Moment manis

4 1 0
                                    

Sebelum baca tekan bintang!

___

"Lo gapapa kan Stel?" Tanya Rea khawatir pasalnya setelah mereka pergi tadi Stela menangis, sekarang mereka masih berada di kantin tepatnya mereka pergi ke tempat Jovanka.

"Gapapa kok, gue kesana dulu ya mau ke Atala," Jawab Stela lalu langsung pergi tanpa persetujuan sahabat barunya menuju sudut kantin dimana Atala dan teman-temannya duduk.

"Tal," Panggil Stela ketika baru saja tiba di tempat Atala dengan bibir melengkung ke bawah dan sedikit bergetar lalu matanya yang merah sedikit sembab.

"Stela lo kenapa?" Tanya Atala panik sambil menarik Stela ke pangkuannya, kelakuan manis itu sekarang menjadi tontonan yang menguras hati para siswi SMA Elang sedangakan sahabat Atala menatapnya dengan tatapan heran.

"Lo kenapa hm?" Tanya Atala lembut sambil menghapus air mata Stela lau mengecup bibir adiknya itu yang membuat seluruh murid yang ada di sana syok seketika terlebih sahabat Atala.

"K kalian ga incestankan?" Tanya Arwan yang di angguki Aksa dan Kavin yang merasa terwakilkan. Atalapun menggeleng kecil, pasalnya dari dulu ketika Stela menangis dia selalu seperti ini memangku dan mencium setiap inci wajah adiknya itu.

"Kenapa hm?" Tanya Atala sambil membalas pelukan Stela, posisi Stela sekarang di pangku Atala dengan berhadap-hadapan.

Stela masih belum menjawab ia masih betah memeluk dada bidang saudara kembarnya sambil terisak kecil, sedangkan Atala berusaha mendiamkan Stela dengan cara menggosok punggung Stela lembut dan sekali-kali memberi kecupan di pipi adiknya.

"Aww so sweet," Ujar Kavin sambil menopang dagunya dengan tangan lalu tatapan fokus kepada kakak beradik itu.

"Lo kenapa hm?" Tanya Atala setelah Stela mengangkat kepalanya, Atalapun mengusap air mata adiknya itu lalu mengelus pelan pipi adiknya yang sehalus kulit bayi itu.

"Gue dikatain bitch," Adu Stela dengan suara serak.

"Sama siapa?" Tanya Atala lembut dengan tangan yang masih setia menglus pipi halus itu.

"Ketua RETRO," jawab Stela.

"Bajingan!" Geram Atala tak terima ia memang sering bertengkar tapi tetap saja Stela adik kesayangannya dan ia tak terima adiknya dikatakan seperi itu.

"Lo mau gue lakuin apa?" Tanya Atala.

"Cari orang yang fitnah gue dan siapa sebebarnya orang yang terlibat skandal yang selebihnya biar nanti gue pikirin," Jawab Stela.

"Oke secepatnya tuan putri," Timpal Atala sambil tersenyum.

"Makasih pangeran," Ujar Stela lalu mengecup bibir Atala yang kembali membuat hati siswi yang melihat tambah memanas saja.

"Iya sama-sama, mau turun atau di gendong? Bell masuk sudah berbunyi,"

"Gendong," jawab Stela, lalu Atalapun menurunkan Stela lalu menggendongnya di punggung lalu dengan santainya Atala berjalab menelusuri koridor sekolah seolah tanpa beban.

___

"Ga liet tuh dia nangis gara-gara lo?" Tanya Keano yang melihat Stela bersama sahabatnya dari meja yang lumayan dekat dengan meja Atala dan tempat Stela berada.

"Apa boleh buat," Jawab Aiden sambil mengidikkan bahunya.

"Eh eh dia kemana tuh?" Tanya Reiki sambil menunjuk Stela.

"Woi dia nyamperin Atala si ketua basket," Jawab Abel.

"Hmm ada hubungan apa kira-kira mereka?" Tanya Keano penasara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Random BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang