Jangan lupa bismillah
Jangan lupa vote dulu
Jangan lupa follow
Jangan pura-pura lupa***
Sore di Banda naira sama seperti sore-sore biasanya, tak ada yang istimewa, bahkan kesannya lebih sederhana. Mungkin dari sinilah yang membuat Banda naira kerap kali di cintai oleh banyak manusia. Dari atas langit yang berhias warna jingga. Semesta mampu melihat sosok perempuan berambut sebahu yang duduk di sisi bumi sembari menikmati kesepian dan rasa sakit yang kian kali di tutupi.
Agri nara. Perempuan yang menamakan dirinya dewi neptunus itu kuliah di salah satu perguruan tinggi negri di kota malang. Alasan Agri kembali ke Banda naira hanyalah untuk menjenguk kampung halaman juga ibu dan adik laki-lakinya. Namun kembali ke Banda Naira bukan hanya sekedar kembali yang biasa saja. Tapi kembali yang mungkin saja akan menjatuhkan dia ke dasar peratapan yang paling sakit. Ada banyak hal yang agri tanam di Banda naira. Ia terlalu takut jika sesuatu yang sedari dulu ia hindari mungkin saja akan kembali.Sore ini agri hanya duduk diam melihat senja yang seakan menertawakan keberadaan nya yang menyedihkan. Dan untuk Agri ia sudah terbiasa di perlakukan tak adil oleh semesta. Ada banyak kepatahan dalam dirinya bahkan semesta pun tak berhak untuk bertanya. Agri tahu hingga kini ia masih menjadi palsu perihal berdamai dengan perasaannya. Tapi bukan Agri namanya jika hanya terpuruk dan berdiam dalam keheningan. Ada banyak hal yang ia sayangi di Banda naira, bahkan kunang-kunang pun sangat agri cintai keberadaannya. Menurut agri kunang-kunang itu baik. Ia rela memberikan usia nya untuk malam padahal malam tidak pernah meminta hal itu. Dan Agri ingin menjadi kunang-kunang, ia ingin memberikan semua keluh kesahnya pada malam, biarkan saja malam membawa pergi semua kesakitan itu, biarkan saja ia mati dan tenang di pagi hari seperti seekor kunang-kunang yang baik hati.
Dan seperti sore kemarin dia sering kali datang ke istana mini hanya untuk melihat warna langit jingga menjadi hitam gelap malam. Agri suka membiarkan dirinya terlelap dalam kenangan, iya. Kenangan yang selama ini menjadi alasan mengapa dia berkelana dan ingin hilang. Kenangan yang menjadikan Agri perempuan paling patah dan lupa pada rumah yang sebenarnya." Agri... " terdengar suara tak jauh dari tempat duduk Agri
" Eh, wandi, kamu kok bisa ada di sini? "
" Emang aku harus ijin dulu yah, ke kamu kalau ke sini? "
" Iya dong, aku kan dewi neptunus yang di tugaskan di istana mini..."Wandi adalah sahabat Agri dari usia mereka masih 5 tahun. Segala hal tentang Agri ataupun Wandi kedua nya sudah saling mengerti dan memahami. Bahkan perihal perasaan yang selama ini agri pendam pun sudah Wandi ketahui bagaimana wujud nya. Hanya saja baik wandi ataupun dunia tak ada yang di beritahukan siapa sebenarnya sosok lelaki yang dahulu di namai semesta itu. Tak jelas siapa dia namum bagaimana pun dia Wandi bisa melihat bahwa Agri sangat mencintai nya.
" Kok, sendirian gri?"
" Iya, lagi pengen sendiri aja... "
" Lagi galau yah anak muda? Udah gri lupain aja, di luar sana masih banyak yang lebih baik... "
" Hehehe...apaan sih wan... "..." Seandainya saja wan. Seandainya saja melupakan seseorang yang kita cintai dengan sangat itu mudah, mungkin aku orang pertama yang mengibarkan bendera kemenangan perihal kesuksesan melupakan. Namun bagaimana jika hal itu menjadi hal tersulit yang pernah ada. Bagaimana, jika aku tidak bisa sama sekali melupakan dia, bahkan usaha ku pun mungkin sia-sia. Jelas Agri membatin
" Kamu masih nulis puisi yah gri?
" Masih kok... "
" Masih tentang semesta? "
" Kadang juga tentang kupu-kupu... "
" Kok kupu-kupu?"
" Sebab kupu-kupu itu setia, aku ingin jadi seperti dia... "
" Cita-cita kamu jadi hewan yah? "
" Hahahah... Aku jadi apa aja, asal kamu tetep jadi temen aku "Kedua nya hanya tertawa, baik wandi maupun agri tak mampu lagi melanjutkan percakapan itu. Mereka memilih diam dam menikmati kepulangan senja menuju pelukan semesta, sementara langit seakan paham bahwa ini sudah waktunya untuk gelap malam bersiap-siap menampakkan dirinya. Dengan demikian sepasang sahabat itu harus pulang, pulang pada sudut kecil bumi yang biasa mereka sebut rumah. Jika rumah lain banyak menyimpan bahagia, rumah agri adalah sebaliknya. Tak ada secercah bahagia yang terlihat di sana. Mungkin yang tersisah hanyalah puing-puing kenangan tentang laki-laki yang pernah mematahkan harapan-harapan agri soal kehidupan.
" Aku anterin pulang yah gri... " pinta wandi
" Biasanya juga gitu kan wan. Kok sekarang pake nawar dulu? "
" Habisnya muka mu kayak gitu sih, aku kan jadi takut... "
" Serius? Emang muka ku kayak apa sih?"
" Kayak jodoh ku."
" Huuuu... Modus aja terosss... "Berbeda dengan Agri yang kaku dan tertutup. Wandi adalah sosok kebalikan dari itu semua, wandi tidak pernah menutupi perasaannya kepada semesta tentang rasa cinta nya yang selama ini ia pendam untuk satu sosok perempuan yang sangat di cintainya. Bahkan wandi kerap kali menulis puisi-puisi singkat di bebatuan atau daun-daun tentang perasaan nya. Menurut wandi mencintai perempuan itu ialah hadiah paling berharga dari dunia yang sudah sepantasnya ia jaga. Bahkan tak apa jika suatu saat ia harus mendapat penolakan mentah-mentah. Ia siap menjadi patah asalkan di ijin kan untuk tetap melihat senyum indah itu walau jelas bukan untuknya.
" Besok kamu sibuk nggak gri? "
" Kamu kira aku pejabat? "
" Emang kenapa sama pejabat? "
" Sibuk melulu... "
" Ahahahah... Kamu nggak mirip sama pejabat. Mirip nya sama batu berlian."
" Kok gitu? "
" Sama-sama bagus, udah gitu mahal lagi ngedapetinnya... "
" Huuuuuuuu... Dasar aki-aki... "Kendaraan roda dua itu membawa Agri melewati setiap sudut kenangan bersama sosok itu di Banda naira, kenangan yang selama ini menjadi alasan mengapa dia bersedih, kenangan yang membuat agri harus pergi jauh ke dasar bumi, kenangan yang menjadikan ia kerja kali rapuh dan kuat selama ini. Agri tau, tidak selamanya ia harus berlari jauh, suatu ketika ia harus kembali dan berusaha berdamai dengan keadaan. Seperti hari ini, selamat semesta kau sudah menang sebab kembalinya agri ke Banda naira sama halnya seperti kembali pada kenangan pahit bertahun-tahun lalu.
Mohon maaf jika part ini beda dari yang awalnya.ini di karenakan kebodohan aku yang memang bodoh😭
Udah baca aja yah. Jangan lupa bismillah
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanda Tanya (On Going)
عاطفيةSeperti pada judul cerita ini perihal kamu semesta selamanya mungkin akan jadi tanda tanya yang tak akan pernah ku temukan jawabnya. Tidak apa! Jika suatu saat kita tidak di persatukan bersama, setidaknya dahulu aku pernah setia pada satu nama. Sa...