.
.
.
.
Wanyi mengajak jackson jalan- jalan di taman rumah sakit. Saat xiao sudah tidur karna obat yang di minumnya tadi. Jadi mereka tenang meninggalkan sebentar."Jackson, bisa kah kau jujur pada ku?"
"Tentang apa?"
"Kau tau apa yang ku maksud kan."
"...aku... maafkan aku."
"Jelaskan jackson, kau tau apa yang terjadi."
"...ya...aku tak bisa melihat mu terlalu dekat,karnanya. Aku juga menyukainya kau pun tau itu."
"Dan kau pun tau aku menyukainya, ku mohon jangan menjahuiku karna itu. Kita sama saling tau bila xiao tak bisa bertahan lama, jadi bisakah kita tak berjauhan? Kita saling bersahabat dari dulu jack..."
"...maafkan aku wanyi, baiklah...tapi bisakah bila ada aku disana kalian tak terlalu mersa di hadapan ku?"
"Baiklah... jangan kau ulangi sikapmu lagi menjauhi ku."
"Baiklah wanyi..."Mereka kembali berbaikan, ya... sebenarnya jackson akhir-akhir ini menghindari wanyi. Jadi wanyi akan bersikap sesuai ingin jackson. Tak lagi meminta membantunya berjalan, yang biasanya wanyi akan memegang tangan jackson untuk membantu berjalan. Saat itu dia tak melakukannya karna sikap jackson pada wanyi yang coba menjauh.
.
.Saat wanyi duduk di depan kamar rawat xiao. Mr.huang menyapanya. Mereka sering bertemu tapi tidak pernah berbica lama.
"Kau menunggu ibu mu?"
"Ah, iya. Ibu dan jackson sedang pergi sebentar."
"..Terima kasih wanyi sudah datang kemari."
"..jangan berterima kasih paman. Aku senang bisa bersama xiao."
"Kau tau... xiao sering kali masuk rumah sakit saat itu.tapi emosinya tidak stabil karna perawatan di rumah sakit. Tapi sekarang emosi xiao sangat baik,karna kau ada di sampingnya."
"Aku hanya melakukan apa yang ku anggap aku bisa.dan xiao adalah bagian dari ku yang kau tau apa itu."
"ya...terima kasih sudah menerimanya wanyi."
"Kau bisa berbaikan dengan xiao.masih belum terlambat untuk mendekatinya lagi."
"Akankah dia mau memaafkan ku?"
"Dia akan memaafkan mu. Perasaan Kalian ayah dan anak akan kembali lagi bersama."
"Baiklah,nanti akan ku coba."
"Ya..."
"Apa kau senang dengannya?"
"Aku bahagia dengannya. sekalipun itu singkat,Tapi perasaan kami nyata."
"Wanyi,kau anak yang baik. Kau banyak merubah xiao menjadi lebih baik."
"Tidak, justru dia yang lebih baik. Dia banyak membawaku dalam beberapa perubahan. Dia melengkapi hari-hari ku yang gelap. Dia menjadi dirinya di saat bersama ku,membantuku dengan apapun."
"Kalian saling melengkapi, aku berharap waktu bisa di ulang kembali, dan bertemu denganmu lebih awal."
"Aku pun berharap sama, tapi itu hanya harapan yang tak mungkin bisa terjadi."
"Aku menyesal memperlakukan dia dengan buruk,menjauhi dan mengabaikannya."
"Kehilangan sesorang tak harus kau bersikap seperti itu pada anakmu sendiri,harusnya."
"Saat itu aku terkejut,terlalu tak tahan dengan kehilangan istri ku.hingga aku mengabaikannya."
"Sudah bertahun-tahun berlalu, dan itu masa lalu. Kalian pasti bisa berbaikan kembali."
"Aku berharap bisa melakukan nya."
"Lakukan dengan hasil yang baik."
"Ya.. terima kasih sudah mengobrol dengan ku."
"Tak apa paman...karna aku pun ingin yang terbaik untuknya."Tak lama kemudian, ibu dan jackson tiba di depannya. Berpamitan pulang pada ayah xiao.
Mr.huang memasuki kamar rawat xiao, sampai di dalam. Xiao sudah bangun dari tidurnya.
"Xiao... maafkan ayah.ayah tau ini terlambat.tapi ayah minta maaf atas sikap ayah selama ini padamu."
"Aku sudah memaafkan mu dari dulu...ayah."
"Maafkan aku nak... terlalu kasar padamu saat itu."
"Ayah... cukup.itu sudah berlalu jangan di ingat kembali."
"Xiao..." ayah xiao,memeluk xiao. Mereka menangis bersama dalam pelukan ayah dan anak yang sudah kembali berbaikan."Baiklah kau harus istirahat kembali."
"Ya, ayah kau pun juga istirahat."
"Baiklah, jangan pikirkan.aku aka membuat kopi."Tengah malam xiao terbangun.
" Ada yang butuhkan nak?"
"Ayah aku ingin mesin tik Braille."
"Baiklah,besok akan ku belikan."Xiao tertidur lagi, mr.huang mengira itu mengigau.
"Aku menyayangi mu nak,terima kasih."
Sesaat tak ada jawaban.
"Aku juga ayah."
Ternyata xiao masih terbangun. Mr.huang tak kuasa lagi menahan tangis yang dari tadi masih menumpuk di matanya.
.
.
.Xiao merasakan apa yang namaya di rengut. Saat itu bukan jadwal wanyi untuk menjenguk nya. Xiao sangat bosan menganti chanel tv bolak balik, dia memutuskan turun dari ranjang. Saat dia keluar, ada perawat yang melihatnya.
"Lepaskan, tinggal kan aku."
"Tapi...aku harus membantumu."
"Ku bilang pergi."
"...ya.."Xiao kembali berjalan menuju taman. Saat itu ada anak kecil yang menertawakan nya.
"Kenapa kau tertawa."
"Ha..ha...kau lucu, botak dan memakai kanula."
"Pergilah."Anak itu masih tertawa dan melangkah pergi. Xiao kesal dengan harga dirinya yang di tertawakan. Dia sekarang tau apa artinya di rengut seseorang. Perasaan itu sangat menyakitkan, apa lagi dengan kanker ini yang sudah menggerogoti paru-parunya. Sangat menggangu nya sekian lama. Xiao duduk di bawah pohon menghabiskan sore itu disana seorang diri..
.
.
.
.
.Guys, thankfully to your vote and support to me, and sorry I'm late to update. Hope you like my story and reading other my story line.
^_^ '_° ~(*3*)~
Xiè xiè . . . 150920
KAMU SEDANG MEMBACA
above the stars
Random''aku takut tidak bisa melihat selamanya'' Don't copyright my stories. K.1 Fortunaars Complete