Fakta bahwa aku sudah belajar memasak lama sekali telah merebak kemana-mana. Orang-orangpun heran terhadapku. Mereka berpikir bahwa seharusnya perawakanku lebih besar dan gagah karena banyak mencicipi makanan dari proses belajarku yang lama. Namun nyatanya sosokku justru sangat kurus dengan rahang kecil yang tegas.
Tidak tahu. Mungkin apa yang kumakan tidak sebanding dengan tenaga yang kukeluarkan. Tidak tahu. Mungkin aku adalah sesuatu yang lain yang tidak dekat dengan rasa puas. Tidak tahu.
Akupun menjadi juru masak ternama di usia yang masih belia. Pandangan-pandangan kagum bercampur iri kerap kutemui dalam setiap langkah bertambahnya kehormatan dalam diriku.
Namun aku tidak peduli. Aku akan terus memasak.
Lucas menatap lawan bicaranya yang berwajah dingin. Wajah yang misterius dan tampak tanpa emosi. Hanya ada mata kecilnya yang selalu menyorot tajam.
"Dulu aku memiliki sepasang sayap putih lebar yang indah." ungkapnya. "Namun sekarang tidak lagi."
Felix sudah mendengar kalimat itu ratusan atau bahkan ribuan kali. Pun hafal betul bagaimana cara dan gaya bicara yang dipakai Lucas. Lucas yang sayu yang siap meneteskan air matanya kapanpun.
"Cengeng."
"Uh?"
"Kau. Cengeng." ujar sang juru masak jelas.
Seketika suasana menjadi senyap dan berbeda. Hening yang dibalut dengan entah rasa apa.
Yang disebut cengeng tidak merespon dengan apapun. Kedipan mata barang sekalipun belum. Lucas masih di posisi dan eskpresinya yang semula. Sedih. Menyedihkan.
Beberapa detik berlalu, si tahanan berdehem kecil untuk kembali mengawali. Ia berjalan mendekat ke arah jeruji yang membatasinya dengan Felix.
"Menurutmu aku berbohong?" tanyanya pada juru masak.
"Tentu saja." jawab Felix mantap. Tidak ada keraguan di matanya yang berkilauan.
Hening kembali, namun kali ini dihiasi dengan senyuman kecil Lucas yang damai.
"Kau benar, Chef. Aku memang tidak pernah memiliki sayap. Hahaha. Mana ada manusia bersayap."
Felix diam, tidak terkejut, hanya sedikit penasaran. Jadi ia tetap bergeming menunggu sambungan perkataan Lucas.
"Namun dulu, saat aku mengatakan bahwa aku pernah memiliki sayap, semua orang mempercayaiku. Padahal aku hanya mengatakannya untuk keisengan yang kububuhi wajah memelas. Hahahah!" tawa Lucas memenuhi ruangan.
"Mereka berpaham bahwa sayap memang pernah melekat di bahuku.
"Mereka meninggalkan akal sehatnya hanya karena omong kosong seorang bocah pandai akting. Manusia bersayap? Lucu sekali!
Lucas menggelengkan kepalanya. Hanyut dalam kisahnya sendiri.
"Akupun semakin berkoar ke sana ke mari. Melantangkan dengan belas kasih bahwa aku manusia bersayap yang kehilangan sayapnya.
"Hingga semakin lama, bukan hanya orang lain saja yang kehilangan akalnya. Akupun berakhir dengan gila. Berakhir menyedihkan karena memakan omong kosong tidak warasku sendiri.
"Aku benar-benar menganggap bahwa sepasang sayap berwarna putih, indah, dan membentang lebar pernah bersemayam dalam diriku.
"Aku tenggelam dalam perkataan dan kukungan sayap angan-angan imajinasiku sendiri."
Lucas mengakhiri kisahnya yang panjang. Tangan kanannya menyapu air mata yang tinggal di pipi. Senyum kecil penuh ketenangan singgah di wajahnya yang sekarang berseri.
Tidak ada lagi aura menyedihkan dalam dirinya.
Felix terpaku.
Sungguh kisah khayal aneh yang membuatnya tak habis pikir.
"Lalu sekarang apa?" Sahut Felix menanggapi.
"Tidak tahu." Lucas mengendikkan bahu lebarnya. "Yang jelas aku senang sekali. Karena masih ada orang yang tidak tertipu oleh cerita sayap-sayap yang selalu kulontarkan.
"Terima kasih, Chef."
bersambung
Yieheee aku update lagiii wkwkw.
Btw maafkan akuu tentang Lucas dan sayapnya yang ternyata sangat asdfghjjll :v . Bcs aku bingung😭. Aku gabisa bikin fantasi, tapi LucasxSayap di mv ikonik sekaliii ueueue 😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
TURN BACK CHEF •wayv||Felix•✔
Fiksi PenggemarBagi tujuh tahanan dalam kasus mengerikan, Felix Lee adalah juru masak yang penuh kejutan. @beraskukus, 2020