Rindu...

89 5 0
                                    

.
.
.
.
.
Hari-hari di lalui wanyi dengan perasaan sedihnya, semakin tidak adanya kabar dari xiao semakin membuatnya ingin marah sebab ibunya.

Malam ini, seharusnya wanyi duduk di meja belajarnya. Tapi pikirannya melayang jauh, hanya ada xiao di pikirannya. Sudah lima hari belum ada kabar dari xiao, dan tak mungkin sekolah diam saja tentang masalah ini. Besok aku akan pergi mencarinya.

Sejak saat dia menghilang, wanyi sudah meminta jackson untuk mencari kabar tentang nya, tapi no tlpnya selalu tak aktif dan rumahnya pun kosong.

Menghilang nya xiao terkait dengan kata-kata ibu nya, itu yang di pikirkan wanyi. Hingga saat ini wanyi tidak mau berbicara dengan ibunya atau pun ayahnya. Karna teringat pertengkaran malam itu, yang membuat wanyi masih marah pada ayahnya juga.

Wanyi banyak memikirkan semua hal, tapi tak satupun ada jawaban dari pertanyaan dalam pikiran wanyi. Dia hanya ingin xiao nya.

Dengan marah, cepat dan tegas, wanyi mengetikkan kata- kata pada mesin Braille nya. 

Setelah dia lelah dengan hal  itu, dia jatuh tertidur di tempat tidurnya. Wanyi berharap malam itu akan memimpikan suara xiao dalam tidurnya, seperti mimpi sebelumnya.

Tengah malam itu, ayah wanyi masuk dalam kamar wanyi. Dengan perlahan, meraba dinding dan menyalakan lampu, tentu saja wanyi tak pernah menyalakn lampu di kamarnya.

Ayah wanyi,  melihat meja belajar wanyi yang berantakan, dia merapikannya dan memasukkan mesin Braille pada laci. Sebelum mengambil kertas yang masih di atas Braille dulu.

Dia meraba kata-kata pada lembaran itu,ayah wanyi takut, membaca kalimat yang tersemat pada lembaran itu. Dengan gugup dia meletakkan kembali lembaran itu di atas meja belajar wanyi dan segera mematikan lampu kamar, lalu pergi ke kamarnya menemui istrinya.

"Wanyi sudah tidur?"
"Ya, sayang, ku rasa ada sesuatu dengan wanyi kita. Tadi aku menemukan selembar kertas di mejanya, aku takut dengan kalimat yang terketik disana. Wanyi mengetikkan berulang-ulang."
"Kalimat apa?"
" “Aku merindukan nya“ dan ku rasa kita tau siapa itu. "
"Sayang, wanyi... wanyi...apa kau pikir wanyi itu..."
" ingat malam saat dia menghilang?"
"Ya, aku melihatnya, xiao... anak itu...dia mencium...wanyi kita."
"Itukah sebabnya, kau meminta anak itu menjauhi wanyi?"
"Selama ini ku berusaha yang terbaik untuk wanyi, gong jun."
"Tapi lihat wanyi sekarang, dia terlihat sangat buruk, apa kau melihat dia tak lagi tersenyum seperti biasanya, dia juga tidak tertawa seperti biasanya, lihat wajahnya, hanya kesedihan yang kita lihat akhir- akhir ini. Dia membutuhkan anak itu, pikirkan selama ini wanyi bagaimana. Sebelum anak itu datang, wanyi hanya biasa saja menunjukkan perasaan senangnya berteman dengan jackson atau pun chang. Tapi lihat saat anak itu datang, wanyi begitu bahagia dengan kehadiran nya. Hanya mendengar nama anak itu, wanyi bisa tersenyum dengan senang nya. Sekarang,apa semua itu belum cukup untukmu?"
"Tapi aku ibunya, aku yang membesarkan nya... aku selalu tau..."
"Bagaimana pun, wanyi masih putra kita kan?"

Ayah wanyi memeluk istrinya yang sedang menangis sedih.

.
.

.
  Hope you enjoy and like it....

.
.
Xie xie.

above the stars Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang