Prolog

19 11 0
                                    

Hari ini senin,12 juli 2019.

Matahari mulai terbangun dari peraduannya, memancarkan sinarnya yang menghapus titik-titik embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari udara dingin, dan membakar semangat baru di hari yang baru.

Pancaran fajar di pagi hari adalah pancaran semangat. Semangat baru di hari yang baru. Sambutlah pagi dengan senyuman dan suasana hati yang baik.

Udara dingin di pagi hari adalah anugrah, bukan alasan untuk bermalas-malasan. Bangun, pagi hari terlalu berharga untuk dilewatkan hanya dengan berselimut. Bangun, sinar matahari terlalu berarti jika untuk dilewatkan tanpa tersenyum.

Pagi ini langit begitu cerah,udara yang segar masuk kedalam indra penciumanku. Aku bersyukur hari ini aku di beri oksigen gratis,diberi kebebasan untuk menghirup udara sebebabas bebasnya. Aku tidak tau besok aku masih bisa menghirup udara ini ataukah justru siang ini atau justru jam ini atau menit ini dan bagaimana dengan detik inj juga aku berhenti bernapas. Aku tidak tau jawabannya, Yang aku tau adalah menikmati semua ini dengan bersyukur dan ikhlas.

Banyak manusia yang terkadang kurang bersyukur, tidak bisa menerima kenyataan ya seperti pahitnya kehidupan. Aku sedang tidak curhat atau mengada-ngada justru bahwa ini fakta kenyataan yang sudah ku jalani dalam hidup ini.
Banyak orang yang ku temui. Berbeda jenis dan sifat,yang aku tau kita itu sama walupun berbeda.

Seperti saat ini sekolah ku sangat sepi, mungkin beberapa orang sedang menjalani ritual mandinya, ada juga yang sedang menghabiskan sarapannya,bahkan ada yang masih bergelung dengan selimutnya.
Mungkin ada juga yang malas untuk ke sekolah.

Hari ini merupakan hari pertama seluruh sekolah setelah sekian lama berlibur panjang,termasuk sekolahku.
Aku bersekolah di Sma Genus Nusantara, aku bukan anak baru sudah satu tahun aku bersekolah di sini. Saat ini awal baruku di kls 11.

Tap!

Tap!

Tap!

Derap langkah kakiku menggema di sepanjang koridor,suasana sekolah sangat sepi.
Hari ini aku berangkat sangat pagi, wajar saja sekolah sangat sepi.

Aku bukan tipe orang pemalas yang bermalas malasan di rumah, sehingga kesiangan berangkat sekolah.
Aku tidak berbohong, memang itu kenyataannya.
Tapi aku juga bukan tipe anak yang rajin, bukan juga anak kutu buku.

Aku hanya apa adanya saja, bisa dikatakan pintar bisa juga dikatakan bodoh,tapi sih aku lumayan pintar hehe:), bukan menurut ku tapi menurut teman temanku. Pernah teman temanku berkata saat pelajaran sekolah berlangsung, saat itu seluruh anak kls 10 IPA3 di beri tugas oleh bu sari, dimana bu sari saat itu tidak masuk mengajar karena anaknya sedang sakit.
Kami di beri tugas yang lumayan menguras waktu dan juga otak, kami sekelas tentu saja saling mengcoppy atau menyontek. Menyontek nya melalui buku tugasku, mereka berkata.

"Ga no 5 apa jawabannya?".

"Ga yang ini susah nih!".

"Ga nyontek dong".

"Ga pelit amat!! ".

"Ga lo kan paling pinter di sini, bagi dong jawabannya".

"Ga".

"Ga".

"Ga lo kan anak beasiswa pasti pinterkan, jangan pelit pelit dong".

Nah dari sekian banya kalimat yang dikeluarkan teman temanku yang paling membuatku merasa muak kata"Anak Beasiswa" yang tidak mau aku dengar.
Karena aku tau disini anak beasiswa bukannya banyak mendapatkan pujian atas kepintarannya,melainkan banyak nya kata hinaan yang mereka lontarkan untuk anak beasiswa.
Mereka bilang anak beasiswa itu anak tampungan karena di sini anak beasiswa serba menumpang, seperti numpang belajar, numpang makan,numpang sekolah dan bla bla.

