02; Taman

9 2 0
                                    

─── ∙ ~εïз~ ∙ ───

Setelah insiden pancake junhui yang tergeletak dengan tidak aesthetic itu, ia pergi ke taman deket cafe itu.

Sebenarnya, ia tak mengerti mengapa harus marah seperti itu. Itu salahnya, yang terlalu excited melihat pancakenya. Tapi tetap saja ia mana mau mengalah. Jelas itu salah pekerjanya.

Ia duduk disalah satu bangku yang disediakan, ia merenungkan semua perkataan teman temannya itu.

Tentang perkuliahannya, pekerjaan, bahkan sampai kekasih. Ia sangat ingin memiliki kekasih, tetapi mengapa yang ia dapat hanya sebuah janji palsu? Atau bahkan calon kekasihnya itu mendekatinya hanya mengincar duitnya.

Ia mengedarkan pandangannya setelah menunduk terlalu lama.

Ia melihat perempuan yang tengah bermain dengan anak-anak di taman itu. Oh tunggu, itukan si pelayan tadi. Apa yang dia lakukan disini?

Jun segera bangkit dari bangkunya, dan menghampiri perempuan itu.

"Sedang apa kau disini? Bukannya ini jam kerjamu?" Tanya jun.

Yang ditanya menoleh, lalu berbincang sebentar dengan anak-anak, mereka mengangguk lucu lalu berlarian ke ibunya masing-masing

Melihat itu jun hanya menghela napasnya

"Tidak sopan sekali, aku sedang berbicara denganmu. Mengapa kau mengacuhkan ku?" Ucapnya.

"Pertama, ini sudah jam 5 sore, artinya ada pergantian shift. Dan kedua, saya lebih memilih mengacuhkan tuan, dibanding anak anak tadi" jelas perempuan itu.

"Lihatlah, bahkan dirimu saja tidak merasa bersalah atas pancake milikku tadi" alih jun.

"Sudahlah tuan, tidak perlu diungkit. Karena saya sudah meminta maaf dan menawarkan anda supaya saya membuatnya lagi. Tapi anda malah pergi dari cafe" jawabnya

Pandai sekali perempuan ini menjawab, batin jun.

Jun merotasi matanya, dan perempuan tadi hanya mengedarkan pandangannya ke taman yang mulai sepi karena anak-anak sudah pulang bersama ibunya.

"Baiklah tuan, saya harus pamit. Dan mohon maaf atas kejadian tadi" ucap perempuan itu lalu menunduk 90°

"Tunggu" kata jun

Apa yang mau kau lakukan lagi, batin perempuan itu.

Dengan helaan napas, perempuan itu berbalik arah.

"Siapa namamu?"

"Reina"

"Aku Wen Junhui, kau bisa memanggilku Jun. Jangan kau panggil aku tuan, karena aku bukan tuanmu" ucap jun.

Perempuan itu terkekeh kecil, satu kata yang mendarat di mulut jun, manis.

"Baiklah Wen Junhui. Aku harus bergegas. Hati hati dijalan" ucap reina dan berlalu begitu saja.

Jun hanya menatap punggung perempuan yang semakin menjauh itu, dengan senyuman yang jarang sekali ia tampakkan.

Sepertinya aku menyukainya, batinnya. Lalu pergi dari taman itu.

─── ∙ ~εïз~ ∙ ───

Halo!

Akhirnya jun bisa tersenyum juga, yuk ditunggu chapter selanjutnyaa<3

-vaiyapyu

Fabulae Exitum [Junhui]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang