Cerita ini pernah tamat di wattpad
-Punya akun kbm app bisa subscribe Aqiladyna ikuti cerita saya di sana secara lengkap. Rinai sdh lengkap di sana sampai epilog.
-Bisa di baca di Karyakarsa juga.
-Rinai sudah di bukukan.
Rinai
🖤🖤🖤🖤
"Jadilah kekasihku Rinai Nayara."
Suara tepuk tangan membahana di ruang kelas, saat seorang lelaki tampan beralis lebat dengan stelan baju mahalnya kini berdiri di hadapan seorang gadis yang bergeming menatap pada cincin berlian berkilau di dalam kotak perhiasan yang di sodorkan padanya.
Rinai tidak menyangka Hujan Edzard Elvano menyatakan cinta padanya. Lelaki paling kaya raya, putra pemilik gedung unversitas tempat Rinai berkuliah yang terkenal akan ketampanannya sekaligus sifat buruknya yang suka membuat masalah di kampus. Sudah banyak korban yang harus di DO dari kampus ini karena hanya Hujan tidak menyukai dan di anggap hama pengganggu.
Kenapa lelaki ini menyukainya, apakah ini mimpi?
Rinai tertunduk, mencengkram tas selempangnya, tubuhnya sedikit gemetar mendengar sorak para teman kampus yang memintanya untuk menerima Hujan.
"Terima!"
"Terima!"
"Terima!"Kenapa mereka meminta Rinai menerima Hujan, mereka tidak mengerti hati Rinai.
Tangan Rinai di raih Hujan membuat wanita itu tercekat, pupil matanya melebar saat Hujan ingin menyematkan cincin ke jari manis tangan kanannya tapi terhenti seketika, kening lebat Hujan mengerut memperhatikan cincin lain yang sudah melingkari lebih dulu di jari manis tangan Rinai. Refleks Rinai menarik tangannya menggenggamnya erat.
"Ma...af...aku tidak bisa," lirih Rinai membuat seisi ruangan hening.
Rinai menatap teman teman kampus yang terdiam memandanginya. Tatapan Rinai terhenti di wajah tampan Hujan yang mengeras. Sangat jelas Hujan kecewa padanya.
Rinai tidak bisa menerima Hujan, ia sudah memiliki tunangan. Seandainyapun Rinai belum mempunyai pasangan belum tentu ia menerima Hujan. Karena secara personil Rinai tidak mengenal Hujan dekat. Bahkan Rinai selalu berusaha menghindari Hujan.
Sejak pertama berkuliah di universitas ini Rinai sengaja menjaga jarak dengan Hujan atas saran para sahabatnya Elvina dan Latasya. Tapi kini lelaki ini malah menyatakan cinta padanya membuat masalah baru dalam hidup Rinai.
Apakah Hujan marah?
Rinai hanya berdoa semoga Hujan tidak marah dan menganggu hidupnya setelah ini, seperti lelaki itu lakukan pada mahasiswa yang sebelumnya bermasalah dengannya dan harus di DO tanpa sebab yang jelas. Sangat mudah seorang Hujan menyingkirkan siapapun lelaki ini memiliki kekuasaan tanpa belas kasihan pada orang lain. Padahal mahasiswa yang di keluarkan dari kampus memiliki bakat dan prestasi terbaik.
"Ma..af. kuharap kamu mengerti, kita masih bisa jadi teman," ucap Rinai sekali lagi. Ia mengigit bibirnya menatap ekspresi datar Hujan.
Tanpa mengucapkan sepatah kata, Hujan berbalik, ia keluar dari ruangan di susul teman satu gengnya yang menatap sinis pada Rinai. Hanya bisa tertunduk saat teman teman yang lain membubarkan diri seraya bersorak kecil mencibir pada Rinai.
Memejamkan matanya sejenak Rinai merilekskan diri, senyum samarnya terukir saat kedua sahabatnya Elvina dan Latasya mendekat dan merangkul Rinai.
"Syukurlah kamu bisa menolak lelaki itu," kata Latasya.