Gimana ya jadinya kalau Minhee jadi kakak yang merawat adiknya sedang sakit?
Langsung saja masuk ke cerita nya
***
Ini salah ku karena kemarin harus pulang dalam keadaan hujan-hujanan. Tapi jika aku tidak pulang secepatnya, hujan akan semakin kencang dan bisa-bisa aku menginap di sekolah. Bodohnya lagi, kakak laki-laki ku tidak menjemput ku, dia malah asik dengan mimpi dalam tidurnya.
Hanya tiduran di kamar membuat ku begitu jenuh. Meskipun aku sakit aku masih bisa bergerak dan pergi ke ruang tengah untuk menonton TV. AC sengaja tidak ku nyalakan dan selimut tebal agar aku tidak kedinginan. Untungnya acara TV hari ini tidak membosankan, sebuah kartun yang di gemari oleh seluruh penduduk bumi sedang ditayangkan. Membuat ku semakin menginginkan untuk menonton TV.
Tapi seseorang yang membuat ku sakit, keluar dari kamarnya dan menyalakan AC di ruang tengah. Waah sengaja sekali manusia satu ini. "Ya!!! Matikan AC-nya! Dingin tau! Aku kan sedang sakit!" teriak ku pada orang tersebut.
Ia duduk di samping ku dengan membawa es krim di tangannya. Aku menatapnya malas dan ia membalas tatapan ku kemudian tersenyum. Ku tending dirinya, "Matikan dulu AC nya! Kakak kan tau aku sedang sakit!" teriak ku lagi
"Panas kalau ngga di nyalain AC nya" balas nya "Lagi pula, mana ada orang sakit bisa teriak-teriak"
Aku meliriknya dan memberikan tatapan tajam. "Iya iya kakak matiin"
Minhee adalah kakak laki-laki ku yang sangat-sangat menyebalkan. Kini ia duduk di samping ku sambil memakan es krim. Aku tidak masalah jika ia hanya makan dengan santai dan ikut menonton TV. Tapi ia terus mengoceh, "Waah enak sekali es krim ini. Dingin dan manis, apalagi ini rasa coklat Belgia. Sayang sekali AC nya harus dimatikan, aku harus cepat habiskan kalau tidak mau es krim ini meleleh"
Untuk saat ini aku masih bisa mengontrol emosi ku dengan membiarkannya mengoceh tidak jelas. Aku akan mengalihkan pikiran ku pada kartun yang jauh lebih menyenangkan.
"Ah... tiba-tiba pengen makan es serut. Enak kali ya, apa pesan saja ya? Males juga mau keluar"
Bantal yang ku peluk sudah lecek karena ku cengkram begitu kuat dan aku benar-benar tidak bisa mengontrol emosi ku lebih lama lagi. Ku lempar bantal tersebut ke wajah Minhee, "Tidak bisa kah kamu diam? Aku sakit seperti ini juga karena kakak tidak menjemput ku! Bertanggung jawab lah sedikit! Kamu itu seorang kakak yang harusnya menjaga adik nya!" omel ku pada Minhee
Tidak ingin kembali emosi, aku masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar. Mood ku untuk menonton TV sudah hilang karena Minhee yang mengganggu.
***
Beberapa hari kemudian, aku sembuh. Rasanya tenaga ku kembali dan setelah mandi air hangat, aku merasa lebih ringan dan bisa kembali beraktifitas seperti biasanya.Aku keluar dari kamar setelah merapikan diri untuk berangkat les hari ini. Tapi aku mendengar suara orang yang terbatuk-batuk dari kamar Minhee.
Aku pun datang untuk mengeceknya. Dan benar saja, Minhee sedang menyelimuti dirinya dan AC kamar terlihat tidak dinyalakan. Aku menghela nafas dan berjalan mendekati Minhee. "Aduuh kasian sekali kakak ku ini, baru kemarin bisa makan es krim sekarang batuk-batuk dan..." aku menyentuh kening dengan punggung tangan, "Akhh panas. Makanya kalau orang sakit tuh ngga usah ngeledek. Sekarang gantian kan!" omel ku dan keluar meninggalkan Minhee sendirian di kamarnya.
Ia terlihat memelas dengan wajah yang cukup memerah karena demamnya. Aku tidak bisa merawatnya saat ini karena ini hari pertama ku kembali ke tempat Les setelah beberapa hari aku sakit.
***
Malam pun tiba, aku melihat Minhee yang sedang tiduran di sofa sambil menonton acara TV. Tiba-tiba aku mempunyai pikiran yang begitu jahat. Aku mengambil remote AC dan menyalakannya kemudian duduk di sofa yang kosong dan mencari-cari es krim yang sempat ku beli tadi."Waah, benar kata mu kak. Es krim coklat Belgia ini sangat enak, terus AC aku nyalain, ish ish benar-benar kenikmatan yang luar biasa" ujar ku kemudian melirik Minhee yang menatap ku datar
Aku hampir tertawa melihat nya menatap ku. "Apa? Mau marah? Emang kalau lagi sakit bisa marah-marah ya?" tanya ku dan berjalan menuju kamar. "Hm... kayaknya mandi air dingin enak nih. Di jalan gerah banget".
"Ya! Matikan dulu AC nya!" ucap Minhee dengan suara serak
Aku menghentikan Langkah ku dan kembali pada Minhee. "Apa? Matikan apa?" tanya ku yang berpura-pura tidak mendengar ucapannya
"Matikan AC nya! Dingin tau!" Minhee mengulang perkataannya
"Oooh dingin ya? Kayaknya ngga ah" balas ku
Minhee menghela nafas nya dan merubah posisi nya menjadi duduk kemudian menatap ku ia kemudian berjalan ke arah ku dan memeluk ku. Tentu saja aku membrontak untuk lepas dari nya.
"Gila ya?! Kamu mau menebarkan penyakit mu? Aku baru saja sembuh tau!" bentak ku pada Minhee. Tapi Minhee malah tersenyum semakin lebar dan mendekati ku lagi.
Aku berlari menghindarinya, "Hei! Berhenti! Jangan dekat-dekat!" aku terus berteriak kepada Minhee yang terus mengejar ku. Tangannya bahkan di ulurkan agar bisa menangkap ku.
"Baiklah! Akan ku matikan AC nya!" Setelah aku mengucapkan kata tersebut. Minhee diam dan kembali ke sofa. "Tapi Bohong" ucap ku lagi setelah Minhee duduk dan aku segera masuk ke dalam kamar dan tertawa atas kemenangan ku membalas dendam dengan apa yang telah ia lakukan kepada ku sebelumnya.
***
Luvity!
Perhatiannya sebentar!
Ada Perubahan jadwal Update lagi! Mulai saat ini Cravity Fanfiction : If Cravity Be Your... akan update 2 kali dalam satu minggu!
Untuk jadwal update kalian bisa lihat di halaman wattpad saya atau di informasi pada cerita ini.
Terima kasih atas perhatiannya! See you in next chapter and don't forget for vote!

KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] Cravity Fanfiction : If Cravity Be Your...
FanficJika Cravity menjadi ... 1. Kakak 2. Adek 3. Pacar 🏅🏅🏅🏅 🏅Ranking in 2020🏅 #23 in Kfanfiction #225 in Woobin #236 in Seongmin #247 in Allen #258 in Serim #273 in Taeyoung #404 in Hyeoungjun #425 in Jungmo #501 in Wonjin #876 in Cravi...