01. Tahanan 111

1.8K 293 32
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah di daerah mana dan tahun berapa, ada sebuah penjara aneh yang berisikan orang-orang mengerikan.

Seorang pecandu yang teramat kuat, depresan yang suka mengiris tubuh, pembuat taktik jitu yang tidak pernah meleset, bocah dibawah umur yang suka tertawa sendiri, seorang yang gemar menenggelamkan diri di air, dan bahkan orang kekar yang mengaku pernah memiliki sayap.

Sial! Entah di abad berapapun dan dimanapun itu, mana ada manusia bersayap!

Oh. Ada satu lagi orang mengerikan di sana. Laki-laki misterius yang mempunyai banyak piercing di telinga.

Mereka dikurung di sana bukan karena melukai atau merugikan orang lain. Sebab satu-satunya pihak yang dirugikan adalah diri mereka sendiri.

Ketujuh orang menakutkan tersebut dijerembabkan bersama seorang juru masak muda yang kurus. Tugas dari sang koki adalah memasak untuk para tahanan. Menyajikan, dan membawakan makan satu persatu ke tiap sel nya.


 Menyajikan, dan membawakan makan satu persatu ke tiap sel nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau makan besi kau?" suara berat dari balik jeruji pintu yang tertutup. Matanya menatap tahanan nomor 111 yang menjilati rantai besi yang melilit di tubuhnya sendiri. Si chef mendecih. "Cih! Makan ini saja. Sudah waktunya makan." Orang tersebut(sang chef) menyodorkan makanan buatannya dari celah bawah jeruji.

Tahanan 111 melirik hidangannya dan chef dari kejauhan. "Makananmu selalu lembek, tidak cocok untukku." kemudian membuang muka, dan kembali menjilati besi di tubuhnya.

"Terserah kau." Sang chef mendorong makanan buatannya agar lebih masuk ke dalam sel. "Karena aku memang tidak menjadikan besi sebagai bahan masakanku."

Tahanan 111 tersenyum. Ia mencium bau makanan yang tadi dikatainya lembek dan bukan tipenya. Namun nyatanya aroma yang menguar sungguh nikmat. Menggugah selera. Dan selalu begitu. Ia akan lebih dulu mencibir makanan normal tersebut, namun kemudian secepat mungkin menyantapnya dengan sangat lahap. Sekarangpun ia begitu. Makanan tersebut sudah bersih.


Tahanan 111 menyodorkan kembali piring putih kosong dan sendok yang ia pakai. "Aku selalu tidak tahan akan aromanya." ungkapnya jujur. "Apa sih resepnya?"

Yang ditanya hanya mengendikkan bahunya yang kurus, "Kujawab pun kau tidak akan paham."

"Ohh.. ayolah. Mungkin memang sekarang aku tidak akan paham. Tapi nanti, suatu hari. Saat aku sudah terbebas dari sini dan menemukan jodohku, aku akan menyuruhnya untuk memasak dengan resepmu."

"Tidak ada." tolak chef singkat.

"Oh. Ayolah, chef." tahanan 111 membujuk. Menarik kecil lengan baju chefnya yang panjang. Nadanya sedikit merengek. Aura mengerikan lenyap dari sosoknya. Ngomong-ngomong posisi mereka tentu saja dibatasi oleh penghalang.

"Tidak."

"Kumohon, Chef Felix yang baik hatii~"

"Tidak. Toh tidak akan ada yang keluar dari sini, Winwin." jawabnya dingin dengan suara yang berat. Menakutkan.

Tiga detik kemudian petir menggelegar dan hujan deras turun.







bersambung

Maaf ya perchaptnya pendek banget kayak akuu 😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf ya perchaptnya pendek banget kayak akuu 😆. Supaya gak bosen aja kok hehe



TURN BACK CHEF •wayv||Felix•✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang