“Engkau sudah gila, Grissham?” tanya Evellyn tak percaya.
“Maafkan saya, Tuan Putri.” Lelaki bermata cokelat itu menunduk meski berucap tenang.
Evellyn terkadang tak bisa memahami jalan pikir tangan kanannya itu. Terlepas dari kemampuan bela diri yang patut diacungi jempol, putra tunggal dari Madam Beliora, tiba-tiba memutuskan untuk menyusup ke Skyvarna tanpa peringatan.
Untung beribu untung, ia bukanlah anak kemarin sore. Tidak patut disalahkan memang, raja baru yang diangkat menggantikan ayahnya—berambisi untuk menumpas para pengkhianat. Mereka menganggap penyusup kemarin malam adalah salah satu yang harus dimusnahkan.
“Jangan gegabah! Berhati-hatilah dalam bertindak. Ini bukan wilayah kita,” nasihat gadis bermata hitam keunguan itu.
“Apakah saya harus pulang ke Cornwevic?” Grissham balas bertanya.
Evellyn menghela napas. “Aku sudah memikirkannya masak-masak. Cornwevic adalah tempat haram, maka kita harus menjauhinya. Cobalah bergabung dengan calon prajurit. Aku dengar, Elleinder sedang mencari pengawal untukku. Pastikan kau tidak mengecewakan.”
“Saya mengerti,” sahutnya tanpa salam kemudian melompat keluar jendela.
Dari tempat Evellyn berdiri, terlihat bayangan Grissham berlari dari satu pohon terdekat ke pohon yang lain dengan kecepatan mengagumkan. Sayangnya kebahagiaan pemilik *Helmentra itu tidak bertahan lama, ketika tak sengaja menangkap gelagat seseorang yang mengamati pertemuan ini.
(*Pasukan khusus Cornwevic)
Terkejut? Tentu saja. Jarak istana ratu dan istana raja hampir dua kilometer. Sulit dibayangkan ada manusia yang dianugerahi penglihatan setajam elang, kecuali ia sudah terlatih.
Dan lagi tidak mungkin, orang itu adalah suruhan ayahnya. Evellyn yakin, setengah jam yang lalu, Grissham melaporkan bahwa Cornwevic tengah disibukkan dengan keadaan Eilaria.
Menurut janji yang diucapkan Duke Axton Windsor, bahwasanya pengkhianat lebih baik mati. Cukup sebagai bukti jika Duke tidak main-main dengan ucapannya.
Evellyn berdoa, semoga pertarungan Skyvarna dan Cornwevic tidak meletus sebelum waktunya. Bagi putri yang ditirikan, tak masalah jika keduanya hancur, selama tidak berimbas kepada rakyat kerajaan.
Tak banyak pihak yang tahu, Evellyn merupakan bagian dari rakyat terbelakang. Istana Archer dijadikan penghuni bangsawan yang mengesampingkan keadaan ekonomi Skyvarna. Bahkan raja sebelumnya diangkat bukan berdasarkan silsilah, melainkan hasil suatu kudeta.
Elleinder Bardolf, pada kenyataannya hanyalah keturunan Geraint Bardolf, mantan menteri Raja Alzevin Emrys VI. Geraint menusuk sang raja diam-diam demi tahta Skyvarna. Melalui uang dan sekutu, kemenangan di pihak mereka. Aib yang terbungkam sepenuhnya.
“Lalu, ke mana Adik Raja Alzevin VI? Bukankah garis penerus yang sah masih berjaga?” tanya Evellyn pada Earl of Clementine, paman kandungnya yang kala itu mengunjungi kediaman Cornwevic.
Evellyn sendiri tidak pernah mencari gosip. Malahan ia tak sengaja menjelma menjadi tempat penumpukan berita Skyvarna. Putri Duchess Lansonia itu, sekadar menganggap sebagaimana kabar burung semata dan menyimpannya untuk diri sendiri.
“Pangeran Devian lenyap termakan fakta. Lebih dari seribu pasukan dikerahkan mencari langkah tanpa jejak. Hingga satu bulan kemudian, kudengar ia raib tertelan ombak di perbatasan Skyvarna-Locko,” dongeng Earl Briyan Denio.
“Paman hanya membual,” keluh Evellyn, “Tidak adakah cerita yang lebih rasional?”
“Ada,” jawab Earl spontan, “Kau yang terlalu ingin tahu.” Ia tersenyum penuh arti sambil menyapa gelas kopi di atas meja. Menyesapnya perlahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/235216612-288-k217415.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Surrogate Wife
Fantasy(Masuk Tahap Revisi) Elleinder muda harus menggantikan sang ayahanda yang baru saja meninggal, terutama mengikuti kehendak ibundanya untuk menikahi calon permaisuri terpilih. Ia menerima Evellyn bukan sekadar cinta apalagi kecantikan gadis itu. Ent...