Menurut mereka anak beasiswa itu anak yang tidak mampu untuk membiayai sekolah.Tapi menurutku anak beasiswa itu anak yang mandiri,maksud kata mandiri itu mereka tidak ingin menambah beban biaya hidup pada orang tua. Anak beasiswa itu memanfaatkan kesempurnaan hidup kita."Manusia adalah makhluk yang sempurna di bandingkan makhluk lainnya.". Kata sempurna maksudnya manusia berbeda dengan makhluk lainnya, manusia itu sempurna dengan otak. Jadi seperti itulah anak beasiswa, manusia yang memanfaatkan otaknya.

Aku termasuk anak beasiswa,aku bukan anak orang kaya tapi aku anak yang tinggal di lingkungan sederhana.Aku Tidak terlalu miskin aku juga tidak terlalu kaya jadi sederhana lah yang menggambarkan kehidupannku.

"Gagaa!! " Lamunanku dan Langkah kakiku terhenti ketika aku mendengar seseorang menyebut namaku, sebenarnya namaku bukanlah gaga. Megarissa Anjani itulah namaku mereka memanggilku gaga padahal nama panggilanku saat aku SD maupun SMP adalah Rissa hanya di sinilah aku di panggil gaga. Aku juga tidak tau kenapa bisa terjadi.

Aku membalikan badanku dan orang yang pertama kali kulihat adalah seorang gadis cantik, kulitnya putih,matanya sipit mirip seperti wanita Chiness, tubuhnya terlihat mungil, rambut hitamnya panjang tergerai indah,  Perpect.
"She is my friends", dia adalah temanku.
Teman sebangku dan sekelas ku waktu kelas 10 kemarin.
Yulita Yumna Ayudia itulah namanya dia merupakan satu satunya teman yang ku punya di sekolah ini. Dia bukan anak beasiswa sepertiku dia anak orang kaya ya bisa di katakan seperti itu. Dia itu sangat polos aku senang memiliki teman sepertinya dia itu ."Reall Friends". bukan seperti orang lainnya yang bisa di juluki "Fake Friends". Ya sejenis itulah, aku benci dengan orang-orang yang hanya menganggapku teman di saat membutuhkan bantuanku, membuangku di saat aku tak di butuhkan.
Aku muak dengan orang seperti itu, aku tidak percaya dengan semua orang. Mereka hanya sedang memakai topeng di hadapanku dan melepaskan nya tanpa rasa bersalahpun.

"Hai".kalimat pertama yang kulontarkan beserta senyumku yang merekah di saat wajah nya berada di hadapanku.

"Aku kira kamu masih tidur dirumah, ternyata hanya mimpi".ucapnya disertai kekehan yang khas di wajahnya.

"Mana mungkin seorang Garissa kesiangan, Hehe",lanjutnya dengan wajah cengengesan.
Dia sangat menggemaskan sekali bahkan wajah sangat imut. Ku akui dia memang sangat cantik bisa dikatakan bagian fisiknya sangat sempurna ya walaupun manusia tidak ada yang sempurna. Aku ini perempuan,dan aku mengatakan nya cantik karena itu memang kenyataan nya, bukan berarti aku ini menyukai sesama jenis aku hanya mengatakan yang sebenarnya.

"Kamu Mau lihat papan pengumuman? ". Aku bertanya kepadanya, karena hari ini adalah hari pertama sekolah lagi jadi kita harus mencari dimanakah kelas yang akan kita tempati setahun ini.

"Iya, semoga kita sekelas lagi ya aku gak mau cari teman baru lagi".pintanya dengan wajah memelas.

"Hmm semoga".aku menganggukan kepalaku.

Aku dan yumna langsung berjalan menuju papan pengumuman untuk mencari kelas yang akan kita tempati setahun ini,semoga aku bisa satu kelas lagi dengan Yumna.

        

••••••

Hallo teman teman dukung aku ya, ini cerita pertamaku maaf aja ceritanya gak seru, soalnya ini baru permulaan.
Aku minta vote dan coment nya.
Saling menghargai ya teman teman.

Bantu juga promosiin cerita nya hehe:)
See you di chapter berikutnya.

Bridge Of dreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang