─── ∙ ~εïз~ ∙ ───
Hari ini, ia tengah berjanji bertemu dengan teman teman lamanya. Sesuai kesepakatann, akan bertemu di cafe lateria, cafe baru dengan gaya yang kuno. Ah, mengingatkannya dengan kencan pertamanya yang gagal.Dia menelusuri jalan menggunakan juju, mobil kesayangannya. Setelah memarkirkan juju, ia bergegas memasuki cafe itu.
Matanya mencari sosok teman temannya,
"Jun!" Panggil salah satunya.
"Kami disini, sedang apa kau berdiri disana seperti orang bodoh" sahut lainnya.
Lelaki itu, wen junhui, atau yang biasa dipanggil jun berjalan kearah teman temannya dengan mata malasnya itu.
"Bagaimana pekerjaanmu pak bos?" Tanya dokyeom
"Sejauh ini cukup baik, bahkan aku bisa bersantai disini" jawabnya
"Lalu, bagaimana dengan kuliahmu?" Kalo ini pertanyaan jeonghan, member tertua kedua setelah seungcheol si ketua.
Mata malas jun memutar, ia sebenarnya tak suka dengan pertanyaannya yang berhubungan dengan kuliahnya, ayolah jeonghan, tidak bisakah kau memberi jun istirahat?
"Cukup baik, aku bahkan bisa meraih ip bagus tahun ini" jawab jun
"Baiklah, kita harus pesan makanan dulu, dan jangan banyak bicara ketika kita makan" ucap seungcheol, sang ketua.
Mereka mulai memesan menu, dan mengobrol sedikit tentang keseharian mereka.
Sebenarnya jun tidak sekaku itu, tapi ia akan lebih malas jika ditanyakan perihal kuliahnya.
"Jun, lo masih sendiri apa udah punya gandengan?"
Pertanyaan ini bahkan jauh lebih membosankan.
"Dengar mingyu, lo semua tau kalo gue kaku banget dengan orang baru. Sampai detik ini gue belom nemuin sosok yang pas. Gatau sampai kapan" jawabnya dengan sangat malas.
Yap, teman temannya sudah mengetahui betapa dinginnya hati sahabat mereka.
"Tapi apa lo gamau coba untuk buka hati lo gitu?" Joshua membuka suara
"Iya, seengganya lo harus coba buka hati lo. Gimana ceritanya lo belum bisa ngendaliin hati lo sendiri?" Kali ini wonwoo
Mata jun memutar lagi, emang tidak ada habisnya berbicara mengenai ini.
Sebelum pertanyaan itu terjawab, pelayan sudah datang untuk mengantarkan menu.
"Baiklah kita makan dulu, lalu lanjutlah dengan percakapan kalian itu" ucap jeonghan. Bahkan jun sekarang ini berterimakasih dengan jeonghan.
Mereka mengangguk, lalu menikmati makanannya.
"Ah maaf tuan, ini pancakenya" ucap salah satu pelayan.
"Terima-"
PYAR!
Piring itu jatuh begitu saja, saat pelayan baru saja menaruh piring itu, astaga lihat lah, mukanya memerah sekarang, ia sangat takut, ia tak sengaja
"Maaf tuan, saya tidak sengaja" ucap gadis itu.
Mata malasnya mendadak melebar. Pancake yang ia pesan tergeletak dengan tidak aestheticnya di lantai.
"Kauu..."
Yang lain menenangkan, dan para pelayan berdatangan untuk membersihkan kekacauan yang tidak disengaja.
"Saya akan membuatkannya yang baru tuan" ucapnya terburu-buru
"Tidak perlu. Saya sudah tidak selera" ucap sang tuan lalu pergi entah kemana.
"Astaga, aku sangat meminta maaf dengan kejadian ini, aku yakin kau tak sengaja, tenanglah" ucap teman tuannya.
"Ia sangat emosi tadi, maafkan dia" ucap yang lainnya
Pelayan itu menggeleng sambil berkaca-kaca "Saya mohon maaf sekali lagi atas kekacauan ini, dan tolong jangan lapor pada atasan saya, saya tak tau mau bekerja dimana lagi" tangis perempuan itu dan membungkuk 90°
"Iya, tak apa. Lebih baik kau kembali bekerja"
Dan itu adalah hari yang buruk bagi jun dan pelayan itu.
─── ∙ ~εïз~ ∙ ───
Hola!
Semoga bahagia selalu ya!
Ditunggu vote sama commentnya<3
Timakaciw!-vaiyapyu
KAMU SEDANG MEMBACA
Fabulae Exitum [Junhui]
FanfictionPertemuan pertama mereka, mungkin saat diingat. Tapi, siapa sangka dengan akhir dari kisah mereka? Fabulae Exitum, artinya cerita akhir dari pertemuan mereka. Memang tak selalu berakhir bahagia, tetapi tak ada yang mau jika akhirannya menyedihkan. 9...