16

5.1K 1.1K 189
                                    

Punya akun kbm app bisa subscribe Aqiladyna ikuti cerita saya di sana secara lengkap. Rinai sdh lengkap di sana sampai epilog.

Cerita Rinai sudah pernah tamat di wattpad.

Rinai sudah tamat di Karyakarsa bisa di baca di sana.

Kalau kalian ingin koleksi cerita saya bisa membelinya di playstore buku atau pdf original bisa wa ‪+62 895‑2600‑4971‬

'Apa yang kulakukan.' sedari tadi hati Guntur mempertanyakan kebodohannya usai percintaannya dengan Wulandari yang kini sedang mengenakan pakaian. Guntur yang sudah mengenakan pakaian lebih dulu nampak kaku duduk di kursi mengusap rambutnya ke belakang.

Sungguh ia lepas kendali, ia tidak bermaksud menyentuh jauh Wulandari. Saat ini hatinya sangat kacau atas menghilangnya Rinai. Di saat Wulandari datang membawakan ketenangan untuknya Guntur seketika khilaf hanya mencari pelampiasan atas hatinya yang kecewa pada Rinai.

Wulandari selesai berpakaian, ia mendelik pada Guntur yang nampak kusut. Apakah Guntur menyesali percintaan barusan dengannya? padahal Guntur yang duluan mencium bibirnya, bukan dirinya yang merayu meski ia menerima dengan senang hati sentuhan yang di berikan Guntur.

Wulan juga tidak mengerti kenapa ia sangat pasrah, seharusnya dia menolak tapi ia tidak melakukannya. Bahkan ia menyukai di saat Guntur memacu hasrat liar di dalam dirinya.

Langkah Wulandari mendekati meja kerja Guntur yang berserakan, saksi bisu di mana ia dan lelaki ini bergulat panas di atasnya. Untunglah rantang makanan yang Wulan bawa tidak tumpah, hanya tergeser ke ujung meja.

"Mas, aku pulang jangan lupa makanannya di habiskan." Kata Wulan, tidak ada sahutan dari Guntur yang memilih bergeming di posisi duduk menyamping. Wulan berbalik berjalan, memegang handle pintu berniat untuk keluar.

"Biar kuantar kamu pulang, pasti kamu tidak bawa mobil." Wulan berbalik menatap Guntur yang sudah berdiri mengambil kunci mobil di dalam laci meja kerja.

Keluar secara bersamaan dari ruang kerja, beberapa karyawan menatap curiga ke arah Guntur dan wanita yang mereka ketahui bernama Nona Wulandari yang sering mengunjungi bos mereka. Hari ini waktu yang terlalu lama mereka berduaan di dalam ruangan itu. Bahkan salah satu karyawan saat lewat di depan pintu mendengar suara erangan kecil dari dalamnya.

"Apakah Bos Guntur sudah putus dengan Rinai?" Tanya salah satu karyawati mendekati rekannya yang memperhatikan Guntur dan Wulan sudah keluar meninggalkan cafe.

"Entahlah. Rinai juga tidak masuk kerja sudah dua hari, kurasa hubungan mereka sudah berakhir."

"Ck...kasihan sekali Rinai, pasti penyebab hubungan mereka kandas hadirnya wanita itu."

"Sudahlah itu bukan urusan kita, ayo kerja lagi."

Guntur membukakan pintu mobil untuk Wulan yang berterima kasih seraya masuk ke dalam mobil lalu di susul Guntur duduk di kemudi stir. Mobil mulai di jalankan keluar dari area parkiran cafe.

Selama di perjalanan Guntur dan Wulan tidak ada yang buka suara. Suasana sangat canggung, sebelumnya tidak pernah terjadi di antara mereka. Sampai akhirnya mobil telah sampai dan berhenti di depan pagar rumah Wulan.

"Terima kasih tumpangannya Mas. Setelah ini sebaiknya Mas pulang sebentar. Ibu Mas sangat mencemaskan Mas." kata Wulan menoleh menatap Guntur.

Rinai (Long Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang