9-Nakal

33 6 28
                                    

Senakal apapun kamu,kalo aku udah suka. Aku nggak akan ngebiarin kamu dihukum."
-aine clianta berlin.
.
.
.
🐰🐰🐰

"Mampus loh,rasain gue kerjain." gumam cowo itu tertawa sambil memegang ponselnya ditangan.

Cowo itu beranjak dari lapangan basket yang sudah di catnya berwarna hitam dan bertuliskan 'Penakut tetap penakut'.

"Mending gue kabur,sebelum ketauan." gumam cowo itu berbicara sendiri dan segera pergi meninggalkan lapangan itu tapi pergelangan tangannya ditahan oleh seseorang entah siapa dia.

Devan tercengang ketika ada seseorang yang menahannya dari belakang. Yaps benar sekali cowo yang dari tadi mengecat lapangan itu adalah Devan Anggara.

Devan menoleh kebelakang,ketika mendapati cewe yang berada didepannya ini. Kenapa cewe ini bisa ada disini bukannya dia pergi kekantor yah karena Devan tidak sengaja melihatnya sekilas.

Cewe itu langsung menyeret Devan ke lapangan basket itu lagi."Loh?! apa apaan sih!" seru Devan mencoba melepaskan genggaman itu tapi hasilnya nihil.

"Kenapa loh ngelakuin ini?loh itu siswa baru Devan." tanya cewe itu sedikit menunduk melihat lapangan yang dicat oleh Devan.

"Ternyata loh nakal juga," gumam cewe itu lalu bangkit dan menyamai tingginya seperti Devan.

Devan menatap cewe itu marah dan mengepalkan kedua tangannya."Tau apa loh soal gue?"

Cewe itu membalas tatapan Devan,benar sekali sekarang mereka lagi berhadapan hanya tersilang beberapa senti dan posisi mereka sangat dekat.

"Gue nggak banyak tau,kan gue baru tau sekarang kalo loh itu nakal juga." balas cewe itu mengeluarkan sebuah buku note kecil dari sakunya.

Devan menatap heran cewe itu,mau berbuat apa dia sekarang?mungkin saja dia ingin menghukum kenakalan yang dibuat oleh Devan.

"Mau ngapain loh?nyatet nama gue?" tanya Devan yang ingin melihat buku note kecil itu.

Cewe itu langsung menutup bukunya."Jangan geer,gue nggak gitu orangnya."

Cewe itu tersenyum sinis,dia mulai mengibar ibarkan rambutnya yang panjang itu sungguh Devan langsung mematung disitu kenapa dia melihatnya sekilas bisa teringat dengan seseorang.

"Gimana gue udah cantik belum?" tanya Berlin menatap Devan lalu tersenyum manis.

Benar sekali cewe yang dari tadi bersama Devan adalah Berlin,entah kenapa Berlin bisa berada dilapangan basket yang sepi itu. Karena lapangan itu jauh dari kelas mereka.

"Cantik,"

"Seriusan?"

"Tapi cantikan mantan gue," balas Devan lalu memukul lengan Berlin dan pergi menjauhinya.

Berlin tercengang,apa mantan?jadi Devan ada mantan?siapa mantannya?jadi ada orang yang harus Berlin singkirkan dari hidup Devan.

"DEVAN,TAPI GUE SUK--" ucap Berlin menatap sendu pundak milik Devan.

"KALIAN BERDUA?NGAPAIN DISANA?" suara itu berasal dari balik pintu ruang serbaguna sebelah kanan.

DEAR DEVAN[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang