Bab 2

653 26 1
                                    

Persentase sabar bagi mahasiswa itu minimal 90% jika dibawah itu..dipastikan  Dosen pulang tinggal Nama


...........



Bahagianya mahasiswa itu tidak harus  dengan kemewahan cukup dapatkan dosen sesuai Ekspektasi maka masalah dapat diatasi!

Mungkin itu berlaku bagi mahasiswa dikelas lain tidak dengan Ana. Dari sekian dosen bahkan jumlah kelas yang tidak bisa dikatakan sedikit kenapa harus dia yang masuk dikelasnya?!

" Assalamualaikum, selamat pagi semua maaf saya sedikit terlambat"

Mahasiswa yang tadinya ribut seketika bungkam melihat sang dosen yang dijuluki killer kini berada didepan. Menghancurkan segala ekspektasi Ana yang sudah membumbung tinggi terhempas sampai dasar.

" Baik saya disini dipercayakan untuk sementara menggantikan  pak Setyawan yang kebetulan sedang berangkat umroh untuk itu mohon kerja samanya". Dengan muka terbilang flat serta mata yang tajam.. sempurna menjawab teka-teki mahasiswa yang tidak berani menanyakan akan kehadiran pak Adnan dikelas.

" Dan saya berharap tidak ada lagi yang tidak tau nama saya, sistem penilaian saya, serta sikap dan perilaku yang harus dipatuhi dikelas saya, Mengerti?" Wanti-wantinya terhadap mahasiswa yang langsung dijawab serempak dengan kata " mengerti pak " bak pasukan pengibar bendera

" ya Allah kenapa pak Adnan makin ganteng aja sih?! " Bisik fira memundurkan badannya demi suaranya didengar oleh Ana yang duduk tepat dibelakang kursinya.

Ganteng your eyes!
Untung pak Adnan jauh kalau tidak bisa besar kepala dia
" Biasa aja " yang langsung dihadiahi delikan tajam orang didepannya.

Mungkin bagi mahasiswa peminat makhluk bening Adnan termasuk yang paling di puja bahkan nyaris tidak ada yang menolak pesonanya dari penjaga kantin hingga dosen muda kesemsem semua. Hedeh! Ana heran barangkali hanya dia yang tidak terpikat.

Bagaimana mau terpikat baru ditatap sudah keluar ngaung-nya.

" Anastasya__ saya pikir kamu cukup pandai dalam memahami aturan kelas saya" intruksi Adnan menghentikan dua mahasiswa yang tidak mendengar pembicaraan-nya.
" Attention please! Saya paling tidak suka ada yang tidak mendengarkan apa yang saya sampaikan" bentak Adnan yang  langsung membuat kelas sunyi bagai kuburan
Sensian amat pak!  Ana merutuk dalam- dalam baru pertama masuk kelas udah keluar urat apa kabar selanjutnya?!

Pak Adnan terlihat menghembuskan napas perlahan sebelum melanjutkan perkataan-nya " saya paham kalian belum sepenuhnya menghilangkan kebiasaan dari masa SMA yang terbilang cukup bebas dan suka semaunya dalam bertindak tanpa melihat orang didepan. Tapi untuk kali ini saya menegaskan kembali apa yang pernah saya bilang diawal pertemuan jika belum ada yang paham. kalian sudah cukup dewasa dalam memahami posisi kalian saat ini. Gelar Mahasiswa tidak diperuntukan untuk orang yang hanya main-main. Saya pikir kalian cukup pandai dalam memahami ucapan saya barusan" dengan mata yang tajam  membidik Ana jauh kebelakang membuat sang empu meradang takut dibuatnya.

Pak Adhnan terlihat menghembuskan nafasnya perlahan mungkin moodnya terlanjur buruk untuk saat ini?

" karena mood saya terlanjur ambruk hari ini jadi Saya rasa cukup pertemuan kali ini   saya sudah menitipkan tugas kalian pada Anastasya" hembusan tertahan mahasiswa mendengar kata tugas yang keluar dari mulut seorang Adnan sang raja singa yang tidak tau dirinya langsung keluar dari kelas tanpa mengucapkan salam seperti biasanya.

" Gilak! Belum juga masuk materi udah tugas aja " gerutuan Rendi Abimanyu Trisaka sang ketua kelas setelah keluar pak Adnan yang akhir-akhir ini lumayan dekat dengan Ana
" Jangankan Lo ren gua aja gak mikir kesono" sambar Ana langsung
" Nih nih biang keladinya! Udah tau pak Adnan sensian orangnya pakek dipancing-pancing segala " tuduh Rendi tepat sasaran yang membuat ana mengurucutkan bibir kedepan
" Ya mana gue tau pak Adnan sampe begitunya marah- marah Mulu bawaan-nya kek ibu kos yg minta tagihan" tanpa membiarkan Rendi membalas ucapannya Ana langsing menambahkan pembelaannya " lagian  tanpa ada kejadian tadi pun pak adnan emang udah kasih tugas duluan" sinis ana pada Rendi
" Gue tadi dipanggil keruangannya terus di kasih nih kertas beserta antek-anteknya" Ana langsung membanting kertas itu kemeja membuat Rendi terdiam dan langsung cengengesan berharap Ana tidak semakin marah.
" Hehhe..maaf deh gua lupa Lo kan asistennya yak"

Asisten your hand! Babu lebih tepatnya!

" Udahlah Na gak usah diladenin nih kacang Dipa satu yang ada Lo emosi sendiri" fira datang langsung merangkul Ana berharap dia tidak emosi lagi sedangkan Rendi hanya bisa bersyukur dan mengungkapkan terimahkasihnya lewat mata yang fira langsung paham
" Kuy kantin aja lah kite " tambahnya
" Yok" giliran Sella kalau masalah makanan cepat tanggap dia Ana baru paham.
" Kuy lah" akhirnya mereka berempat berjalan menuju kantin fakultas dengan Rendi dibelakang bagai pengawal 

..........

Gimana? Maaf yah kalau kurang memuaskan heheh 🙏😁

Next chapter InshaAllah lebih baik lagi🙏😅

NIGHTMARE DOSEN ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang