Happy Reading.
Seorang pemuda tengah berdiri di pinggir tebing pantai. Suara ombak yang bergulung menyapa telinganya. Menghiraukan air pantai yang terciprat mengenai tubuhnya. Ia menitikkan air mata. Meratapi semua dosa yang diperbuatnya."Aku akan membunuhmu!"
"Jangan salahkan aku jika terjadi apa-apa dengan orang tuamu!"
"Aku akan membalasmu dengan cara yang lebih menyakitkan!"
"Tunggu dan lihat apa yang akan aku lakukan padamu!"
"Aku bersumpah akan membuat hidupmu lebih menderita!"
Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Menerka-nerka apa yang akan dilakukan orang itu padanya. Ia sungguh ketakutan saat ini. Tapi tidak ada seorangpun yang menjadi tempat untuk mengadu; bahkan tuk sekedar menenangkannya pun tak ada.
Jujur, ia tidak tahu siapa dia. Bahkan bertemu pun belum pernah—mungkin. Dia terus saja memberikan teror-teror padanya. Hingga dirinya merasa frustasi menghadapi dia.
Semua ini karena dirinya. Bahkan kedua orang tuanya yang tidak tahu apa-apa terkena imbasnya. Orang tuanya kecelakaan dan terluka parah. Sehingga mereka berdua tidak bisa diselamatkan dari maut.
Karena dirinya. Semua berantakan. Ia berdosa. Ia pantas mendapat neraka.
Sekelebat bayangan-bayangan perbuatannya dulu membuatnya menyesal.
"Dasar sampah tidak tahu diri."
"A-aku minta maaf." Ucapnya.
"Jae, kau mau memaafkannya?"
"Berlutut padaku!"
Pemuda di hadapannya pun berlutut.
"Cium kakiku!"
Dia menurutinya. Tapi ia malah menendangnya.
"Kau itu jelek, tidak pantas bersanding dengan Jeno!" Ujarnya disertai tawa dari teman-temannya. Pemuda itu pun hanya bisa menangis tentang perbuatan Jaemin.
.
"Jaemin, apa kamu mau menjadi pacarku?"
"Heol apa Jaemin gila sampai menerima cintamu?" Tanya salah satu teman Jaemin.
"Hey kamu itu bodoh. Mana mungkin cocok denganku."
"Jaemin, kata-kata kamu barusan itu menyakitiku."
"Aku tidak peduli."
.
.
Setiap perbuatan buruk pasti ada konsekuensinya. Ya, ia mengalaminya. Jaemin adalah orang kasar dan pembuli. Hal inilah yang membuatnya diteror oleh orang yang tak dikenal. Mungkin saja orang itu ingin membalas dendam atas perbuatannya.
Maka dari itu, Jaemin memilih melarikan diri dari masalahnya. Dan juga merasa bersalah kepada kedua orang tuanya.
Ia memilih mengakhiri hidupnya. Menyusul kedua orang tuanya mungkin opsi yang lebih baik.
'Tuhan, Apa aku masih punya kesempatan?'
Tanpa aba-aba, Jaemin langsung menceburkan diri ke dalam lautan. Yang ia rasakan adalah kepalanya terbentur karang dan tubuhnya terseret ombak. Tubuhnya sakit sekali.
'Aku menyesal.'
'Aku ingin memperbaiki semuanya.'
Setelahnya, ia tidak tahu lagi dan tak merasakan apa-apa. Matanya tak ingin terpejam tetapi menuntutnya untuk terpejam.
Penyesalan selalu datang terlambat.
Thanks for Reading.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle || Nomin✔
Random[COMPLETED] Ia bunuh diri namun Tuhan memberinya kesempatan kedua. Warn! -bxb -short fanfic