8| • Menjalani Tips

155 99 63
                                    

"Dave bilang, dia enggak suka sama aku," lirih Lia pelan sambil menundukkan kepalanya ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dave bilang, dia enggak suka sama aku," lirih Lia pelan sambil menundukkan kepalanya ke bawah.

"Gak pa pa, Lia. Mungkin dia sekarang nolak lo. Tapi nanti...lo liat aja, pasti dia klepek-klepek sama lo." Celin berucap dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri sambil mengusap punggung Lia pelan.

"Yapz, lo ikutin aja cara-cara yang Celin kirim di grup kita kemarin. Lo harus buat perubahan ya! Semangat Lia!" seru Jessica.

Lia menengadahkan kepalanya lalu tersenyum hangat kepada Celin dan Jessica. "Thank you manteman." Lia berujar sambil memeluk kedua sahabatnya.

"Btw, gue udah selese makan. Lo berdua udah belom?" tanya Jessica.

"Gue udah."

"Aku juga udah selese kok."

Setelah selesai makan, mereka bertiga memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Celin dan Jessica pulang bersama karena rumah mereka berdua memang berdekatan. Sedangkan Lia, lagi-lagi ia pulang sendirian. Huh, semakin lama, Lia semakin terbiasa dengan keadaan seperti ini. Sunyi, sepi dan hampa adalah gambaran kehidupan Lia akhir-akhir ini.

Lia melihat sekelilingnya sambil menyusuri trotoar dengan langkah yang lunglai. Saat sedang asik mengamati sekitarnya, Lia tiba-tiba tertengun sambil membelalakkan kedua matanya dengan lebar saat melihat seorang pria paruh baya yang selama ini ia panggil dengan sebutan 'papa' itu, merangkul seorang wanita seusia papanya dengan senyum hangat, lalu mereka berdua masuk ke dalam mobil pribadi milik papa Lia. Dan yang paling parah, wanita itu bukan mamanya Lia!

Lia terdiam ditempatnya berpijak, hingga mobil yang dinaiki oleh papanya dengan seorang wanita paruh baya yang tak ia kenal itu hilang dari indra penglihatannya.
Jadi ini alasan papanya tidak pulang ke rumah?
Jadi ini yang disebut lembur di kantor?
Haha lucu, apakah ini yang disebut lelucon oleh papanya?
Bahkan dari alibi papanya, Lia sudah curiga sejak awal. Wajar saja jika mamanya tidak mau pulang ke rumah, siapa yang ingin hidup satu atap dengan orang yang mengkhiati pernikahan mereka selama 15 tahun? Apalagi, 15 tahun itu bukanlah waktu yang singkat.

Tubuh Lia merosot dan terduduk di trotoar karena tak percaya dengan kejadian yang baru saja ia lihat. Lia meringkukkan tubuhnya, menunduk, lalu menangis sejadi-jadinya di tengah-tengah trotoar yang dipadati oleh beberapa pejalan kaki, membuat beberapa pasang mata merasa iba saat melihat kondisi Lia seperti ini.

"Pa, kenapa papa tega sama mama? Kenapa papa lebih memilih cewek itu daripada mama yang selalu ngerawat papa saat papa sakit? Yang selalu masak setiap papa pergi dan pulang kerja? Yang selalu menghibur papa saat papa sedih? Kenapa pa, kenapa?" batin Lia disertai dengan tangisnya yang semakin deras.

"Permisi mba," ucap seorang laki-laki dengan suara khas baritonnya sambil menepuk pundak Lia pelan. Lia terdiam, sepertinya ia pernah mendengar suara laki-laki ini, tapi siapa? Akhirnya, Lia memutuskan untuk menengadahkan kepalanya supaya bisa mengetahui apakah benar suara ini milik seseorang yang ia kenal?

ᴄɪᴍᴍᴇʀɪᴀɴ [ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang