Happy Reading.
Hyunjin menggendong Jaemin di punggungnya menuju UKS. Ia tidak memedulikan sekitar yang penasaran tentang keadaan Jaemin. Toh mereka hanya penasaran dan tidak peduli dengan keadaan Jaemin.
"Tolong periksa." Ucap Hyunjin kepada petugas UKS—Mina sembari merebahkan Jaemin pada ranjang UKS.
"Kenapa wajahnya pucat sekali?" Tanya Mina memeriksa Jaemin.
"Tidak tahu."
"Jantungnya terdengar lemah. Hyunjin, tolong kamu kompres tangannya."
"Baiklah." Jaemin mengambil kompresan lalu melaksanakan tugasnya. Sesekali ia menatap wajah Jaemin yang pucat pasi. Matanya tak kunjung terbuka membuat Hyunjin 'sedikit' khawatir.
"Sepertinya dia harus ke rumah sakit. Aku takut jantungnya bermasalah." Ujar Mina. "Bilang padanya ya?"
"Iya."
"Kalau begitu aku tinggal dulu."
"Kamu sakit apa, Jae?" Tanyanya pada Jaemin yang masih terbaring.
.
.
Hyunjin kembali ke atap. Tujuannya adalah mengambil barang-barang Jaemin yang tercecer lalu mengembalikan kepada pemiliknya.
Ia mengemas buku Jaemin yang hampir saja terbakar. Salah satu barang yang menyita perhatiannya adalah obat. Obat-obat itu begitu banyak dan sudah tercecer. Lalu untuk apa pemuda sehat seperti Jaemin minum obat? Hyunjin mengambil tiga butir obat lalu memasukkan ke dalam sakunya.
Thanks for Reading.
Terima kasih readers😚 sudah mau mampir ke sini. Makasih yang sudah vote😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle || Nomin✔
Aléatoire[COMPLETED] Ia bunuh diri namun Tuhan memberinya kesempatan kedua. Warn! -bxb -short fanfic