Apa yang akan kalian lakukan, saat jam istirahat tiba?..... Kantin? Taman? Perpustakaan? Atau di kelas saja?.....
Jika kalian bertanya padaku, apa yang akan aku lakukan saat jam itu tiba?, Jawabannya adalah kantin.
Walaupun aku itu orangnya pendiam, dan penyendiri bukan berarti aku ini anti keramaian, yang membiarkan perut berbunyi karena merasa lapar dan malah pergi ka taman atau perpustakaan untuk menyendiri.Aku berjalan sendirian di koridor menuju kantin, sebenarnya aku bersama yumna namun dia pergi ke toilet dia akan menyusulku tentunya. Aku terus berjalan tanpa memperdulikan sekitarku, ketika aku meluruskan pandanganku kedepan, aku terkejut. Tapi aku pandai mengendalikan ekspresi, aku terus berjalan tanpa memperdulikan seseorang yang kini tengah berjalan berlawanan arah denganku. Bohong jika aku tidak gugup, percayalah apa yang dikatakna orang orang memang benar pesona seorang raffa tidak dapat di pungkiri. Aku memang sering tidak perduli dengan apa yang orang katakan lebih tepatnya gosipkan, mereka selalu mengagumi sosoknya itu, tapi bukan berarti aku tidak tau apa yang sering mereka bicarakan itu...
Ketika langkah kaki semakin mengikis jarak antara aku dengannya, aku mencoba bersikap biasa saja.
Tap.
Tap.
Tap.
Aku menghembuskan kasar napasku ketika aku berjalan melewatinya tanpa melirik sedikitpun, tapi
" Tunggu ".
Deg! , Aku tentunya mengenal siapa pemilik suara itu, seketika aku menghentikan langkahku tanpa membalikan badanku. Aku mendengar suara langkah kaki mendekatiku.... Aku menahan napas ketika sepasang sepatu tepat di hadapanku. Aku memberanikan diri untuk melihat wajah pemilik sepasang sepatu itu. Aku terus memandangnya terpaku pada iris mata berwarna hitam pekat itu kami bertatapan cukup lama.
Satu detik ...
Dua detik...
Tiga detik ...
Empat detik....
Lima detik....
Aku memutuskan kontak mata kami...sebenarnya aku tidak sanggup bertatapan dengannya, entahlah aku takut jatuh kedalam pesona seorang Raffa Davision. "Ada apa? ".tanyaku.
"Aku cuma mau bilang terimakasih". Ucapnya dengan wajah datar sedikit menaikan sudut bibirnya.
"Untuk apa?".tanyaku kebingungan.
"Kemarin adikku lututnya berdarah mungkin terjatuh waktu berlari dan katanya ada yang nolongin ngobatin lukanya I know you are the one...". Terangnya.
"Oh dia itu adik kamu...".Aku menganggukan kepalaku.. "Sama-sama".lanjutku.
Sebenarnya aku tau gadis kecil itu adiknya. Setelah itu kami terdiam cukup lama, rasanya canggung sekali. Dia juga hanya diam dan malah menatapku. Aku berdehem "Yasudah aku duluan..". pamitku. Dia hanya mengangguk. Setelah itu aku melanjutkan langkahku menuju kantin..
Pikiran ku berkecamuk, Aku baru tau ternyata dia orang nya sopan, dan juga lembut dalam berbicara. Aku selalu mengira dia itu Sombong, ketus, dingin. Tapi yah namanya juga manusia tidak luput dari kesalahan. Memang benar tak kenal maka tak sayang, What! Apa apaan mengapa aku berharap kenal dengannya huh rasanya tidak mungkin.
Sesampainya aku dikantin aku mengedarkan pandanganku untuk mencari sosok wanita yang katanya tadi ketoilet, aku terus mencarinya karena kantin seluas ini tidak mudah untuk menemukan nya. Dan ketemu, ternyata dia duduk di pojokan aku berjalan menujunya.
"Kok lama banget sih? ".tanyanya.
"Iya tadi keperpus dulu bentar".jawabku.
"Yaudah mau pesen apa?".
"Roti aja deh, lagi hemat nih aku".dia hanya menghela napas.
"Aku traktir ". Aku menggeleng aku tidak mau tergantung kepadanya, sungguh aku tidak enak hati jika terus di traktir olehnya.
"Ayolah....".jeda sebentar "Gabaik nolak rezeki". Lanjutnya.
"Yaudah deh nasi goreng aja".
"Oke tunggu bentar". Dia pun pergi memesan makanan. Sebenarnya tadi aku mau menolak traktirannya, tapi aku tidak enak. Dia itu terlalu sering mentraktirku makanan padahal aku belum pernah minta traktir padanya. Aku tidak mau dikira hanya memanfaatkannya, dia terlalu baik.
Aku mengedarkan pandanganku keseluruh penjuru kantin, ternyata kantin nya sangat ramai. Tentunya lebih ramai di bandingkan kantin bawah... ya wajarlah kantin bawah kan tempat makan anak beasiswa.
"Ngapain sih".Aku mengerjapkan mataku kaget tentunya.
"Apaansih ngagetin tau". Dia mendengus.
"Habisnya kamu malah bengong ngelamun gitu ".gerutunya.
"Nggak kok".
"Eh liat tuh". Dia menunjukan sesuatu lewat dagunya. Aku langsung mengikuti arahnya itu yang menunjukan segerombolan anak Famous Di sekolah ini, yang terdiri dari 3 orang lelaki dan 4 orang perempuan, Siapa lagi kalau bukan Raffa, Ellin dkk.
Aku tau nama nama mereka, ya siapa juga yang tidak tau.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bridge Of dreams
Teen FictionApa yang akan kamu lakukan ketika terjebak antara perpaduan rasa? Apakah kamu memilih untuk pergi saja? Ataukah justru diam saja?. Memilih dengan hati atau dengan logika? - - - - - - "You are a bridge that connects me to love, but I was wrong it tu...