21 | Kit

2.7K 242 88
                                    

"Tay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tay ...." Sapa Singto saat melihat Tay duduk sendirian sambil memainkan ponselnya secara landscape.

"Hmm," jawabnya tanpa menoleh pada Singto atau dia kehilangan kesempatan untuk menang.

Singto mendaratkan pantatnya di sebelah Tay. Pandangnya mengedar lebih dulu. "Dari tadi tidak lihat Jan. Kemana dia? Tumben."

"Ketemuan sama Krist."

Sontak, Singto mengalihkan seluruh fokusnya pada Tay yang heboh sendiri dengan gamenya.

"Maksudnya?"

"Ah, aw, aw hey ... yak! Ya ... Sing, kau membuatku kalah!" Tay berdecak penuh kesal.

"Tay!"

"Apa, sih?"

Singto menarik tangannya, agar Tay memperhatikannya. Kini Tay menatap Singto penuh tanya. Singto sangat serius kali ini.

"Apa maksudmu Jan ketemuan sama Kit?"

Tay mengerjapkan matanya. Gelagapan. Bahkan ia memalingkan muka kemana saja asal tidak ke dalam bola mata Singto.

"Tay!" tegur lagi. Singto tidak sabaran.

Sedang Tay meringis seraya menggaruk pelipisnya, sesekali melirik Singto. "Aku tadi bilang Jan ketemuan sama Krist, ya?"

Singto mengangguk jelas.

"Jadi ... Jan mau jelasin kesalahpahaman diantara kalian pada Krist. Jan tau kalau dia penyebab hubungan kalian berakhir. Foto kalian yang ciuman, itu tersebar di kalangan anak-anak farmasi."

"Eh?"

Singto membulatkan matanya. Sontak ia berdiri, menenteng tasnya.

"Mau kemana?" tahan Tay.

"Mencari mereka."

"Singto, jangan-- hey! Singto jangan kesana!" teriak Tay namun tak digubris sama sekali oleh Singto. Kini hanya menyisakan Tay yang mengacak rambutnya frustasi. "Astaga, jangan sampai ini memperkeruh keadaan," gumamnya.

Singto menelusuri kampusnya, menuju fakultas farmasi dengan tergesa. Berlari kecil mengitari seluruh gedung fakultas farmasi, mencari keberadaan Jan atau Krist. Namun ia merasa jika tak ada tanda-tanda mereka.

Teringat satu tempat kesukaan Krist di kampus, Singto segera membawa langkahnya ke area perpustakaan. Baru saja ia menginjakkan kakinya di depan gedung megah yang menyimpan banyak buku, ia tak sengaja melihat Krist dan Jan duduk di taman tak jauh dari sana.

"Kit ... Jan ... kalian sedang apa?" sapanya lebih dulu saat langkahnya sampai di antara mereka.

Nama yang disebut mengalihkan pandangannya. Jan membulatkan mata. Tak menyangka Singto berada disini sekarang.

"Kit?" gumam Krist sembari menatap Singto bengis.

"Eh, maksudku ... Krist." Ralatnya. Nama Kit sudah menjadi kebiasaannya. Cukup sulit baginya untuk mengubah kebiasaan itu. Apalagi Singto itu cukup mengidap short term memory.

Summer Rain [Singto X Krist - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang