Together

112 3 0
                                    

.
.
.
.

Wanyi seharian menemani xiao di ruang rawatnya.  Menghabiskan waktu yang tak mudah di miliki sekarang. 

Tadi banyak kerabat jauh xiao yang datang, dan wanyi bertemu mereka semua. Sepasang paman bibi dan empat keponakan xiao datang.

"Jika boleh jujur, aku lebih suka mereka tak datang." Xiao .
"Kenapa begitu? Mereka terlihat cukup baik,apa lagi angela."wanyi
"Hah,kau tak tau saja."xiao.
"Memangnya kenapa? Bila mendengar suaranya, bukankah dia pasti cantik?"
"Wanyi, ku beri tau. Kalau pun suaranya bagus, bukan berarti dia baik. Dia bermuka dua kalau kau ingin tau."
"Tapi..."
"Apa kau menyukainya?"
"Apa yang bicarakan,tentu saja tidak."
"Lalu?"
"Kau harusnya tau, siapa itu."
"....tentu saja."
"Kau cemburu."
"............."

"Hei, xiao. Apa kau punya permintaan?"
"Kenapa tiba-tiba?"
"Bukankah, kau sudah mengabulkan permintaan ku.kini giliran mu."
"Kebetulan aku punya tiga permintaan."
"Apa saja?"
"Emm.... akan tiba waktu yang tepat aku mengatakan. Sekarang aku akan tidur dulu. Nanti kita akan ke taman,setelah aku bangun."
"Eh, Baiklah."

Xiao sudah terlelap dengan cepat, suara dengkuran halus terdengar di telinga wanyi.

Wanyi pun ikut beristirahat duduk di sofa.

.
.
.

Saat xiao bangun, dia melihat wanyi berdiri di dekat jendela. Entah apa yang dia lihat.

"Wanyi...."
"..oh, kau sudah bangun xiao."
"Apa yang kau lakukan berdiri disana?"
"....aku mendengar kicauan burung.mereka berkicau saling bersahutan."
"Kurasa mereka di taman.ayo kesana, kau pasti suka mendengarkan."
"Baiklah, aku akan membantumu naik kursi roda."
"Terima kasih wanyi."
"Tak perlu xiao.... kau tau. Kau tadi lucu sekali saat tidur."
"Apa yang kau maksud."
"Hihihi....kau tadi mengingau saat tidur."
"Ah, tak mungkin. Aku tak pernah begitu."
"Kalau tak percaya ya sudah."
"Mana buktinya?"
"Pokoknya kau tadi menginagu."
"Kau ini.....sudah ku bilang tak pernah."
"Ha...ha...ha..baiklah."
"Hahhhh... ini lucu."
"Apa sekarang lucu?"
"Wanyi,biasanya aku yang selalu berjalan mengantarmu pulang, masih membonceng mu.tapi sekarang, kau ada di sini menemaniku."
"Sama sekali tidak lucu xiao."
"Tidak ada bedanya kan?"
"Xiao,kau disini karna sakit. Aku menemanimu, menjagamu disini. Walau tak banyak yang bisa kulakukan."
"Wanyi... kau ingat kemarin, ada anak-anak yang menertawakan ku karna memakai kanula dan botak."
"Xiao, mereka hanya anak-anak. Aku tak ingin kau terpengaruh akan kata mereka."
"Jangan mengasihi aku wanyi."
"Aku tak pernah mengasihi mu, aku menyayangi mu."
"...aku tau wanyi. Terimakasih sudah ada untuk ku."
"Apapun xiao. Karna kau juga berguna untuk ku. Dengan bantuan mu kita bisa berjalan tidak menabrak apapun."
"Tantu saja, aku akan selalu berguna untukmu wanyi."
"Jadi....katakan Bagaimana taman ini sekarang."
"Baiklah, hmmm... taman ini cukup luas, ada jalan setapak yang kita lewati tadi, ada beberapa pohon sakura disana. Beberapa tanaman bunga menyebar di sekitar kolam ikan. Ada rumah burung beberapa dari mereka terbang ke pohon-pohon."
"Sangat bagus terlihat dari apa yang kau katakan."
"Umm....aku ingin duduk di rumput."
"Bagaimana dengan kanula mu"
"Tak apa wanyi, kanula ini menganggu ku. Tapi mau bagaimana lagi,paru-paru ku membutuhkan nya."
"Baiklah,aku akan membantumu."
"Hei,wanyi..."
"Apa?"
"Nyanyikan lagu untuk ku."
"Sekarang?"
"Hmm...."
"Disini?"
"Ya.."
"Tapi...."
"Kau tidak mau?"
"Aku mau...tapikan kenapa disini?"
"Ini permintaan ku, aku ingin mendengar nya disini bersama mu."
"Baiklah..."

