04; Reina

9 2 0
                                    

─── ∙ ~εïз~ ∙ ───

Gadis itu hanya berjalan santai sambil mendengarkan musik melalui earphonenya, sesungguhnya ia sangat malas kembali kerumah.

Bukan karena apa apa, pasti ia akan ditanyai oleh kakaknya itu, ia bukannya tak suka. Tapi pertanyaan itu terlalu mengintimidasi seseorang. Ia hanya tak nyaman.

Reina Alaska, anak tengah dari keluarga Alaska. Penyuka seni dan langit, oh iya dia bahkan menyukai hal yang berbau photography dan buku. Tipe tipe anak indie sekali.

Ngomong-ngomong sekarang ia sedang mampir ke minimarket, hanya untuk membeli minuman dingin. Setelah memilih dan membayarnya ia pun bergegas menuju rumah.

Sesuai dugaan, masnya Wonwoo Alaska sedang menunggunya diruang tamu.

"Dari mana saja?"

Sudahku bilang bahwa pertanyaannya sangat mengintimidasi.

"Dari minimarket mas, beli minum" jawab reina seadanya.

"Setelah kejadian pancake jatuh kamu keluar dari cafe. Kamu mempermalukan mas secara tak sengaja reina" ucap wonwoo

Reina mendelisik, bahkan ia tak melihat ada wonwoo disana. Ya mungkin saking terkejutnya.

"Maaf mas, tapi tadi reina sudah berusaha untuk meminta maaf, dan sudah menawari untuk membuat ulang, tapi temen mas gamau" balas reina.

"Tetap saja itu salahmu, kau memang tak pernah hati hati" ucap wonwoo.

Bahkan nada kau sangatlah kejam dimulut wonwoo bagi reina.

"M-maaf mas" ucap reina, lalu perempuan itu berlari kekamarnya. Kemungkinan akan menangis.

Wonwoo hanya melihat reina, sebenarnya ia sangat sayang padanya, namun entahlah, ia hanya enggan menunjukkan atau mengatakannya.

Sampai kapan gue gini terus sama reina, batin wonwoo.

Tepat sesuai dugaan, reina menangis dikamarnya. Ia hanya merasa masnya tak sayang padanya sejak kecil. Iya, dia tau bahwa wonwoo mempelakukannya berbeda dengan chan alaska, anak bungsu keluarga alaska itu.

Tapi, mengapa yang selalu bersedih hanya dia.

"Mbak, udah to nangisnya. Chan mau masuk ke kamar mbak" itu chan, adik yang sangat ia sayangi.

Chan pasti tau kalo mbaknya ini selalu nangis setelah ditanyakan oleh masnya itu, ia tidak menguping. Hanya saja kedengaran dan itu sering terjadi.

Buru-buru reina menghapus air matanya, menenangkan hatinya sedikit lalu membukakan pintu untuk adik kecilnya itu.

"Ada perlu apa toh? Tumbenan" ucap reina

"Ga ada apa apa sebenernya mbak, tapi chan mau diskusi sama mbak perihal buku" balas chan.

"Buku? Kamu mau beli buku apa emangnya?" Tanya reina, bahkan chan jarang sekali membaca buku, ia lebih suka membuat tarian dibanding membaca.

"Buku yang genrenya romantis mbak, aku lagi jatuh cinta ehehe" cengeges chan.

"Oh adik mbak lagi kesemsem nih ceritanya? Cie" goda reina sambil mencolek dagu si bungsu.

"Ih gagitu mbak, cuma yaa chan kan pengen" rungut chan

Ah, adiknya sangatlah manis. Tapi ngomong ngomong tentang jatuh cinta, reina belum pernah merasakannya. Karena ia terlalu sibuk untuk membahagiakan dirinya, walaupun belum berhasil baginya.

"Coba kamu tanya sama mas wonwoo sana, diakan ahlinya. Lagian kalian sama sama cowo, ya jelas beda dengan mbak" saran reina

Chan hanya menangguk.

"Tapi mbak bisa bantuin aku buat ide kencan pertamaku kan?" Ucap chan dengan matanya yang berbinar binar itu, sangat lucu.

"Bisa, apapun untuk chan alaska adik tersayang mbak, akan mbak lakukan" balas reina.

"YEESS, MAKASIH MBAK" teriak chan sambil memeluk kakaknya itu.

"Iya sama sama, udah ah, mbak mau mandi, sana cepet tanya sama mas wonwoo" ucap reina

"Iya iya, mbak jangan lupa cari pacar ya ehehe" kekeh chan lalu kabur dari kamar reina.

Ya setidaknya ia akrab dengan adiknya itu, walaupun tak begitu dengan wonwoo.

Reina membaringkan badannya setelah selesai dengan urusan pribadinya itu, memikirkan perkataan chan mungkin dibenarkan oleh reina.

Ah, lelaki itu. Siapa? Wue? Wue? Wei? Ah itu lah, aku bahkan lupa, batin reina.

─── ∙ ~εïз~ ∙ ───

Maaf jun, reina melupakan namamu padahal kamu semangat banget nyebut namanya, tapi gapapa namanya manusia ckckck.

Have a nice day!

-vaiyapyu

Fabulae Exitum [Junhui]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang