Bab 2

3 5 0
                                    

Aku terus berjalan, bahkan aku tidak perduli dengan kakiku yang rasanya mau copot. Yang aku inginkan saat ini adalah kasurku,aku sangat ingin merebahkan tubuhku ini di sana,rasanya lelah sekali.

"Assalamualaikum".Aku masuk kedalam rumah yang sudah 4 tahun lebih aku tempati, rumah ini tidaklah mewah hanyalah sederhana.

"Waalaikum salam".Sahut seorang wanita paruh baya yang berada di dalam rumahku.Aku langsung menyalaminya seperti biasa, dan memeluknya.

"Gimana sekolahnya hari ini? ".tanyanya disaat aku sedang melepas sepatu dan kaos kakiku.

"Seperti biasa nek".Jawabku.
Aku tinggal bersama nenekku, aku sangat menyayanginya.Dia selalu ada untukku, dia selalu peduli denganku.
Jika kalian bertanya, dimanakah ibu dan ayahku. Maka jawabannya aku tidak tahu. Aku memang tidak tahu mereka yang aku tahu mereka tidak peduli denganku,Mungkin.

"Nenek dengar dia sudah menghubungimu? ". Dia bertanya padaku. Aku hanya menganggukan kepalaku. Dia hanya menghela napas.

"Kamu jangan khawatir,nenek nggak akan membiarkan itu terjadi".Dia berbicara menyemangatiku.

Aku hanya diam, Aku tidak tahu harus berbicara apa, nenek selalu saja berbicara seperti itu. Aku tidak yakin, bukannya aku tidak percaya dengan nenek hanya saja aku tau,aku tidak mau menyusahkannya lagi.

"Tumben Kamu sudah pulang,nggak kerja? ".Nenek mengalihkan pembicaraannya, mungkin dia mengerti jika aku diam berarti aku tidak mau membahasnya.

"Enggak Nek, caffe nya lagi direnovasi jadi libur deh 1 minggu kedepan".jawabku seadanya.

"Syukurlah,supaya kamu bisa pokus sama sekolahmu". Dia menjeda ucapan nya "Dan mencari ibumu".

Aku hanya menghela napas "Rissa enggak tau nek, rissa gak yakin bisa nemuin ibu. Kalopun rissa ketemu ibu,rissa gak yakin kalo ibu bakal bantuin rissa".

"Kamu enggak boleh ngomong kayak gitu nak, nenek yakin ibumu pasti membantu kami, karena dia sangat menyayangimu".Sudah beribu-ribu kata nenek mengatakan itu padaku, aku tidak percaya jika ibuku menyayangiku.

"Kalo dia sayang sama aku, dia gak bakal ninggalin aku gitu aja nek".

Nenek hanya diam saja.
"Rissa mau mandi dulu nek".pamitku.

Aku tidak bermaksud membantah ucapan nenek, aku hanya lelah jika terus mengharapkan yang tidak pasti. Aku capek.

°°°°°°°°°°

Pagi hari telah datang aku baru saja menyelesaikan ritual mandiku Aku bangun pukul 5 pagi,aku bergegas untuk menjalankan ibadah sholat shubuh. Aku selalu teringat ucapan nenek"Jagalah sholatmu,meski dirimu belum baik. Berusahalah setiap hari untuk lebih baik ". Aku sangat bersyukur mempunyai nenek sepertinya, dia selalu berusaha menjadi yang terbaik untukku. Dia selalu membimbingku.Dia selalu mendidikku dengan baik,mengajarkanku arti sebuah kehidupan.Jadi dalam diriku aku harus banyak bersyukur atas semuanya, bersyukur dan bersyukur.

Aku memang bukan orang baik, tapi aku berusaha untuk menjadi lebih baik.

Aku menghampiri nenek di dapur, dia sedang menyiapkan sarapan untukku. Aku sangat senang membantu nenek memasak, entah kenapa aku memang senang memasak.

"Pagi nek".

"Pagi, sudah bangun kamu? ".

"Udah dong nek,ada yang bisa rissa bantu?".

"Sudah Selesai kok".Aku hanya meringis, biasanya aku selalu membantu nenek setiap hari, tapi untuk kali ini aku justru kesiangan jadi ya seperti ini.

"Aduh maaf ya nek, risaa telat bangunnya jadi gak bantuin nenek".

"Gak papa,ayo makan nanti telat kesekolah nya".Aku hanya menganggukan kepalaku.

Bridge Of dreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang