Chapter-02 Si Detektif

434 82 25
                                    

Mark terdiam sembari memeluk Rendy yang ketakutan. Samar – samar terlihat bayangan sesuatu yang melintas di jendela.

Srrrr....

Terdengar juga suara cangkul yang diseret mengusik telinga Mark dan Rendy. Mereka juga mendengar suara seseorang yang merintih kesakitan. Namun suara itu tidak dapat dipastikan, suara itu seakan ingin ditolong.

Tiba – tiba saja lampu mati begitu saja, lalu hidup, dan mati kembali. Terus seperti itu, Rendy mulai merasakan kehadiran sesosok misterius di dalam ruangannya.

Rendy terdiam, bahkan Rendy menahan nafasnya dengan sengaja. Mark tidak mengerti kenapa anak itu menahan nafas.

“Kenapa kau menahan nafasmu?” tanya Mark.

Rendy hanya geleng kepala, lalu meminta agar Mark melakukan hal yang sama. Tetapi Mark tidak mau, ia menganggap kalau semua ini tidak mungkin kejadian mistis atau semacamnya.

Mark memeluk Rendy kuat, ia berharap ada orang yang akan menolong mereka. Benar saja, ini kesalahan Mark yang telah mencoba ke rumah Rendy di desa kecil angker misterius.

“Kak Mark, Jangan!!!!” Rendy berteriak tanpa sebab.

Mark tidak sempat menoleh ke arah lain. Ia merasa ada yang mencekik lehernya menggunakan tali dan ditarik ke belakang. Mark merasa kesakitan dan tidak bisa bernafas.

“Uhuk... Uhukk...”

“R-Rendy!?”

Mark tidak bisa bergerak. Ia terus saja menempel di dinding, ia hanya melihat dinding di belakangnya. Tapi anehnya, ia merasa dicekik dan berusaha untuk dibunuh.

“Jangan! Jangan!!!!” teriakan Rendy yang kesar membuat keriuhan di ruangan itu. Rasa sakit itu berkurang, ia tahu kalau jeratan itu sudah berhenti.

Mark menghampiri Rendy dan memeluknya. Keadaan kembali normal setelah teriakan Rendy. Mark memeriksa lehernya, ternyata ada bekas jeratan di lehernya. Warna lehernya menjadi merah keabu abuan. Serta menampakkan bekas jeratan rantai.

Suasana hening terjadi beberapa detik.

Sssreet...

Mark merasa ada yang memegang kakinya. Ia melihat ke bawah. Ternyata ada sebuah tangan hitam dengan cakar panjang memegang pergelangan kaki Mark. Anehnya, itu adalah tangan saja yang keluar dari lantai.

Mark terkejut ketakutan dan lari keluar ruangan bersama Rendy. Ia tidak akan menyangka merawat Rendy disini adalah hal yang tidak mudah dan mencekam.

Mark membuka pintu dengan terburu – buru. Ketika ia akan lari, Mark tersandung dan terjatuh.

Dan untungnya ditangkap oleh seorang pria muda tampan berpakaian rapi. Ia menatap Mark yang ditangkapnya tadi. Mereka saling pandang memandang beberapa detik.

“T-terimakasih,” ucap Mark yang langsung berdiri.

“Kau pasti dokter Seo Mark.” Tebak pria itu.

“Iya benar,” jawab Mark.

“Kalau begitu perkenalkan, Kim Jaemin agen rahasia dari Detektive Company,” jawab pria tadi.

“Jadi kau Jaemin?” tanya Mark.

“Iya, dan dia pasti Rendy,” ucap Jaemin sembari memegang kepala Rendy.

“Aku dikirim karena ada misi mengungkap pembunuhan berantai, huh! Aku heran kenapa anak ini saja yang selamat?” lanjutnya.

“Oh iya ngomong ngomong kalian kenapa? Kelihatannya tegang sekali?” tanya Jaemin.

“Kami dikejar sosok misterius, padahal aku tidak percaya dengan hal seperti itu, tapi ketika melihay faktanya itu... Ah sulit untuk kukatakan,” jelas Mark.

“Sudah kuduga, pantas saja jalan kemari cukup berkabut, sebaiknya kalian-“ kata – kata Jaemin terhenti ketika ia melihat sesuatu melintas dengan cepat di tengah kabut.

“Apa itu?!” tanya Jaemin sembari menunjuk ke arah kabut.

Tiba – tiba saja Rendy menjadi takut dan nafasnya tidak teratur.

“Cepat kalian masuk ke dalam dan obati luka lukamu, biarkan detektif jenius ini menyelidikinya,” jelas Jaemin.

Lalu Mark membawa Rendy masuk. Kemudian Jaemin berjalan mendekati kabut itu. Seketika ia melihat bayangan dua orang misterius. Itu seperti wanita dan satunya lagi seperti laki – laki.

“Siapa kalian?” tanya Jaemin

Tidak ada jawaban dari dua orang misterius itu. Tidak mendapat jawaban, Jaemin pun mendekat lalu menghidupkan senter. Pertama ia melihat pohon besar yang baru tumbuh. Anehnya, dua bayangan tadi hilang.

Jaemin tidak mengerti, kenapa dua bayangan itu membuatnya kemari. Tidak ada apapun disini, hanya pohon. Ketika Jaemin menoleh ia melihat seorang pria yang berdiri di atas padang rumput membelakangi Jaemin.

Aneh? Tadi tidak ada siapapun. Lalu ia mendekati pria itu. Ketika ia mendekat, ia mencoba memanggilnya.

“Siapa kau?”

Pria itu menoleh. Jaemin membelalakan matanya. Seperti ia baru pertama kali melihatnya.

“A-apa itu?”


TO BE CONTINUE

Menurut kalian part ini bikin tegang ya? Atau seram? Hehe tapi jangan lupa vote dan komennya ^^ See you next chapter~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menurut kalian part ini bikin tegang ya? Atau seram?
Hehe tapi jangan lupa vote dan komennya ^^
See you next chapter~

Tertanda,
Ian 07/08/2020

Deserted [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang