Happy Reading.
Hyunjin menatap bangku kosong Jaemin. Otaknya berpikir keras mengenai masalah yang di hadapi pemuda itu. Mengapa Jeno menyebut Jaemin pembunuh? Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua? Mengapa Jeno terlihat sangat dendam kepada Jaemin?
Entahlah Hyunjin pusing memikirkannya. Seperti drama. Pikirnya.
Tiba-tiba Seungmin datang menghampiri Hyunjin. Wajahnya terlihat lesu dari biasanya.
"Jin, kamu tahu tidak, kenapa Jaemin tidak masuk? Jeno juga." Seungmin menghela napas, "padahal kemarin Jaemin mengajakku dan Jeno menonton bersama di rumahnya." Adunya pada Hyunjin.
"Jaemin masuk rumah sakit."
"Ehh? Serius? Kenapa bisa? Jaemin sakit?"
Hyunjin mendengus mendengar Seungmin, "ya."
"Sakit apa? Dia di rawat di rumah sakit mana?"
"Jantung, Rumah Sakit Doomi."
"Ah aku ingin menjenguknya. Kasian sekali dia."
"Aku juga akan ke sana."
Saat jam istrahat, Hyunjin sama sekali belum beranjak dari tempat duduknya. Ia perlahan maju ke depan ke meja Jaemin. Tanpa sengaja ia menemukan buku kecil di laci Jaemin.
Hyunjin dengan rasa penasarannya membuka buku tersebut. Hyunjin yakin jika Jaemin ada di sini pasti dia tidak akan membiarkan satu orang pun membacanya.
Lembar demi lembar tulisan Hyunjin baca. Juga sticky note yang berisi teror. Hyunjin tidak menyangka Jaemin mendapat teror seperti ini. Apalagi dari Jeno. Di bukunya tidak menjelaskan tentang kenapa Jeno menerornya.
Seketika ia paham kenapa Jaemin berubah."Ada apa sebenarnya dengan mereka?"
Setelah sepulang sekolah, Hyunjin dan Seungmin mengunjungi Jaemin di rumah sakit. Di sana, ayah Jaemin sedang duduk di sofa. Hyunjin berpikir, mungkin ayah Jaemin berhak membaca diary nya.
"Paman, saya menemukan buku milik Jaemin." Hyunjin menyerahkan buku tersebut.
"Itu buku diary Jaemin?" Bisik Seungmin pada Hyunjin dan dibalas anggukan oleh Hyunjin.
Jaehyun menerima buku tersebut dan membacanya.
————
Aku hidup kembali.
Keajaiban datang untuk pendosa sepertiku.
Tuhan memberiku kesempatan kedua.
Aku janji, akan bertanggungjawab.————
Di sini pun aku menjadi penindas.
Banyak orang takut padaku.
Aku seperti monster.————
Papa Jaehyun ❤ Jaemin ❤ Mama Irene
Papa tidak menyayangiku karena aku anak yang buruk
Aku akan berubah
Aku akan menjadi anak baik agar papa sayang padaku
Mama Irene, maaf aku membuatmu pergi.————
Apa memang begini takdirku?
Selalu menjadi jahat.
Aku meminta maaf kepada mereka
Responnya lumayan
Tidak apa-apa aku ditampar
Yang penting mereka merasa lega.————
Aku buruk
Aku jahat
Aku pengecut
Aku menyesal berbuat jahat
Aku takut mati
Aku ingin berubah
Aku ingin menjadi lebih baik
Aku ingin menebus semua dosaku sebelum aku mati
Apa bisa?
Apa aku pantas mendapat kesempatan ini?
Jantung, tolong bertahan sebentar lagi.————
Jadi begini rasanya
Menyesakkan————
Aku bertemu Jeno
Dia baik mau jadi temanku
Suka River flows in you seperti Eric dulu
Aku mengajaknya menonton di rumah
Dia malu karena digoda Bibi Han
Pipinya memerahAku takut
Dia datang lagi
Dia menemukanku————
Lagi-lagi aku mendapatkannya
Sebenarnya siapa kamu?Bahkan sampai di sini pun, kamu selalu ada.
Apa kamu ada untuk menghukumku?
Maka lakukan! Lakukan semaumu!
Asal jangan sakiti orang terdekatku.————
Terima kasih Hyunjin
Setidaknya bebanku menjadi sedikit berkurang karena maafku kamu terima
Aku sangat bodoh karena telah menyakiti orang baik sepertimu.————
Dosaku tak terhitung saking banyaknya
Menyakiti orang-orang yang bahkan tak pernah mengusik hidupku
Untuk Eric, entah kenapa aku sulit mengingat wajahmuTapi kenangan itu masih membekas di hatiku
Cintamu yang begitu bersih dan tulus aku hancurkan begitu sajaEric, mungkin ini terlambat
Aku minta maaf, aku salah
Jika bisa, jika kita bertemu
Kamu bisa melakukan apapun padaku
Maaf.
Maafkan aku.Papa, Paman Winwin, Bibi Han, Seungmin, Hyunjin, Jeno
Maaf dan terima kasih
Aku sayang kalian.————
Thanks for Reading.
Sebentar lagi ending, maybe😅
Tapi aku belum mikirin endingnya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle || Nomin✔
Random[COMPLETED] Ia bunuh diri namun Tuhan memberinya kesempatan kedua. Warn! -bxb -short fanfic