PERENCANAAN

149 61 22
                                    

Tania lalu membersihkan kepala dan rambutnya dari gumpalan tepung yang ia alami di depan kelas tadi. Ketika ia akan mengeluarkan baju olahraga di dalam tasnya, tak sengaja keluarlah pisau cutter dan jatuh ke lantai. Tania lalu mengambilnya, seketika terlintas di dalam benaknya untuk bunuh diri

"AKU HARUS BUNUH DIRI"

Tania terus memandang pisau cutternya

"ya,,,, bunuh diri,,,, aku gak tahan lagi,,,,, aku gak kuat lagi,,,,, mereka benci aku,,,,, untuk apa aku hidup lagi,,,,,,untuk apa???"

Tania meneteskan air mata, lalu mendekatkan pisau cutternya ke pergelangan tangan tempat urat nadi. Tania menangis histeris

"Hiiikk,,,,,, aku benci pada mereka, aku benci pada semua orang,,,,,,,,hiikkk,,,,,"

Tania lalu menekan pisau cutternya, sambil menangis ia mulai mengiris tangannya. Namun sebelum ia sempat mengirisnya, tiba-tiba terdengar suara rintihan suara orang dari luar

"AAAUUWW,,,,,ADUUUHH,,,,"

"Suara siapa itu??" Tania bertanya-tanya mengenai sumber suara itu. Lalu Tania membuka pintu WC untuk menuju keluar dan terlihat seorang petugas kebersihan yang terkurap di dasar lantai yang basah dan kotor

"Pak Supri, kenapa pak? Jatoh ya?" Tania bertanya kepada petugas kebersihan itu yang tak lain bernama Pak Supri

"Gak papa,,, bapak cuman kepeleset tadi sejak bapak sedang mengepel"

Tania membantu Pak Supri untuk bangkit. Lalu membawanya duduk menuju kursi yang ada di pinggir WC

"Makasih ya Tania, kamu udah bantu bapak. Kamu memang anak yang baik. Meskipun banyak teman-teman kamu yang benci sama kamu, kamu tetap menjadi anak yang baik" Ucap Pak Supri memuji

Seketika Tania menjadi sedih ketika Pak Supri membicarakan tentang teman-temannya yang membencinya. Lalu Tania mohon pamit kepada Pak Supri untuk kembali ke WC

"Kalo begitu, Tania mau kembali ke WC lagi ya pak!!"

"Ya sudah, lagian bapak sekarang udah merasa lebih enakkan!!"

Tania kemudian melangkahkan kakinya menuju WC, mengganti bajunya dengan baju olahraga, lalu Tania mengurungkan niatnya untuk bunuh diri dan memasukkan kembali pisau cutternya ke dalam tas. Setelah semuanya selesai, Tania kemudian membukakan pintu WCnya dan pergi menuju kelas

*****

"Aduuhh,,,,, pegel nih tangan gue, bisa lecet entar,,,," Syafira temannya Vira dan Qina mengeluh semenjak dari tadi mengepel lantai

"Udah deh,,,,, jangan manja lo. Cepetan ah!!!!" Ucap Vira yang berada di sampingnya sambil mengepel lantai juga

"kalian ngobrol aja dari tadi. Ayo cepat beresin keburu bel pergantian pelajaran!!!" Pak Abdul yang sejak tadi berdiri memerhatikan langsung menegur Syarina dan Vira

"Iya pak"

Tok tok tok

Semua siswa dan Pak Abdul mengalihkan pandangannya ke arah suara ketukan dari pintu kelas, ternyata Tania telah datang setelah dia membersihkan kepalanya dari gumpalan tepung

"Pak, boleh gak Tania ikut bantu-bantu?" Tanya Tania kepada Pak Abdul

"Tentu saja gak boleh, biar mereka saja yang bersihin. Biar ini hukuman buat mereka semua"

Tania hanya menuruti perkataan dari Pak Abdul. Lalu Tania pergi menuju luar kelas menunggu semua siswa yang tengah sibuk membersihkan kelas semenjak tadi

Tania yang memandang lapangan yang luas itu menjadi termenung akan rencana dirinya untuk bunuh diri. Ia berpikir apakah bunuh diri merupakan jalan yang terbaik untuk keluar dari masalah atau tidak. Ia juga memikirkan apakah ia akan bunuh diri atau tidak. Tania yang terus memandang lapangan sekolah itu tiba-tiba melihat sosok perempuan berbaju putih yang berdiri di kejauhan

MYTH: SCHOOL DEMONS (SUDAH TERBIT✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang