.... saat istirahat pulang sekolah.
''ibu,santai saja..aku tak apa-apa..aku tidak mau menunggu bu. Ibu,tau sendirikan,jika aku tak suka menunggu? Aku tak pulang sendiri,ada jackson, tentu saja ibu melihat jackson... tadi dia sudah pulang dulu...ummm... ada xiao teman baru ku..baik bu,nanti akan ku tlp saat sampai rumah...sampai nanti...''
Xiao mendengus,''ada xiao?'' Aku tau kau bohong. Pikir xiao yang mencuri dengar.
Dengan jahil xiao menghampiri wanyi,di sentuhnya pundak wanyi.
''siapa?'' Tanya wanyi.
Xiao tak menjawab,malah ingin menjahili lagi.kini pipinya yang di sentuhnya.
''siapa? Jangan seperti itu'' teriaknya marah.sambil melanyangkan tongkatnya.
''wooaah...... santai kawan,ini aku''
''Xiao?''
''Ayo,aku akan mengantarmu,kita satu jalur ingat..."
....
Kami pulang bersama. Samapi di rumah wanyi.
"Xiao,ayo masuk.."
"Ok,rumahmu nyaman sekali,aku ingin sering main kemari...oh,dengan suara mu yang indah kau pasti sering dapat juara bukan?"
"Tidak"
"Apa maksudmu? Pasti ibumu menyimpan nya agar tak kau tabrak saat berjalan"
"Aku... tak pernah iku lomba"
"Tapi,suaramu sangat merdu,aku saja menyukainya"
Wanyi hanya diam saja.
Mereka jalan ke kamar wanyi.Hmm... kamarnya cukup simple,ada mesin tik juga,buku-buku barley untuknya juga,oh,foto wanyi...lucu sekali... pikir xiao sambil melihat-lihat kamar wanyi.
....
...
Kenapa dia sangat imut....lucu sekali... lihat pipi bakpao nya.... ingin ku cubit rasanya..."Emmm.... wanyi, ayah dan ibumu kemana?"
"Ayah pergi bekerja dan ibu ke rumah bibi"
"Ooh..."Dari sini aku bisa melihat pohon sweet gum di halaman.
"Wanyi,apa kau suka daun sweet gum?"
"Aku tak tau...,aku tak pernah tau ada orang yang punya daun kesukaan."
Xio tertawa..."dulu aku bahkan mengoleksi daun dan menempel kannya di buku.sayangnya,daun-daunnya membusuk setelah 2 minggu.sejak itu aku tak pernah mengoleksi lagi,tapi aku tetap menyukai daun sweet gum...bentuknya bagus."Xiao melanjutkan "kau tu, manusia itu diibaratkan sebuah pohon," kita tumbuh tinggi,begitu juga pohon.kita membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup,begitu juga pohon membutuhkan daun-daun untuk bertahan hidup."
Wanyi hanya diam.
"Perumpamaan yang payah,ya?" Desah xiao."Tidak bukan begitu,aku rasa masih ada lanjutanya."
"Jadi,kalau yang kau katakan itu benar.bahwa kita ibaratkan pohon dan orang lain adalah daunya,kurasa bagiku untuk mengatakannya bahwa kau adalah daun sweet gum di pohon kehidupan ku?" Tanya wanyi.
"Kalau kau tak keberatan,... wanyi,kau tahu kenapa aku suka daun sweet gum?"
Wanyi mengendikan bahunya.
"Karena mereka gugur,seperti setiap detik dalam kehidupan kita,seperti kita semua pada akhirnya."
...
Xiao melihat mata kuning keemasan wanyi beberapa detik.
"Kalau boleh tau,sejak kapan kau... tak bisa melihat?"
"Kornea ku rusak sejak lahir"
"Apa kau tak mendaftar donor kornea?"
"Aku bahkan sudah mendaftar saat usia 7 tahun."
"Apa? Tapi... sekarang.."
"Kau pikir yang butuh hanya aku saja? Banyak orang yang membutuhkan juga,bisa saja beli kornea,tapi kami tak memiliki banyak uang."
"Umm... apakah sulit..."
"Menjadi buta?
"Tidak bisa melihat"xiao menyela.
"Tak pernah mudah,benar-benar tak mudah.coba kau menutup mata."
Xiao melakukannya.
"Apa yang kau lihat?"
"Gelap."
"Seperti itulah yang kulihat selama ini,bangun di pagi hari,sepanjang siang hari,dan sebelum tidur malam.seperti ada bekas luka permanen, kalau bekas luka sungguhan sewaktu-waktu bisa melupakannya.tapi bekas luka ini bagaimana aku melupakannya? Kalau yang ku lihat sepanjang hidup ku hanya kegelapan?"
"Ok,kita bicarakan yang lain,aku tidak terlalu suka percakapan sentimental seperti ini."
"Bagaimana kehidupanmu sebelum pindah kesini?"
"Biasa saja,aku merasa bebas.disana diibaratkan hidup di universitas raksasa penuh orang,ramai dan penuh orang yang sibuk.disini cukup tenang ,tidak buruk juga,aku akan menceritakan mu hal-hal yang menarik disana."
"Kau membuat ku iri saja,aku bahkan tak pernah benar mengenal sekitar sini.orangtua ku sangat protektif."
"Dalam artian kau tak bisa melakukan apa yang kau ingin kan?"
"Ya,begitulah.""Ok,ku beri waktu 2 menit,kau bisa ketikan apapun yang kau inginkan,lupakan tentang orang tuamu yang protektif."
"Apa kau akan mengabulkan?"
"Akan kucoba"
Wanyi dengan cepat mengetik
"Apa,tiga tak apa?"
"Boleh juga."
"Ini,tapi janji jangan tertawa."
"Ok..... hmmm...yang pertama kau ingin menjadi seperti orang normal,itu sederhana."
"Aku ingin melakukan dan berjalan seperti kebanyakan orang"
"Aku akan membantumu,yang kedua ini cukup sulit,kita masih di bawah umur.."
"Tapi kau bilang akan mengabulkan"
"Tapi yang kau inginkan pergi ke club malam.."
"Kau bisa mengabulkan nya 2 tahun kemudian."
"Well,semogamasih sempat."
"Apa maksudmu?"
"Bukan apa-apa,hmm... yang ketiga,kau...kau..."sambil tertawa.
"Jangan tertawa." Wanyi cemberut.
"Aku hanya.... "
"Kau janji tak tertawa,jelas kau tadi tertawa."
"Ok,ok, kenapa dicium,bukan mencium?"
"Tidak akan ada yang mau aku cium"
"Kenapa pesimis begitu,kau harus mengobati sifatmu itu wanyi."
"Arah kemana aku memukulmu?"
"Arah jam 2"
Wanyi memukul xiao tepat di lenganya.
"Setidaknya kau punya keinginan bagus yang bisa ku kabulkan,,baiklah aku pulang dulu, sampai jumpa wanyi."
"Hati-hati xiao."
....
...Hope you enjoy....
Xie xie
KAMU SEDANG MEMBACA
above the stars
Random''aku takut tidak bisa melihat selamanya'' Don't copyright my stories. K.1 Fortunaars Complete