Happy Reading.
Setelah tiga hari Jaemin istirahat karena sakit, ia sekarang sudah bisa kembali sekolah.
Pemuda manis itu mantap menginjakkan kaki di gedung sekolah. Ini terasa sangat asing baginya karena baru pertama kali ke sini.
Ia berjalan di koridor dan mendapati tatapan-tatapan ketakutan saat matanya bertemu pandang dengan siswa lain.
'Ada apa? Apa aku seperti monster?'
Karena merasa risih dengan tatapan tersebut. Ia menghentikan langkah seorang siswa berkaca mata bername tag 'Kim Seungmin'.
"M-maaf aku tidak b-bermaksud m-menghalangi j-jalanmu." Ucapnya tergagap sembari menunduk dan ingin berlutut.
"Apa yang kamu lakukan? Berdirilah! Aku hanya ingin bertanya, kenapa ya mereka menatapku seperti itu? Apa aku terlihat seperti monster?" Tanya Jaemin dengan wajah bingung. Dan pemuda di depannya nampak terkejut.
"M-mereka takut p-padamu." Kata Seungmin takut-takut. Ia menautkan kedua tangannya. Keringat bahkan membanjiri pelipisnya.
"Aku jahat ya? Makanya mereka takut. Apa kamu juga takut? Kamu pernah aku sakiti ya?"
"S-sebenarnya, ya."
'Bahkan di kehidupan ini, aku adalah monster bagi orang lain. Aku hanya parasit.' batin Jaemin sedih.
"Maafkan aku, aku janji tidak akan bersikap jahat lagi." Jaemin mengulurkan tangannya untuk meminta maaf. Seungmin bingung, haruskah ia menjabat nya atau tidak? Tapi ia terlihat tulus.
Sebenarnya apalagi rencana si jahat Jung Jaemin? Pikir Seungmin.
"Tidak apa-apa." Seungmin balas menjabat tangan Jaemin. Mereka berdua saling melempar senyum.
"Terima kasih, Seungmin. Oh iya, aku lupa, di mana kelasku?"
"Ayo, kita sekelas."
"Seungmin, apa kamu mau menjadi temanku?"
"M-maksudnya?"
"Ayo berteman."
"T-tapi katamu aku tidak pantas." Ucapnya lirih.
Jaemin tidak ingin menjadi jahat lagi. Ia akan berubah. Tidak akan menyakiti orang lain lagi.
"Maaf ya. Perkataanku sungguh buruk."
Ternyata tidak mudah melakukannya. Tidak mudah menerima maaf dari orang yang pernah kita sakiti.
"Apa kamu mau memulai dari awal dan menjadi temanku?"
Seungmin berpikir. "Aku mau."
Kemudian mereka berdua berjalan menuju kelas. Setelah masuk kelas, mereka menatap Jaemin dan Seungmin. Ada yang takut, acuh, dan tidak suka.
Lalu Jaemin duduk dengan tenang di bangku kosong barisan terakhir dekat jendela. Sedangkan Seungmin berada jauh dengannya. Ia tidak tahu apapun. Mungkin saja orang-orang yang menatapnya adalah orang pernah disakiti Jaemin di masa sekarang.
Bisik-bisik terdengar sampai ke telinga Jaemin.
"Ada apa dengannya?"
"Apa dia lelah membuli lagi?"
"Sikapnya aneh sedari tadi."
"Diam! Kalau dia dengar, mati kamu!"
Karena merasa terintimidasi, Jaemin memilih menyumpal telinganya menggunakan earphone dan mendengarkan lagu sembari menoleh ke arah jendela. Ia memejamkan mata. Menikmati cahaya matahari yang menyapu wajahnya.
Srek.
Seseorang dengan kasar melepas earphone nya. Lelaki berwajah datar dan bibir tebal pelakunya. Jaemin menatapnya seakan bertanya 'ada apa?' padanya.
"Ini tempat dudukku. Apa mau kamu rebut juga?" Katanya datar dan menatapnya tidak suka.
"Eih oh maaf aku tidak tahu." Jaemin pindah duduk di bangku depannya. Siswa-siswi heran. Barusan Jaemin berkata maaf? Hal itu adalah perbuatan yang langka. Begitu pikir mereka.
'Drama apa lagi yang dilakukannya?'
Lelaki tersebut juga tampak terkejut mendengarnya. Sedari tadi ia mengamati pemuda manis di depannya. Wajahnya, tidak ada yang aneh sama sekali. Tetapi, sikapnya, membuat pemuda itu bingung setengah mati.
'Apa terbentur kemarin membuatnya seperti ini?'
Thanks for Reading.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle || Nomin✔
De Todo[COMPLETED] Ia bunuh diri namun Tuhan memberinya kesempatan kedua. Warn! -bxb -short fanfic