Bab 8 🌸

157 14 0
                                    

    "Mengumpat di belakangku, aku kutuk jadi hidung Pinokio!"

    Perlahan, Bunga menghentikan mengetik chat di bawah meja.

    Bagaimana Aryan tahu apa yang dilakukannya?

    "Sensei tahu kan, kalau aku akan mengadakan mini concert?  Sekaligus merayakan ulang tahunku. Sensei ikut, ya?"

    "Tergantung aku sibuk apa nggak."

    "Kalau Ariland pasti datang, donk." Aryan mengerling jail. "Sensei tahu nggak? Haters itu sebenarnya penggemar rahasiaku, lho."

    "..."

    "Haters adalah pengkritik terbaik. Justru aku sangat berterima kasih sama haters. Maksudku, setiap kali aku tampil dan melakukan kesalahan, walaupun sebenarnya hanya kesalahan kecil, tapi selalu tertangkap oleh mata haters. Jangan-jangan Sensei juga pernah memakiku di internet."

    Tawa Aryan, yang tanpa memedulikan bagaimana reaksi bengong Bunga.

    "Hal itu kujadikan sebagai perbaikan diri dalam penampilanku selanjutnya." Aryan melanjutkan. "Dan aku sanggup bertahan sampai sekarang karena dukungan dari Ariland."

    "Karena mereka nggak kenal siapa Kakak."

    Aryan tersenyum manis.

    Mendadak Bunga kikuk karena ditatap oleh sang bintang idola.

    "Terima kasih."

    "Untuk...?" Karena Bunga merasa tak pernah melakukan sesuatu yang berbudi luhur.

    "Nggak ada yang salah dengan ucapan terima kasih. Sama saja kita membagi kebahagiaan."

    Bunga tercenung. Dan, tahu-tahu saja Aryan melontarkan tanya yang mengejutkannya.

    "Tipe cowok yang Sensei sukai seperti apa?"

    "Want to knooooow aja."

    "Seperti aku?"

    "Pede."

    "Seperti Nino?"

    Bunga terdiam. Sesuatu menyusup masuk ke dalam rongga dadanya.

    "Aah, jangan-jangan seperti Bena?" Aryan menebak asal sambil tertawa lebar.

    "Bena?" Bunga meneleng bingung, merasa tak pernah kenal dengan nama itu.

    "Bena itu asistenku. Yang bersamaku waktu di Coffee Taste waktu itu."

    "Oh." Mulut Bunga membentuk bulatan kecil, tanda ia mengingatnya. "Kok aku nggak pernah lihat asisten kakak, ya? Biasanya kan, asisten selalu ngekor di belakang."

    "Bena asisten yang nggak bisa diam. Karena itulah aku menyuruhnya melakukan pekerjaan yang mulia."

    Bunga mengerut kening. Bingung.

    "Jadi, seperti apa tipe cowok yang disukai Sensei?" tanya Aryan lagi.

    "Seperti Pak Jullian." Bunga menyahut sekenanya.

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang