Tidak salah lihat. Yang sedang berjalan ke arah Mix adalah Krist. Tidak menyangka kalau Krist datang juga menemuinya. Padahal Mix sudah pesimis. Nyaris satu jam, bahkan lebih dia duduk di cafe tempat mereka janjian sambil menikmati secangkir kopi yang sisa separo.
Penampilan Krist sore itu tampak casual. Celana jeans dipadu padankan dengan jaket senada dan t-shirt putih. Diluar sedang hujan, jadi Krist datang dengan beberapa titik bekas hujan di jaketnya.
"Sorry, telat. Hujan." Krist kasih alasan pada Mix sambil duduk di hadapannya.
Mix mengangguk memaklumi. "Aku kira tidak datang. Katamu kemarin lagi sibuk, 'kan?"
Krist yang tengah melepas jaket agak basahnya pun memaku. Menatap Mix dengan perasaan bersalah karena sempat bohong.
"Setelah aku pikir-pikir ... ternyata aku tak sesibuk itu. Waktu kamu kirimin pesan lagi, aku tidak tega buat kamu menungguku," jelas Krist.
"Tidak tega karena sudah buat aku menunggu atau kamu penasaran tentang P'Singto?"
Krist jilat bibirnya yang mendadak kering. Wajahnya tampak gugup. Mix tahu itu. Makanya, Mix meraih tangan Krist membuat sang empu fokus padanya.
"Jangan gugup gitu dong, ah!" goda Mix membuat Krist mendengus, lalu memukul ringan tangan Mix.
"Siapa juga yang gugup." Krist mengelak. Semakin membuat Mix ketawa. Suaranya renyah. "Jadi ... ada apa?"
"Pesan minuman dulu, gih!"
Akhirnya Krist pesan minuman. Sembari menunggu, mereka ngobrol ringan. Walaupun Krist benar-benar penasaran setengah mati dengan apa tujuan Mix mengajaknya kemari.
Beberapa saat, seorang waiters mengantar pesanannya. Coklat panas sudah ada di depannya. Asap mengudara tercium aroma manisnya. Krist yang sempat terkena gerimis, menangkupkan kedua telapaknya pada cangkir coklat panasnya. Mengangkat pelan sambil sesap coklatnya. Manis menyengat lidahnya. Krist tersenyum santai.
Sementara Mix sesap kopinya yang sudah dingin. Punggungnya ia sandarkan pada kursi. Menatap Krist penuh ragu. Menimang, darimana ia akan mengatakannya.
"Oke, sekarang jelaskan ... kenapa kamu minta kita ketemuan? Padahal kita bisa ngobrol di kampus, atau lewat chat?"
Mix berdeham sebentar. Menegakkan tubuhnya sambil meletakkan kedua tangannya di atas meja.
"Kenapa tidak di kampus, pertama ... kamu sibuk ke perpus sedangkan aku males banget ke perpus. Kedua, tidak ada tempat aman di kampus, toilet sekalipun. Kamu tau sendiri 'kan, banyak telinga di sana." Krist menganggukkan kepalanya. "Lagipula, kamu sepertinya sangat sibuk. Kalaupun lewat chat, pasti tenggelam sama chat yang lain. Aku juga tidak yakin kamu bakalan percaya. Nada orang ngomong langsung sama baca chat beda. Dan ... kamu akhir-akhir ini nempel banget sama P'Off."
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [Singto X Krist - Completed]
Fanfiction[COMPLETED] PERAYA FANFICTION Krist, diusianya yang ke-20 merasa jika hubungannya dengan sang pacar, Singto berjalan tidak mulus seperti biasanya. Dua tahun, sudah membuatnya goyah. Singto, mantan ketua BEM Fakultas, anggota klub fotografi, tampan...