Prologue

268 10 0
                                    

Ada beberapa hal di dunia tak dapat dihindari dan tidak akan pernah bisa terelakkan dari hidup seorang manusia.

Pertama waktu. Waktu terus berjalan tak pernah berhenti berputar setiap detik nya.
Pernah kah seorang manusia tanpa sadar melewati waktu demi waktu nya dengan sia-sia? Seperti rasanya kau baru saja terbangun dan bermain dikala masa kanak-kanak mu yang riang gembira.

Namun di keeseokan hari nya kau terbangun sebagai seorang manusia dewasa yang tengah berjuang untuk bertahan hidup?
Seolah-olah rasanya baru kemarin dirimu di nina bobokan oleh ibumu, dan dalam sesaat keadaan itu berubah dalam kondisi yang jauh berbeda dari sebelum nya.
Jawabannya pasti pernah. Segala sesuatu yang dilalui seseorang akan membentuk dirinya di kemudian hari. Semua itu ada dalam linimasa kehidupan setiap manusia, baik kenangan bahagia maupun kenangan menyakitkan yang tak ingin diingat kembali sampai mati.

Waktu-waktu bahagia mungkin memang manis dan indah untuk diingat, tapi apakah mungkin waktu-waktu sulit yang enggan diulang benar-benar seburuk itu?
Bukankah waktu-waktu menyakitkan itu yang membuat seseorang bertumbuh dan belajar dari kejadian dan penyesalan? Bukan kah masa-masa perjuangan ketika bangkit dari kesedihan lah yang membuat seseorang menjadi manusia? Atau waktu hanya sebagai pembunuh sebagian rencana dan kesempatan untuk hal-hal yang berharga bagi setiap nyawa?

Tapi yang jelas, waktu tak bisa dihentikan, tak bisa diulang, dan tak bisa ditawar dengan apapun. Waktu lah harga mati yang sebenarnya.

Kedua ialah takdir. Takdir asal nya dari sang pencipta, memiliki ketetapan yang tak bisa dielakkan oleh siapapun.
Terkadang,takdir mampu mempermainkan manusia. Takdir itu terkadang lucu, tak tertebak , tak bisa disangka dan tak bisa disangkal. Takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita, terkadang bahkan sangat sangat jauh dari apa yang diharapkan manusia.

Namun, baik takdir yang buruk maupun yang baik, semua nya sudah di skenario oleh sang pencipta, kita sebagai bidak pemeran nya hanya bisa mengikuti dan menerima takdir tanpa perlawanan. Mengikuti apa yang sudah ditulis dalam kuasanya.

Takdir dengan setia waktu sebagai ketetapan yang abadi, saksi bisu segala kisah sedih dan bahagia setiap jiwa yang pernah hidup dan mati. Sekali lagi tak dapat dihindari, tak dapat ditawar, tak dapat diulang, dan beberapa tak dapat dirubah. Beberapa lain nya meninggalkan memori yang akan menjadi bayang-bayang yang selalu membekas dalam ingatan hati setiap manusia.

Begitu pula hal nya dengan Nada , namanya terdengar klasik bagi sebagian orang. Namun begitulah ia diberi nama oleh ibunya.
Memiliki arti akan kedermawanan hati yang tenang dengan doa kelak ia menjadi manusia yang selalu tenang dalam melewati setiap keadaan , dan rintangan yang akan menghampiri hidupnya.

Biarpun suatu hari nanti takdir dan roda kehidupan akan menempatkan nya dalam keadaan diatas maupun dibawah, senang maupun susah, sedih maupun bahagia, ia tetap dapat bertahan dengan keselarasan waktu dan takdir.

__

Langit malam terasa kelam ketika tak ditemani para bintang , hanya semburat cahaya bulan purnama yang terlihat melalu jendela kaca kamarnya , tiba tiba ia tersentak bangun dari tidur nya, keringat mengalir di pelipis nya dengan nafas tersengal sengal dan jantung yang berdegup kencang tapi bukan karena jatuh cinta, melainkan sleep paralyzed nya yang akhir-akhir ini cukup mengganggu nya lagi .

Terakhir kali Nada mengalami nya adalah saat ia berumur enam belas tahun dan masih duduk di bangku SMA. Gadis berpiyama putih dengan motif garis-garis biru tua itu beranjak dari ranjangnya untuk mengambil segelas air putih di dapur. Ia menarik kursi ruang makan dan duduk disana untuk menegak air nya sampai habis. Mata nya melirik ke arah jam dinding yang telah menunjukkan pukul dua lewat empat puluh lima menit.

"Haha, kenapa aku selalu kebangun jam segini sih? Seperti deja vu aja." Batin nya.
Nada yang merupakan seorang pemikir mendalam terbiasa hanyut dalam lamunan nya sendiri. Pernah mengalami hal yang sama persis beberapa tahun sebelumnya, ia juga terbangun oleh sleep paralyzed, kemudian mengambil segelas air dan duduk ditempat yang sama dengan saat ini kemudian melirik ke arah jam dinding dan mendapatkan waktu yang sama dengan saat ini.

Memang ini semua bukanlah masalah besar, karena gadis ini telah berusia dua puluh satu tahun dan tidak percaya terhadap hal-hal mistis apalagi dengan mengaitkan nya kepada hal-hal diluar nalar manusia.

Namun hal terburuk nya adalah ia harus kembali bertemu dengan ingatan yang tak ingin diingat nya kembali sejak lama.
Ya, bagian terburuk adalah memori nya sendiri.

Mengambil minum dan duduk di kursi ruang makan pada pukul dua lewat empat puluh lima menit bukan masalah besar sampai memori kelam mulai membuat mu tenggelam dalam kalut pikiran yang sama dengan ingatan akan kejadian yang sama persis dengan hari itu, ingatan yang pernah mengacaukan kehidupan nya, seakan menampar dirinya sendiri, kenangan buruk yang menyangkut diri nya di masa lalu.

Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terbuka dari belakang dan muncul seseorang berjalan ke arah gadis itu dalam kegelapan dengan langkah yang sedikit menyeret-nyeret kakinya, kemudian menepuk pundak Nada.

"Kakak ? Ngapain disini?"
Ia menyalakan flashlight dari smartphone di genggaman nya dan mengarah kan nya ke arah Nada.

"Dia datang lagi ya?"

Nada sontak menepis smartphone yang menyilaukan pandangan nya sekaligus berterimakasih didalam hati kepada adik nya karena telah membuat dirinya tersadar dari lamunan kelam nya.



It's Mickey here.
Mickey bukan Mickey Mouse:)
Terima Kasih telah membaca
Vote Chapter nya jika kalian Suka
akan menunjukkan dukungan kalian agar saya terus up karya ini!
kritik dan saran silahkan inbox @mickeyalways

image cr: pinterest

My Best Mistake [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang