayangnya terbagi" Kalimat Akhirnya tidak lupa dibumbui oleh ledekan oleh Ayahnya.
"Ayah! Gak usah dibawa-bawa lagi!!"
"Udah masalah Kino sama—siapa Seolhee? Tau deh, pokoknya cewe yang kamu ceritain—yang lukain tangan Taehyun itu urusan Ayah. Kamu gak perlu mikirin ini. Sana masuk kamar, Kak. Temenin "Adek Manis" AHAYYYYY" Lagi-lagi Ayah Yeonjun menggoda.
Yeonjun tentu sebal, ia beranjak dari duduknya meninggalkan kursi dengan hentakkan kaki sebal. Saat masuk ke kamar Taehyun pun, Yeonjun dihadiahi raut heran dari Taehyun.
"Kenapa mukanya ditekuk, sih? Jelek banget"
Makin jengkel sudah Yeonjun
/TBC/
GAK NYANGKA BISA SAMPE TAHAP INI😭😭😭😭 terima kasih yang sudah membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMNIUM | taejun
FanfictionCOMPLETED✔️[a TAEJUN's brothership story] "Saat itu, Taehyun hanya menunggu satu hal. Uluran tangan, dari seseorang yang ia harapkan." ©️hyeler, 2020 present