Jubah hitam melayang membawa rantai berdarah tak lama lagi akan membunuh Jaemin. Jaemin hanya bisa pasrah, ia menutup matanya berharap kalau semua yang dialaminya hanya mimpi dan berharap bangun secepat mungkin jika memamg itu mimpi.
Satu menit...
Dua menit...
Tiga menit...
Jaemin tidak merasakan apapun. Ketika ia membuka matanya, ia sudah berdiri di ruangan tadi tanpa diikat rantai. Aneh sekali dengan hal itu. Tapi setidaknya, Jaemin masih ads kesempatan untuk hidup.
Jaemin segera pergi dari rumah kosong itu. Ia berharap Mark dan Rendy akan menemukannya. Namun, Jaemin tidak tahu dan desa asing yang belum pernah ketahuinya. Jaemin berjalan menyusuri rumah yang ada di tepi jalan.
Tidak ada yang aneh dari jalan itu. Jaemin melihat ponselnya, ternyata hari sudah larut dan bahkan hampir pergantian hari. Jaemin bahkan tidak mengerti dengan jubah hitam itu, Jaemin tidak tahu kenapa dan bagaimana bisa ia dibawa ke rumah itu.
Tetapi, hal yang menjadi pertanyaan adalah kenapa hantu berjubah hitam itu tidak membunuhnya. Jaemin pikir dia adalah manusia, tapi setelah dilihat dengan dekat, ternyata dia bukan manusia seperti di pikiran Jaemin.
•
Sudah satu jam Jaemin menyusuri komplek jalan yang ada rumah di tepi jalan. Namun Jaemin belum menemukan arah jalan pulang. Tetapi sesuatu terlihat dari salah satu rumah di tepi jalan yang sepi.
Sayup – sayup Jaemin mendengar seseorang bersenandung. Suaranya terdengar merdu dan sepertinya dia adalah seorang wanita. Jaemin mencari sumber suara itu. Akhirnya ia sampai di depan rumah, suara senandung itu semakin dekat. Sepertinya masih ada orang disana.
Jaemin berharap akan ads orang yang menolongnya. Ketika Jaemin masuk ke dalam rumah itu, suasana di dalam rumah nampak sepi dan tidak berpenghuni. Kalau begitu darimana asal suara senandung itu?
Jaemin membuka pintu di salah satu kamar di rumah itu. Tidak dapat dibayangkan, Jaemin melihat seorang perempuan tua yang sedang menyisir rambut anak perempuannya sembari bersenandung merdu. Awalnya, Jaemin mengira kalau mereka adalah manusia, namun setelah melihat ke arah cermin tidak ada bayangan mereka disana.
Ketika Jaemin menoleh lagi ke arah mereka. Ibu dan anak itu malah menoleh Jaemin dengan tajam. Bahkan bola mata mereka nampak hitam pekat. Seketika Jaemin terkejut dan bergegas pergi dari rumah itu.
Sepanjang misi mengungkap kasus seberat apapun, ia belum pernah harus menjalani misi seram seperti itu. Karena ketakutan Jaemin berlari tunggang langgang dengan harapan dua orang tadi tidak mengejarnya.
Jaemin lelah dan mengantuk berat. Terlebih lagi hari sudah semakin pagi. Jaemin tidak bisa melakukan keinginannya yang ingin tidur yang sudah diujung tanduk. Jaemin harus segera menemukan Mark dan Rendy jika ia ingin bisa beristirahat.
Lalu Jaemin berhenti di sebuah rumah kosong. Kabut semakin tebal saja membuat Jaemin susah menemukan jalan. Dari tadi Jaemin hanya mengandalkan ponsel sebagai penerangan yang begitu minim.
Jaemin masuk ke dalam rumah dan bersandar di dinding. Jaemin menghela nafas, akhirnya ia bisa lega dari kejadian tadi. Namun tidak berakhir disitu. Sesuatu menetesi dahinya, Jaemin meraba cairan itu dan ternyata cairan itu berwarna merah. Ia mendongkak sedikit ke atas. Jaemin terkejut dan segera keluar dari rumah itu. Sesuatu yang seram membuatnya ketakutan melihat hal sersm tadi.
Kali ini Jaemin benar – benar lelah. Tenaganya habis karena berlarian tadi. Tetapi Jaemin harus bisa selamat dari hal seram dan misterius di desa itu.
Jaemin mendengar seseorang memanggil dirinya. Ketika Jaemin menoleh ternyata mereka adslah Mark dan Rendy. Namun di sisi lain hantu jubah hitam itu mengejar dirinya dengan tongkat diujungnya terdapat sabit melengkung serta menyeret cangkul.
“Jaemin, apa kau baik baik saja?” tanya Mark.
“I-iya. T-tapi apa i-itu?” ucap Jaemin.
Rendy terlihat ketakutan melihat jubah itu.
“D-dia pem-“ kata – kata Rendy terpotong ketika seorang pria tua yang tidak lain adalah Pak Jo ada dihadapan mereka.
Bukannya membaik, entah kenapa nafas Rendy tidak teratur dan terengah – engah. Setelah kedatangan Pak Jo, hantu jubah hitam itu tiba – tiba saja hilang dari kejauhan.
“Kalian pergilah, disini tidak aman!” ucap Pak Jo.
“Maksudmu?” tanya Mark.
“Pak Jo, kau?” timpal Jaemin.
“Tunggu dulu, kau mengenal pria tua itu?” tanya Mark pada Jaemin.
“Jangan banyak bicara, kesepian ini akan jadi semakin mencekam ketika dia berhasil membunuhmu.”
Jaemin, Mark, dan Rendy memutar balik tubuhnya untuk segera pergi. Namun nafas Rendy masih terengah – engah dan ia merasa belum tenang. Tetapi sesuatu mengganggu benak seorang lelaki lugu Seo Mark itu.
“Kenapa dia bisa ada disini?”
To Be Continue
Jangan lupa vote dan komen ^^
Sampai jumpa~Tertanda,
Ian 18/09/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Deserted [HIATUS]
FanfictionCover Desain : @PeriMerah Pernahkah kalian berpikir, bagaimana jika ada seorang dokter dan detektif bekerja sama dalam mengungkap kasus rumit? Begitulah peristiwa yang dialami oleh seorang dokter psikologi magang bernama Seo Mark yang harus merawat...