Dua tahun kemudian...
Di sebuah gedung pencakar langit. Gedung berlantai 5 tersebut bertuliskan. Gedung Detektive Company. Tempat para detektif terkenal dan ternama. Lengkap dengan para polisi ahli dari berbagai bidang.
Saat ini di gedung tersebut, terjadi keributan akan kasus rumit yang belum terungkap hingga saat ini. Kasus pembunuhan berantai yang belum menemukan titik terang dari dua tahun lalu hingga saat ini.
“Maaf pak, saya mengundurkan diri. Saya tidak bisa membuat anak ini bicara. Saya menyerah....”
Tepat di dalam ruangan rapat para jaksa yang kebingungan. Sudah 10 dokter psikologi yang disewa organisasi tersebut, belum mampu membuat anak kecil tersebut bicara. Tanpa bicara, tanpa keterangan dan lebih sulit lagi mengungkap pembunuhan sebuah keluarga, yang hanya anak tersebut yang masih hidup.
“Bagaimana sekarang pak? Hanya anak ini yang bisa kita mintai keterangan setelah bukti di tempat kejadian tidak ada satupun.”
Pria yang sekitar berumur 50 tahunan itu memijit alisnya. Ia menutup matanya seakan beban yang dialaminya begitu berat. Semua detektif dan polisi sudah dikerahkan, tapi tetap saja tidak bisa mengungkap kasus pembunuhan itu.
Satu – satunya petunjuk adalah anak itu tinggal di desa terpencil sepi. Bahkan mereka tidak tahu sebab dan alasan desa yang dikenal dengan para manusia ramah, kini berubah menjadi desa kecil yang sunyi dan menakutkan.
Kemudian seorang pria yang duduk disampingnya melihat daftar nama di sebuah lampiran kertas. Sudah semua dokter psikologi ternama dan hebat mencoba menangani anak itu, tapi tetap saja hal itu tidak membuahkan hasil.
Namun ia jadi ingat akan sesuatu. Ia ingat kemarin ketika ia berkunjung ke salah satu rumah sakit ternama. Ia pernah mendengar ada dokter muda yang dikatakan baru disana dan masih magang. Ia berusaha mencari nama dokter tersebut.
“Pak masih ada harapan!” seru pria tadi.
Seketika pria tua itu terkejut dan ia harap ini akan jadi terakhir kalinya harus mengganti dokter lagi.
“Siapa yang kau maksud?”
“Seo Mark.”
------------------------------------
Seorang pria muda tampan dengan alis mirip camar masuk ke dalam gedung. Ini adalah kesempatan emas baginya, ditambah lagi ia dipanggil kemari untuk melakukan penelitian istimewa. Tentu, ia sangat senang.
Ketika ia masuk ke dalam gedung, ia disambut oleh dua pria berbadan besar dengan kaca mata hitam serta berjas rapi.
“Kau Seo Mark?”
“I-iya.”
“Ikut kami!”
Pria yang ternyata adalah Seo Mark berjalan mengikuti dua pria tadi. Mereka berjalan menuju ruang isolasi. Tempat dimana seorang anak kecil lelaki yang dijaga khusus oleh pemerintah. Ketika Mark masuk ke dalam, terlihat seorang anak kecil lelaki dengan wajah dingin dan bibirnya yang mengering. Ia terlihat pucat.
Mark melihat jelas di depan matanya anak itu. Anak itu hanya diam duduk di kursi menatap ke arah jendela. Dengan seorang perawat mencoba berusaha untuk memberinya makan.
Mark berjalan mendekat. Ia merasa tersentuh ketika melihat anak yang diceritakan itu. Hatinya tersentuh, ia terus mendekat.
Anak itu menoleh ke arah Mark. Tatapannya begitu dingin. Tidak seperti anak biasanya, ia terlihat pendiam dan pucat.
Cklek...
“Jadi kau sudah sampai?”
Mark menoleh ketika seseorang masuk ke dalam ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deserted [HIATUS]
FanfictionCover Desain : @PeriMerah Pernahkah kalian berpikir, bagaimana jika ada seorang dokter dan detektif bekerja sama dalam mengungkap kasus rumit? Begitulah peristiwa yang dialami oleh seorang dokter psikologi magang bernama Seo Mark yang harus merawat...