  Let me escape in your arms
Baby I'm yours
Baby I'm yours
Tell me is this freedom baby
Chasing after danger
Making my heart race

Maybe if the stars align
Maybe if our worlds collide
Maybe on the dark side
Me could be together, be together
Maybe in a million miles
On a highway though the stars
Someday soon we'll be together

He was a dreamer at heart
Chasing the stars
Chasing the stars
Wings spread to the sun
I miss you so much
I miss you so much

Maybe if the stars align
Maybe if our worlds collide
Maybe on the dark side
Me could be together, be together
Maybe in a million miles
On a highway though the stars
Someday soon we'll be together

We'll be together
We'll be together
We'll be together

(Major lazer-be together)

"Wanyi, sangat bagus. Bagus sekali suaramu." Xiao dengan senangnya sambil tepuk tangan.
"Terimakasih xiao."
"Hah..... tak sia-sia aku mengajakmu kemari."
"Aku juga senang xiao."
"Wanyi..." tiba-tiba memeluk xiao.
"Eh.... xiao bagaimana kanulamu."
"Tak apa, sudah ku lepas."
"Baiklah.." wanyi balas memeluk xiao.
"Wanyi bolehkah..."
"Apa?"
"...."
"Uhg...xiao...uhh..."

Xiao mencium wanyi di senja yang mulai terlihat di cakrawala.

"Wanyi.... aku senang mengenalmu. Berharap aku bisa mengebalikan waktu dan bisa berobat lebih dulu. Agar saat bertemu dengan mu, aku baik-baik saja."
"Xiao... aku tau. Aku pun ingin segera mengobati mata ku, agar saat itu tiba aku bisa melihatmu dengan jelas. Melihat dunia ini bersama."
"Aku tau wanyi..." sambil mencium tangan wanyi.
"Umm... xiao, sudah waktunya kembali. Cuaca mulai dingin."
"Ahh... kita belum lama disini."
"Xiao, tapi cuaca mulai terasa dingin. Aku tak ingin terjadi apapun padamu."
"Baiklah sayang, aku ikut katamu."
"Ka..kau..."
"Kenapa? Kau malu dengan sebutan itu."
"Uh... bagaimana bila ada yang mendengar."
"Tidak apa-apa wanyi."
"Tapi..."
"Baiklah, ayo kita masuk."
"Uhmmm....ayo." sambil membantu xiao berdiri dan duduk lagi di kursi roda.

Mereka kembali ke ruang rawat sambil bercanda di setiap langkah mereka.

Tak lama kemudian mereka sudah sampai. Wanyi juga sudah membantu xiao naik ke tempat tidur.

"Wanyi...."
"Apa?"
"Malam ini langit banyak bertaburan bintang."
"Apa kah indah?"
"Sangat indah. kau tau, kau juga memiliki keindahan di matamu."
"Jackson juga bilang begitu."
"Tapi itu memang, kau memiliki suara yang bagus, mata yang indah. Aku menyukainya."
"Uhh...xiao."
"Wanyi, mereka sangat indah di atas sana. Saat aku tidak ada... aku tak ingin jadi bintang di antara mereka."
"Xiao...jangan katakan apapun."
" Menurut mu kemana orang-orang setelah meninggal?"
"Surga dan neraka."
"Huh.... ibu ku religius sekali, dulu saat aku bertanya, kemana orang-orang setelah meninggal. Ibu mengatakan mereka menjadi bintang."
"Ya, mitologi yang mengatakan bahwa saat orion meninggal, dia menjadi bintang."
"Ya mitologi yunani kuno. Tapi aku tak ingin menjadi bintang. Mereka akan jatuh dan meledak. Aku ingin berada di atas bintang-bintang yang dapat mengawasi mu sepanjang waktu."
"Xiao....." 

Xiao memegang tangan wanyi. Dan wanyi memeluk xiao. Mereka berpelukan dengan erat, hingga air mata mengalir dari sisi mata mereka. Rasa sakit yang tak bisa terucap mereka rasakan.

Hope you like it guys....

131020

Xiè xiè ni

above the stars Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang